webnovel

TWO

Dua mobil fan nampak memasuki kawasan sebuah rumah yang nampak begitu megah dari luar. Halamannya yang juga begitu luas ditumbuhi tanaman-tanaman dan pepohonan. Mobil berhenti tepat di depan pintu rumah

Beberapa orang keluar dari mobil dengan mengenakan masker dan juga topi. Mereka nampak memandangi rumah itu dan seakan takjub melihatnya. Rumah mewah yang dirancang modern

"Apa kita langsung masuk saja?"

"Tidak sopan seperti itu"

"Manajer memberikan kita sebuah kode jadi pasti meminta kita untuk langsung masuk saja"

"E90R1" Baru saja seseorang diantara mereka ingin mengetuk pintu namun pintu sudah terbuka lebar

"Canggih sekali rumah ini"

Mereka menelitik seluruh rumah itu. Mereka sudah biasa melihat rumah bertingkat seperti istana namun ini pertama kalinya mereka melihat rumah bertingkat dengan teknologi canggih di dalamnya. Rumah itu seperti sebuah rumah yang ada di masa depan

"Siapa kalian?" Sebuah suara mengalihkan fokus mereka. Mereka nampak terkejut melihat dua orang pemuda tengah menatap ke arah mereka. Sepertinya mereka berdua adalah pemilik rumah. Mereka bukan terkejut karena ketahuan tetapi terkejut karena wajah mereka. Entah apa yang salah dengan wajah Jongin dan Yixing hingga kesembilan pemuda misterius itu menatap mereka tanpa mengalihkan pandangan

"Kami..."

"Siapa yang datang Jong? Apa kita kedatangan tamu?" Minseok muncul disusul dengan yang lainnya dan hal itu membuat pemuda-pemuda misterius itu semakin terkejut

"Entahlah. Sepertinya tamu tak diundang" Jongin menatap mereka dengan wajah datarnya

"Benarkah? Bagaimana bisa mereka masuk?" Sehun tersenyum sinis dan membuat pusaran angin di tangannya membuat mereka membelalakkan mata

"Jangan terlalu gegabah Sehun. Jangan sampai kau menyakiti mereka jika tidak ingin mendapat hukuman"

"Ah benar" Pusaran angin di tangan Sehun seketika menghilang

Minseok, Baekhyun, Jongin, Jongdae, Chanyeol, Kyungsoo, Junmyeon, Yixing dan Sehun menatap tajam ke arah mereka. Suasana disekitar mereka berubah menjadi mencekam

Jongdae melangkahkan kakinya mendekati salah satunya dan membuka paksa masker dan topinya. Jongdae hanya tersenyum  memandang wajah pemuda itu. Namun bukan sebuah senyuman manis yang ditunjukkan oleh Jongdae lebih tepatnya tersenyum sinis

"Ternyata mereka" Jongdae berbalik dan berjalan menuju ruang latihan mereka

"Yak, Jongdae. Kenapa kau malah masuk ke ruang latihan?" Baekhyun berteriak memanggil Jongdae

"Biarkan mereka berbincang dengan Junmyeon hyung. Junmyeon hyung dan Minseok hyung yang akan menanganinya"

"Jongdae benar. Biar aku dan Minseok hyung yang menangani mereka.  Kalian lanjutkan latihan. Kyungsoo dan Yixing, kalian yang menghandle latihan" Mereka pun mengangguk menanggapinya ucapan Junmyeon dan melakukan apa yang diperintahkan Junmyeon

"Music play volume up" Baekhyun tersenyum sinis sebelum masuk ke dalam ruang latihan. Junmyeon dan Minseok yang melihat kelakuan Baekhyun itu hanya bisa geleng-geleng kepala tidak habis pikir. Baekhyun menyetel musik dengan volume yang bisa merusak gendang telinga

"Music off" Musik pun berhenti

Junmyeon dan Minseok mengajak mereka untuk duduk di ruang tamu. Junmyeon menatap mereka satu per satu menunggu tanggapan dari mereka. Sama halnya dengan Junmyeon, Minseok melakukan hal yang sama. Minseok menatap mereka tanpa eksresi membuat mereka sedikit gugup. Junmyeon yang menyadari hal itu menghela nafas kasar. Junmyeon menjentikkan jarinya memunculkan beberapa botol minuman di meja

"Minumlah" Mereka pun mengambil minuman itu dan meminumnya. Namun sebelumnya mereka membuka masker dan topinya. Bukannya terkejut dengan apa yang dilihatnya, Junmyeon dan Minseok bahkan tidak menampilkan ekspresi apapun. Dua diantara mereka begitu mirip dengan Junmyeon dan Minseok. Mereka sudah tidak terkejut lagi apalagi salah satunya juga tadi begitu mirip dengan Sehun

"Apa yang membuat kalian datang kemari?"

"Kami juga tidak tahu. Kami hanya diminta oleh kakek kami untuk kemari. Katanya selama kami hiatus kami harus tetap berada disini"

Sebuah layar muncul menampilkan Yifan yang begitu sibuk dengan dokumen-dokumen di depannya. Junmyeon dan Minseok hanya mendengus melihatnya

"Kenapa kau yang malah muncul Yifan"

"Ah, aku lupa memberitahu kalian. Jika misi kalian kali ini ada berhubungan dengan idola"

"Maksud gege, mereka" Junmyeon menunjuk ke arah mereka membuat Yifan mengangguk kecil

"Apa yang harus kami lakukan?"

"Kalian akan tahu pada akhirnya"

"Berhenti membuat teka-teki ge"

"Hai Minseok hyung, Junmyeon" Luhan tiba-tiba muncul di samping Yifan membuat Yifan mendengus

"Kalian sedang bersama?"

"Tentu saja, jika berhubungan dengan misi kami itu selalu bersama"

"Berarti Tao ada disana"

"Tidak. Dia menghilang entah kemana sedari tadi. Misi kalian kali ini itu berhubungan dengan idol dan mungkin mereka sudah tiba disana"

"Yifan sudah sudah mengatakan hal itu tadi dan juga mereka sudah disini Luhan"

"Benarkah? Baguslah. Misinya mungkin lebih mudah dari sebelumnya. Kalian hanya perlu melindungi mereka dari professor Jang Geun dan professor Min Hyun"

"Aku sudah mengatakannya. Kalian akan tahu pada akhirnya dan Luhan yang memberitahu"

"Mereka rupanya. Sudah lama kami mengincar mereka. Kami sudah tahu apa yang telah mereka lakukan. Mereka mengincar para idol untuk dijadikan sample dalam bahan percobaannya"

"Aku harap kalian bisa menangkap mereka. Mereka mungkin bisa mengelak dari hukum namun tidak bisa mengelak dari kalian"

"Dengan senang hati. Mereka ternyata mulai terang-terangan. Tenang saja, pastikan ada tempat untuk mereka di penjara Oasis" Minseok berucap dengan nada yang begitu dingin dan terlihat begitu menyeramkan

"Misi dimulai" Selepas Luhan mengatakan hal itu, layar menghilang. Kode biru berbunyi menandakan misi mereka mulai hari ini

Kyungsoo, Yixing, Baekhyun, Jongdae, Sehun, Jongin dan Chanyeol yang mendengar kode itu segera keluar dari ruang latihan dan menghampiri Minseok dan Junmyeon. Mereka sebenarnya mendengar pembicaraan Minseok dan Junmyeon sedari tadi karena Junmyeon dengan sengaja menghubungkan akses ruang tamu dengan ruang latihan agar mereka tahu apa yang Luhan jelaskan

"Mohon maaf sebelumnya tapi kami belum mengetahui tentang kalian" Seorang pemuda memandang mereka semua yang telah berkumpul . pemuda itu memandang mereka bergantian menunggu tanggapan mereka. Sedari tadi mereka hanya sibuk berbincang tanpa memperkenalkan diri

"Kalian ingin tahu siapa kami?"

"Iya"

"Baiklah kalau itu mau kalian. Lagipula kita akan bersama untuk sementara waktu jadi kalian perlu tahu beberapa hal di rumah ini"

"Kami adalah EXO. Jangan terkejut, kita mungkin mirip namun nyatanya kita berbeda. Kami adalah seorang agen rahasia yang bekerja untuk melindungi orang-orang. Kami bekerja dengan kekuatan masing-masing dan dengan fasilitas teknologi yang canggih"

"Aku pernah mendengar tentang hal itu. Aku mengira itu hanya sebuah rumor dan tidak nyata"

"Mungkin sebagian orang menganggap kami tidak nyata dan tidak percaya dengan keberadaan kami. Tapi yang jelasnya kami itu nyata" Sehun dengan dinginnya mengatakan hal itu dan menatap mereka tanpa ekspresi sama sekali

"Aku Kim Junmyeon, sang leader dan sang water. Aku yang memimpin misi untuk melindungi kalian dan menangkap mereka yang ingin menjadikan kalian sampel"

"Aku Kim Minseok,sang frozt"

"Biar kutebak dia Zhang Yixing, Byun Baekhyun, Kim Jongdae, Park Chanyeol, Kim Jongin dan Oh Sehun. Bahkan nama kita sama"

"Walau nama kita sama, aku tidak ingin dipanggil dengan nama yang sama. Sejak dulu aku sudah dipanggil dengan nama Kyungsoo, jadi jangan membuat bingung dengan memanggil nama yang sama" Kyungsoo memandang mereka sambil bersedekap dada

"Aku setuju dengan Kyungsoo. Aku juga tidak ingin dipanggil dengan nama yang sama" Baekhyun membenarkan ucapan Kyungsoo

"Tenang saja, beberapa dari kami memiliki nama panggung. Dia Do, Kai, Lay, Chen, Xiumin hyung dan aku Suho. Untuk Chanyeol, Baekhyun dan Sehun aku masih memikirkannya"

"Jangan memanggil mereka dengan nama yang sama di depanku. Aku tidak menyukai hal itu" Chanyeol memandang mereka dengan tatapan tajam nan menusuk yang membuat mereka seketika sedikit menjauh. Mereka belum terbiasa dengan situasi seperti itu

"Jangan menakuti mereka Chanyeol"

"Sorry, refleks"

"Chanyeol memang ingin menakuti mereka hyung. Dia terlalu dendam karena kepopulerannya dikalahkan oleh mereka"

"Kau mau kubakar Jongin"

"Aku takut" Bukannya takut Jongin malah mengejek Chanyeol membuat Chanyeol mendengus. Jongin tersenyum penuh kemenangan akan hal itu karena Chanyeol tidak bisa membalasnya

"Kalian terlalu lama berpikir. Panggil saja dia Yeol, Hyun dan Hun. Walau diambil dari nama mereka sebagian namun tidak masalah. Setidaknya tidak terlalu sama"

"Tapi...."

"Baiklah, tidak masalah" Suho segera menanggapi ucapan Minseok sebelum Hyun yang sepertinya ingin mengajukan protes. Bisa panjang masalahnya jika Hyun mengajukan protes karena Suho melihat pemuda-pemuda di depannya bukanlah orang biasa. Auranya sungguh menyeramkan. Bahkan mereka hanya memandang dengan tatapan biasa tapi masih menyeramkan

"Kalian diperbolehkan tinggal disini tetapi ingat kalian tidak bisa seenaknya disini. Kamar kalian ada di lantai dua dan kalian bebas melakukan apapun disitu. Kalian mau ribut atau mau mengacak-acak kamar,aku tidak peduli. Tetapi di lantai satu ini kalian tidak bisa dibebaskan melakukan apapun, terutama untuk semua ruangan dan kamar yang ada. Aku tidak melarang kalian untuk kemari hanya kalian tidak boleh seenaknya di lantai satu sama seperti di lantai dua. Di lantai dua semuanya juga sudah lengkap jadi tidak ada alasan kalian untuk mengganggu kami di sini. Mengerti. Jongdae kau bisa mengantar mereka ke lantai dua" Jongdae mangangguk kecil menanggapi ucapan Minseok.

Jongdae berjalan menuju salah satu lift miliknya. Jongdae mempersilahkan mereka masuk baru dirinya yang masuk. Lift di rumah itu cukup luas jadi memuat banyak orang. Di rumah itu ada empat buah lift yang terletak di masing-masing sudut. Lift itu memang khusus dirancang untuk banyak orang karena sewaktu-waktu rumah mereka dijadikan tempat pertemuan para peneliti dan tentu saja. Biasanya lantai tiga yang dijadikan tempat pertemuan karena lantai itu khusus dibuat sebagai tempat pertemuan. Rumah itu memiliki empat lantai namun mereka lebih menyukai di lantai dasar. Lantai dua sama halnya dengan lantai satu yang berbeda hanya di lantai dua tidak ada ruangan latihan dan ruangan khusus yang tempat alat-alat dan perlengkapan mereka, hanya ada dua ruangan kosong yang bisa dimodifikasi sesuai dengan keinginan. Di lantai satu juga sebenarnya ada ruangan seperti itu, hanya saja ada satu. Tetapi jika diperhatikan di lantai satu sangat lengkap dibandingkan lantai yang lainnya bahkan di lantai satu ada ruang kontrol yang mengakses seluruh sistem di rumah itu

"Katakan apa yang mengganggu pikiran kau" Jongdae yang terlalu menyadari sekitarnya itu mulai angkat bicara. Sebagai agen rahasia yang dituntut untuk peka terhadap sekitarnya, Jongdae menyadari sekitarnya. Jongdae tahu jika mereka sedang melirik kepadanya dan sepertinya hendak menanyakan sesuatu

"Aku ingin tahu tentang rumah ini"

"Rumah ini bertingkat empat. Lantai satu dan dua sama, memiliki ruangan dan beberapa kamar. Untuk lantai tiga itu kosong dan biasanya dijadikan sebagai tempat pertemuan. Jika kalian naik ke lantai tiga dan menemukan hanya ruangan kosong dan itu memang benar. Namun itu bisa dimodifikasi saat ingin melakukan pertemuan. Rumah ini semuanya berbasis teknologi hanya saja belum bisa untuk memasak sendiri jadi kalian harus memasak  sendiri untuk makan. Mengenai bahan makanan kalian tenang saja,ada Yixing ge dan Kyungsoo yang akan berbelanja setiap bulannya. Di lantai empat itu mungkin bisa dibilang sebagai laboratorium yang tidak bisa kalian masuki. Jadi hanya di lantai satu dan dua ini kalian dibebaskan. Walau kalian dibebaskan kalian tetap tidak bisa melakukan apapun semaunya"

"Kalian bebas memilih kamar disini. Kalin bebas memodifikasi kamar kalian sesuai keinginan kalian"

Jongdae masuk ke dalam salah satu kamar diikuti oleh mereka. Jongdae mengedarkan pandangannya menelitik seluruh isi kamar

"Siapa yang ingin di kamar ini?" Jongdae menatap mereka satu per satu menunggu tanggapan mereka

"Aku saja" Do mengajukan diri

"Kamar apa yang kau inginkan?"

"Aku hanya menginginkan sebuah kamar sederhana dengan rak buku di dalamnya"

Jongdae menjentikkan jarinya dan dalam sekejap kamar itu berubah baik dalan hal tata letak, suasana maupun dekorasinya

"Kalian bisa melakukan hal itu juga namun harus menunggu sampai besok. Yixing ge masih perlu mengakses data kalian untuk bisa mengakses rumah ini. Besok pagi, Yixing akan menunggu kalian di bawah"

"Selamat malam" Jongdae menghentikan langkahnya mendengar ucapan Hyun. Jongdae berbalik dan menatap mereka semua. Jongdae hanya bergumam dan tersenyum tipis sebelum turun ke bawah

"Aku mengira dia akan marah. Jantungku hampir lepas" Hyun menghela nafas kasar setelah Jongdae turun dan tak terlihat lagi dalam pandangannya

"Salah kau sendiri Hyun. Sudah tahu mereka bagaimana kau dengan lancangnya mengatakan hal seperti itu" Yeol terkekeh melihat Hyun sepanik itu

"Hah, aku masih belum terbiasa dengan nama itu"

"Mau tak mau kau harus terbiasa karena mulai saat ini kita akan tinggal di rumah ini dan bertemu mereka setiap hari. Mungkin juga setiap saat"

"Seharusnya aku sudah terbiasa akan hal itu. Aku tidak menyangka akan tinggal serumah dengan kembaran"

"Menurutku mereka tidak semenyeramkan itu. Buktinya tadi aku sempat melihat dia tersenyum dan tidak marah kepada Hyun"

"Bisa kalian keluar dari kamarku? Aku ingin beristirahat" Do yang sedari tadi hanya diam mulai angkat bicara

"Iyaiya, kami keluar" Hyun berceloteh  dan mendengus sebal karena Do mengusirnya dari kamar

"Selamat malam Do"

"Selamat malam hyung"

Malam semakin larut namun Sehun  nampak masih terjaga. Sehun duduk menyeruput cokelat panasnya di halaman belakang rumah. Sehun memandang langit yang bertabur bintang sambil sesekali menyeruput cokelat panasnya. Biasanya jika Sehun kelelahan maka dia akan cepat tidur tetapi entah kenapa malam itu dia tidak bisa tidur

Telinga Sehun tiba-tiba menangkap sebuah suara dari arah pepohonan yang tak jauh darinya. Sehun dengan sigap waspada dan mengeluarkan pusaran angin dari tangannya. Sehun mengendap-endap tanpa suara dan mengarahkan anginnya pada belakang pepohonan itu

"Aduh"

Sehun menjentikkan jarinya membuat lampu-lampu di halaman belakang menyala. Sehun menuju sumber suara dan melihat dua orang pemuda tengah meringis menahan sakit. Sehun hanya bisa menghela nafas kasar melihatnya

Próximo capítulo