webnovel

HALF

Jauh pada tahun 1000-an werewolflah yang merajai puncak rantai makanan, bukan manusia. Seiring dengan kemajuan teknologi, persenjataan, dan ilmu pengetahuan, manusia menggeser kekuasaan werewolf dan mulai memburu mereka. Hampir tiga per empat populasi werewolf lenyap dari muka bumi. Yang lain bersembunyi dan membaur selayaknya manusia normal pada umumnya.

Walaupun punya fisik dan kekuatan ekstra, werewolf tetap punya banyak kelemahan, makanya mereka membentuk pack. Dengan sang Alpha sebagai pemimpin mereka. Di bawah Alpha ada beta dan juga para tetuah (werewolf tua sebagai penasehat).

Ada seorang True Alpha (Alpha sejati), pemimpin terkuat yang membawahi beberapa Alpha dalam satu wilayah benua. True Alpha merupakan raja dari segala predator buas ini. Ia juga satu-satunya werewolf yang mampu merubah manusia menjadi werewolf sempurna. Saat bulan purnama tiba kekuatan werewolf akan mencapai titik puncaknya, saat itulah gigitan seorang True Alpha bisa merubah manusia menjadi serigala buas.

Pemilihan seorang True Alpha tidak hanya berdasarkan dari kekuatannya saja. Tapi juga dari sifat kepemimpinan dan kebijaksanaannya. True Alpha di benua Eropa terakhir kali terlihat pada 50 tahun yang lalu. Setelah peperangan sengit dengan beberapa penyihir dan manusia, True Alpha tak pernah terlihat kembali. Banyak Alpha mencarinya namun tak pernah menemukannya. Moon Goddess pun tak pernah menunjuk seorang True Alpha yang baru. Bisa jadi True Alpha yang lama masih hidup, dan bersembunyi di suatu tempat. Menikmati kedamian yang telah berhasil dia ciptakan.

Setiap Alpha memilih dan melatih penerusnya. Termasuk Gin, dia telah memilih anaknya Sadewa sebagai pemimpin packnya saat dia pensiun. Sadewa memenuhi semua syarat, kecuali satu. Dia hanya setengah werewolf, perubahan wujudnya tak sempurna, Sadewa belum bisa berubah menjdi seekor serigala asli. Cara satu-satunya adalah bertemu dengan mate-nya. Sadewa harus secepatnya menemukan mate agar mereka bisa berbagi kekuatan bersama. Werewolf wanita itu akan menyatu dengannya dan membangkitkan kekuatan werewolf sempurna dalam tubuh Sadewa.

(NB: tiga mode bentuk werewolf

1. Human form = wujud manusia mereka.

2. Combat form = wujud serigala dengan postur manusia, kuat dan lincah. Nakula dan Sadewa hanya sampai di wujud ini.

3. Full form = serigala besar, kuat dan penuh tenaga.)

ooooOoooo

Sadewa melamun sepanjang jalan, menikmati pemandangan kota yang tenang dan damai. Lamunannya terhenti saat seorang sopir membukakan pintu mobil untuknya. Mereka sudah sampai di depan pintu kantor dan Emily telah siap menunggunya di samping pintu masuk.

"Pagi, Tuan." sapa Emily.

"Apa saja agenda hari ini, Emily?" Sadewa berjalan memasuki lobby menuju lift pribadinya.

"Sebelum saya melaporkan agendanya, ada beberapa hal mengganggu yang terjadi baru-baru ini. Dan harus anda tahu, Tuan."

"Apa itu?"

"Ada pembantaian polisi di dalam hutan. Warga juga bilang ternak mereka sering hilang. Di makan oleh hewan buas."

....

Sadewa terdiam, mencoba tenang dan masuk ke dalam lift. Emily masih mengekor.

"Mereka bilang hewan itu berwarna hitam dengan mata menyala, dan dia seperti serigala besar yang berdiri." Lanjut Emily.

"Werewolf wujud setengah manusia?"

"Iya, dan berwarna hitam. Mungkinkah?" Emily menghentikan ucapannya.

"Menurutmu itu Nakula?" Sadewa melirik Emily.

"Bisa jadi, Tuan." Emily membukakan pintu untuk Sadewa.

Emily kaget, melihat seorang pria duduk dengan santai pada kursi kerja Sadewa, kakinya bersilang di atas meja. Ia memakai baju lengan panjang yang sedikit kedodoran, jean rapped dan sepatu boot, semuanya berwarna hitam. Rambutnya yang coklat kemerahan dan sedikit panjang di kuncir setengah ke belakang. Matanya yang berwarna coklat hazel tampak berbinar mengetahui kedatangan keduanya.

"Kenapa kau biarkan dia masuk?" Emily melirik Gerry yang berdiri diam tak jauh dari pintu masuk.

"Kaukan tahu aku tak akan bisa menang melawan dia." Gerry balas melirik Emily.

"Kenapa kau kemari, Naku?" Sadewa mendekat dan duduk di atas meja.

"Apa kau yang membunuh polisi di hutan?" Emily ikut menyahut.

"Emily!! Beraninya kau menyelaku ...!" Sadewa melirik tajam, Emily bergidik takut.

"Ck ... ck ... ck ... apa kamu lupa betapa kuatnya aku darling? Apa aku terlihat begitu lemah sekarang sampai hanya memburu sekawanan domba?" Naku menyeringai tajam ke arah Emily. Emily merasakan ketakutan yang lebih besar lagi.

"Lalu apa maumu, Naku?" Sadewa beralih kembali memandang kembarannya itu.

"Ini." Nakula melemparkan tangan berbulu dengan kuku yang tajam.

"Singkirkan itu dari sana, Garry!" Emily memandang jijik pada tangan yang penuh darah di atas meja.

"Kau tak berubah, Naku. Tetap brutal seperti biasanya." Sadewa bangkit.

"Hanya itu yang tersisa darinya." Senyum Nakula.

"Harusnya kau membiarkannya hidup untuk ditanyai." Garry ikut bicara.

"Habis dia tak sabaran ingin mengajakku bermain." Nakula bangkit berdiri dan mendekati Sadewa

"Kaukan tahu, di Australia, werewolf setengah manusia hanya kita berdua, Dewa." Nakula berhenti tepat di samping Sadewa.

"Sampai serigala ini muncul." Lanjut Sadewa.

"Betul."

"Hanya Alpha sejati yang bisa merubah manusia menjadi werewolf utuh. Dan Alpha sejati sudah hampir 50 tahun tak pernah muncul kembali."

"Kau benar. Kelihatannya dia hanya hasil percobaan buatan. Pria ini pasti seorang gelandangan." Naku melemparkan baju yang di dapatnya dari sarang werewolf buatan itu.

"Baunya amit-amit." Emily menutup hidungnya.

"Kaukan calon Alpha, jadi tolong kau urus masalah ini." Naku menepuk pundak Sadewa.

"Kau mau ke mana?

"Pulanglah," jawab Nakula.

"Kau tidak tinggal untuk bertemu, Daddy?"

"No." Nakula kembali menepuk pundak Sadewa, tubuh mereka hampir sama, Sadewa sedikit lebih kekar.

"Dia merindukanmu juga, Naku."

"Sayangnya aku tidak." Nakula tetap berjalan sambil melambaikan tangannya.

"Dia Ayahmu." Sadewa mencoba membujuk saudaranya.

"Ayah macam mana yang tega membiarkanku hidup dengan wanita j4lang itu?!" Nakula mengepalkan tangannya.

"Dia juga Ibu kita." Sadewa menghampiri Nakula.

"Kau bisa bilang begitu karena kau tak hidup bersama dengannya." Nakula berbalik.

....

"Sudahlah, aku pergi." Nakula kembali berjalan.

"Dan kau Emily ...! Ingatlah hubungan kita dulu, jangan marah-marah, nanti cepat tua." Nakula melirik sambil tersenyum genit pada Emily.

"Fuck you, Naku!!" Emily mengangkat jari tengahnya.

"Hahahaha ...! Panggil aku Black Emily. Hanya Sadewa dan Gin yang boleh memanggilku Naku." Nakula tertawa

"Baik tuan BLACK yang terhormat!!" jawab Emily ketus.

"Naku kembalilah ke pack, kau tak akan bertahan sendiri di luar sana."

"Aku punya packku sendiri," jawab Nakula.

"Sekelompok anak band?! Sekumpulan lonely wolf yang semuanya merasa seperti seorang Alpha." Emily mencerca.

"Setidaknya mereka lebih kuat di banding kalian berdua." Senyum Nakula.

"Kau!" Garry maju ke depan.

"Stop, Garry!! Kau bahkan tahu aku tak bisa mengalahkan Nakula." Sadewa menahan emosi Garry.

"Bye, Loser." Senyum Nakula senang.

— Twin's Pet —

Próximo capítulo