Perlahan-lahan Justin menarik nafasnya dengan dalam dan menghembuskannya, ia mengulanginya terus menerus sambil mengontrol emosinya.
"Hihihi, tarik buang tarik buang hihihi."
Tak tahan dengan bisikan-bisikan yang di dengarnya, Justin mengambil sebuah botol yang berisikan liquid bening. Ia membuka tutup dari botol tersebut yang berbentuk salib dan memercikkan air suci tersebut ke sekeliling tempat tidur, didepan pintu dan ketembok kamarnya. Setelah selesai, ia kembali ke tempat tidurnya dan berdoa agar tidak mendengar suara-suara itu lagi dan ia kembali tidur.
Semakin malam semakin lelap dan Justin tenggelam ke dalam dunia mimpi yang sangat indah. Semakin ia tenggelam dalam mimpinya dan melupakan kepenatan di kehidupan nyatanya. tidak terasa mentari pagi sudah menyiram bumi dengan sinarnya yang begitu indah.
TOK!
TOK!
TOK!
"YA! BANGUN KAU JUSTIN!"
Terdengar nyaring suara seseorang yang berteriak sambil menggedor-gedor brutal pintu kamarnya membuat Justin terkejut dan segera bangun hendak memarahi orang yang kurang kerjaan tersebut.
"Hais! YA! Kenapa teriak-teri..." Justin merendahkan suaranya saat tahu yang membuat keributan itu adalah Mike.
"Apa?! Apa?! Kau mau marah hah?! CEPAT MANDI!" Mike meninggikan suaranya dan menujuk ke arah kamar mandi.
Tanpa berbicara Justin berlari masuk kedalam kamar mandi sebelum ia kena lempar sepatu yang tadi dipegang oleh Mike.
"Dasar kebo, ini sudah jam berapa dan kau masih tidur. Mana kamarmu berantakan." Mike mengomel sambil membersihkan kasur Justin.
Sepanjang membersihkan kamar Justin, tidak berhenti Mike mengomel sambil menyapu dan mengambil bungkus-bungkus makanan ringan yang berserakan. Dalam sekejap mata kamar Justin yang berantakan menjadi bersih dan buku-bukunya tertata dengan rapi.
KREEKKK!
Pintu kamar mandi terbuka dan Justin keluar masih menggunakan baju handuk sambil mengeringkan rambutnya.
"Wooaa, kamarku bersih sekali." Justin takjub melihat kamarnya sudah bersih dan rapi.
"Ya tentu saja, aku yang memberihkannya dan cepatlah pakai baju kita sudah telat Justin Rossler." Mike keluar dari kamar Justin dan menunggunya di teras.
10 menit kemudian
Justin keluar dan menyamperin Mike, kali ini Justin memakai setelan kemeja liris-liris berwarna biru lengan pendek dan memakai jeans berwarna serupa, begitu juga dengan sepatunya.
"Kak Mike, ayo sudah selesai. Yang bawa sepeda motor kakak atau aku ?"
"Widihh, ada angin apa nih serba biru aja pakaianmu." Mike naik ke sepeda motornya dan menyalakan sepeda motor metic kesayangannya itu.
"Gak ada, hanya mau ikutan aja. Kakakkan serba merah ya aku serba biru." Justin naik ke sepda motor Mike dan ikut memakai helmnya.
"Halah, alasan aja alien." Mike tertawa dan melajukan sepedan motornya tiba-tiba membuat Justin kaget dan otomatis memeluk Mike.
"YAK! HAMPIR AKU JATUH !" Justin mengetok helm Mike.
"Hahaha, tapi kau tidak jatuhkan ? Makanya pegangan yang kuat kita sudah hampir terlambat." Mike menguatkan suaranya karena dijalan suara teralu bising.
Justin memegang erat Mike karena si pemilik sepeda motor sedang menjad pembalap dadakan, 30 menit setelah memacu sepeda motornya dengan kencang, mereka sampai diparkiran kampus. Setelah Mike memarkirkan sepeda motornya, mereka berdua segera berlari menuju ruangan A37 yaitu gedung A lantai 3 ruang 37.
BRAK!
Mike membuka pintu dengan kasar, "Pagii...loh ? Kok kosong ?" Mike celingukan.
Justin segara membuka handphonenya dan mengecek group kelas merek.
"Hais! Kaakk..." Justin teriak frustasi, "Lihat ini, ternyata hari ini gak ada kelas. Jadi bagaimana ? sayang sekali kalau pulang, aku sudah rapi." Justin menggaruk kepalanya.
"Pagiii...loh, belum pada datang ?" Vera yang juga baru datang bingung karena baru Justin dan Mike yang ada.
"Gak masuk Ver, tadi Justin baru liat pengumuman." Mike duduk dengan santai di lantai sambil memainkan game di handphonya.
"Bagaimana kita ke mall saja ? Jalan-jalan, kakak mau kan ?" Tanya Vera dengan antusias kepada Justin dan Mike.
"Ah,itu juga gapapa ayo aja." Justin mengelus kepala Vera dan tersenyum.
Mike yang melihat adengan langkah itu segera memfotonya secara diam-diam dan langsung menyebarkannya ke akun gosip yang dia kelola dikampus. Segara ia mengupload foto itu dan membubuhkan tulisan seperti seorang makcomblang. "Guys, Justin sepertinya sudah jadian dengan Vera, lihat difoto pandangan Justin begitu lembut sambil mengelus kepala Vera, tatapan mereka seakan meniratkan suatu hal. Menurutku sepertinya mereka sudah jadian deh guys." Setelahnya langsung Mike mengklik tulisan kirim.
"Ayok aku juga mau ke Mall mau shopping udah lama nih gak ada temen. Bentar aku pesan mobil online."
"Bentar, aku saja Kak Mike lagi dapet diskon." Dengan bangga Vera menunjukkan kode promosi yang masih dapat dipakai 5 kali lagi.
"Wooaa, ayo cepat pesan." Mike mendekat ke Vera dan membicarakan mengenai fasion.
Justin
Aku menghela nafas saat melihat Kak Mike dengan cekatan mendekati Vera saat ditujukkan kode voucher untuk naik mobil online, perasaanku entah kenapa sedikit cemburu melihatnya. Apalagi mereka tertawa dan membahas tentang fasion, apa aku harus belajar fasion supaya dapat dekat dengannya ? Aku mendecak kesal karena yang aku dengar hanya bahasan pakaian saja yang dibicarakan mereka berdua.
"Em, Vera sepertinya mobil onlinenya sudah datang. Kak Mike sebaiknya coba periksa kebawah jika sudah, telepon aku ya." Aku mendorong Mike agar keluar dari kelas.
Setelah Mike keluar aku mengejeknya, aku menarik dua kuris ke depan pintu kelas dan ngobrol dengan Vera, hal ini kulakukan agar tidak terjadi fitnah karena satu pria dan satu wanita berada di satu ruangan. Baru kali ini aku melihat Vera dengan teliti, dia merupakan seorang yang periang dan mudah tertawa, dia juga orang yang senang bercanda. Masih kami berbicara sambil tertawa, handphoneku berbunyi menandakan pesan masuk.
"Ah, Vera, ayo kebawah mobil onlinenya beneran sudah datang, Mike hyung sudah sms." Aku berdiri di ikuti Vera, aku kembali mendorong kedua kursi masuk kedalam kelas dan menutup pintu.
Kami berjalan bersebelahan, tetapi ada yang aneh. Setiap kami melewati kerumunan anak-anak di depan kelas pasti mereka berbisik-bisik sambil melihat kami, sesekali ada diantara mahasiswi yang berjingkat-jingkat menunjukkan ekspresi gemas. Aku menarik Vera agar lebih cepat kami turun.
----------------------
Saat Justin melihat ada sesuau yang berbeda, ia meminta Vera lebih cepat berjalan dan menariknya. Justin terlalu kuat menarik Vera saat menuruni tangga hingga kakinya terpeleset.
"KAAKK JUSTIN." Vera berteriak karena kehilangan keseimbangan saat menuruni tangga.
Dengan refleks Justin menangkap dan memeluk Vera sama seperti adegan di film-film romantis saat pasangannya hampir jatuh dan menagkapnya. Wajah mereka begitu dekat. Seketika juga mahisiswa dan mahasiswi di lantai tiga dan dua heboh dan berteriak histeris melihat ke mesraan mereka, ada juga yang langsung heboh memfoto dan memvideokan adegan mesra tersebut.
Dengan cepat Justin mengubah posisi dirinya dan Vera, mereka langsung berlari kembali untuk turun dan menjumpai Mike yang menunggu dari sedari tadi di depan gerbang kampus teapat disamping mobil online pesanan mereka.