Lily memegang sendok di tangan kirinya dengan erat, berusaha menahan lapar di perutnya. Ya, hanya sendok yang sedang Lily pegang. Soto yang di pesannya belum datang. Soto itu akan di hidangkan begitu Intan dan Sean datang. Saat ini Lily berada di salah satu restoran soto bersama Angkasa.
Kenapa Sean dan Intan lama sekali, padahal mereka hanya menebus obat di apotek. Sial! Perut Lily rasanya sangat lapar. Angkasa yang menyadari itu menarik nampan berisi gorengan di mejanya.
"Ini Ly, ganjel aja perutmu kalau lapar." Lily tersenyum lebar, Angkasa memang tahu saja kebutuhan perutnya. Tanpa ragu Lily meraih satu perkedel di sana dan melahapnya dengan cepat. Namun tiba-tiba Lily teringat akan hutangnya.
"Ini nanti masuk tagihan di kontrak enggak Sa?"
Angkasa terkekeh melihat raut ketakutan dari Lily. "Enggak, makan aja. Kali ini aku traktir."
"Kesambet?" Tanya Lily yang membuat Angkasa melongo. Pasalnya Angkasa mencoba untuk baik hati di sini, tapi Lily malah mengatainya kesambet?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com