webnovel

Sulit Berujar

Kami melakukan salat malam tanpa banyak bicara. Setelah tadi Hamzah membangunkanku untuk salat, aku tak banyak mengajaknya berbicara sampai aku dan dia mengakhiri salat ini dengan doa.

Mukena yang masih terbalut menutupi tubuhku, dengan sengaja aku tak membukanya.

Aku duduk di tepi kasur kemudian berbaring lagi sambil menunggu azan subuh.

Tentunya Hamzah keheranan sekali karena melihat gelagatku yang aneh setelah habis pulang dari lobi hotel kemarin malam.

Aku memilih diam daripada harus mengutarakan semuanya.

Aku tak mau Hamzah mendengar ataupun tahu tentang permasalahan ini.

Biar aku saja yang memendam semuanya. Kalau bisa.

"Rein?" Kudengar dia menghampiriku kemudian duduk tepat sekali di depanku. "Aku tahu kamu tak tidur dan berusaha untuk mengelak agar aku tak menanyakanmu."

Aku diam dan memilih tak menjawabnya.

"Buka matamu, Rein. Aku mohon jangan diamkan aku seperti ini."

Karena tak tega, aku kemudian membuka mata lantas duduk.

"Sekarang coba ka-"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com

Próximo capítulo