Esoknya ... Nera mengerjabkan matanya dan melihat ke sekeliling. Kepala dan dadanya sama-sama berdenyut. Mati suri selama dua hari membuatnya merasa aneh, jiwanya seakan mengambang di udara, seperti seakan ia mengulangi kejadian lampau dan terus bermimpi buruk.
"GIN?!!" tanya Nera, ia melihat ke sekeliling sambil menyentuk kepalanya yang terasa begitu berat.
Tak ada jawaban, hanya keheningan. Nera melihat ke sekeliling ruangan, menyapu sudut sampai ke sudut yang lain dengan ekor matanya. Selain kasur, tiang infus, dan sebuah kursi, tak ada perabotan lainnya. Dindingnya terbuat dari beton tebal dengan sebuah pintu baja besar. Bisa dikatakan ruangan itu sangat mirip dengan penjara.
Di mana aku? Terakhir kalinya aku tertusuk belati?? Aku sudah mati bukan? pikir Nera sambil meraba-raba tubuh, mencari luka pada dadanya yang mengangga, luka itu telah menutup kembali, bahkan tanpa bekas luka sama sekali. Gadis itu kebingungan, ia bahkan sudah berpamitan pada Gin West.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com