webnovel

Ch.24: The Car

Hai semuanya, met malmingan ya. 💜

Gomawo buat 11k views dan votes yang udah kalian berikan.🤧

Semoga malam kalian pada menyenangkan ya. 😉

Sebelum baca, seperti biasa jangan lupa untuk memvote, comment serta share kalo kalian suka cerita ini.

Enjoyed. 😁

🦁

🦁

🦁

"TAEHYUNG-AH KAMI DATANG!! APA KAU BAIK-BAIK SAJA?" teriak 2 orang tiba-tiba, membuat Seokjin juga Taehyung terlonjak di tempat mereka masing-masing.

"Kamjagiya!" seru Seokjin tertahan, sembari mengelus dadanya.

"Daniel-ah, Youngjae-ah!!" sebut Taehyung, sembari berusaha menenangkan degup jantungnya yang kaget.

Sementara 2 orang tadi, segera saja berlari ke arah Taehyung dan menerjang anak tersebut untuk masuk dalam dekapan mereka.

"Taehyung-ah kami khawatir sekali. Maafkan kami eum karena kami baru mengetahui jika kau ada di sini," suara Daniel juga Youngjae, sembari memeluk Taehyung erat.

"Mm Jae, Daniel, bi--bisa le---lepaskan aku dulu? Ka---Kalian membuatku sesak," pinta Taehyung dengan nafas tersendat.

"Oh astaga-astaga, maafkan kami!" kata Daniel dan Youngjae, lalu secara kompak segera melepaskan pelukan mereka.

"Huh, aku bisa bernafas dengan normal sekarang," lega Taehyung.

"Mm Taehyung-ah, kau sebenarnya sakit apa? Kenapa kau sampai bisa berada di UKS ini seharian?" tanya Daniel kemudian, setelah dirasanya nafas Taehyung kembali normal.

"Juga Taehyung-ah, ada apa dengan dahimu? Kenapa memar begitu!!" tanya Youngjae pula.

"Akan kujawab. Tapi satu-satu eum?" pinta Taehyung, seketika mendapat persetujuan dari keduanya.

Tapi saat ia baru saja akan membuka bibirnya, seseorang pun kembali muncul.

"TAETAE-HYUNG ... AKU DATANG!!" pekik orang tersebut, yang tak lain adalah Bam Bam. Sementara Joshua menyusul di belakangnya.

"Oh, hai Bam ... hai Joshua-ya!" lambai Taehyung dengan kikuk.

Sementara Bam Bam dan Joshua kinipun telah ikut pula mendekati Taehyung untuk bergabung dengan lainnya.

"Kami mengkhawatirkan mu seharian ini Tae. Dan aku tak menyangka, ternyata kau justru berada di ruangan ini seharian. Kenapa tidak memberitahukan kami?" ujar Joshua begitu telah dekat.

"Iya Tae-hyung. Tae-hyung bahkan tidak bergabung bersama kami sewaktu jam istirahat tadi," tambah Bam Bam pula.

"EHM ... EHM!" dehem seseorang tiba-tiba, yang tak lain adalah Seokjin karena merasa sedari tadi telah di abaikan.

"Kamjagiya, ternyata ada orang lain di sini!!" seru Youngjae panik, karena posisinya paling dekat dengan Seokjin.

"Nu-Nuguseyo??" tanya Daniel dan Joshua yang bingung. Begitu pula dengan Bam Bam yang telah duduk di dekat Taehyung.

"Annyong, halo anak-anak?" sapa Seokjin ramah, sembari menampilkan senyum lebarnya.

"Tae-hyung, siapa Ahjussi ini?" bisik Bam Bam pada Taehyung di dekatnya.

"Hei, aku bukan Ahjussi ya! Aku masih muda. Panggil aku Hyung," protes Seokjin yang mendengar.

"Huh?" respon Joshua, Daniel, juga Youngjae yang bingung.

"Mm teman-teman, perkenalkan, dia ... emm, maksudku Hyung yang sekarang berdiri di hadapan kalian adalah Seokjin uisa-nim. Dia adalah Uisa penjaga ruang kesehatan yang sudah merawatku seharian ini," buru-buru Taehyung menjelaskan.

"Astaga!" panik ke-4 nya.

"Annyonghaseyo Seokjin uisanim. Perkenalkan kami berempat adalah sahabat dekat Taehyung. Maafkan kami yang tidak melihat keberadaan anda tadi," buru-buru ke-4 orang tersebut membungkukkan tubuh mereka dan menyapa Seokjin.

"Hahaha ... bukan masalah besar. Tidak apa-apa, tidak apa-apa," kekeh Seokjin.

"Juga Uisa-nim, terimakasih sudah merawat sahabat kami. Anda baik sekali," lanjut ke-4 nya.

"Ya ya, aku memang baik. Bukan masalah besar," sahut Seokjin sembari tetap tertawa.

Jeesh, Hyung ini benar-benar! umpat Taehyung dalam hati.

"Mm Hyung-nim, jika kami boleh tau, Taehyung sebenarnya sakit apa ya? Kenapa dia seharian ini berada di ruang kesehatan?" tanya Daniel kemudian.

"Aa, dia sedikit demam tinggi," sahut Seokjin.

"Tapi jangan khawatir, demamnya sudah turun sekarang," lanjut Seokjin dengan cepat, ketika dilihatnya ke-4 teman Taehyung tampak cemas.

"Oh, syukurlah jika begitu," lega Joshua, sebagai perwakilan dari teman-temannya.

"Mm lalu, bagaimana dengan dahinya? Dari mana ia mendapatkan memar itu?" tanya Youngjae yang penasaran.

Sementara Joshua dan Bam Bam yang memang masih belum sempat melihat, keduanyapun buru-buru memeriksa dahi Taehyung.

"Ya tuhan Hyung, kenapa dahimu bisa memar begini?" khawatir Bam Bam seketika.

"Apa masih terasa sakit Tae?" ujar Joshua pula.

"Kalian berdua tenanglah, aku sudah tidak apa-apa. Lagipula memar ini kudapatkan kerena kecerobohanku sendiri. Aku terbentur meja," buru-buru Taehyung menjelaskan.

"Astaga Tae, kau ini ceroboh sekali sih!" kesal Daniel juga Youngjae yang mendengar.

"Hehe, mian. Aku terlalu asyik melamun tadi pagi," sahut Taehyung seraya terkekeh pelan.

"Ya ampun Hyung, memangnya Hyung melamunkan apa sih hingga terbentur begitu?" tanya Bam Bam yang penasaran.

"Eii, jangan bilang kau melamunkan yang tidak-tidak Tae!! Ayo mengaku?" serang Daniel dengan cepat.

"Waaa ... aku tak menyangka kau akan seperti itu Tae. Atau jangan-jangan kau terpengaruh Daniel?" curiga Youngjae.

"Yak, kenapa tiba-tiba menyangkut pautkan aku?" marah Daniel yang tak terima.

"Kurasa Jae Hyung benar. Kan Daniel Hyung mesum," suara Bam Bam yang setuju.

"Hei, memangnya apa alasan kalian mengatai aku mesum? Aku kan tidak suka berbuat yang macam-macam," sanggah Daniel membela dirinya.

"Mm teman-teman, kurasa ada baiknya kita pulang sekarang!" suara Taehyung di tengah-tengah konflik ketiganya.

"Oh ya, lalu katakan padaku tentang koleksi majalah dewasa yang kutemukan di bawah tempat tidurmu! Apa itu tidak macam-macam dan mesum namanya?" tantang Youngjae.

"Benar! Lalu bagaimana dengan virus-virus yang sering menyerang laptop kita di rumah? Bukankah itu karena Daniel Hyung yang terus mengunjungi situs terlarang?" tambah Bam Bam pula.

"Astaga kalian berdua!" ujar Daniel speechles.

"Tidak hanya itu! Katakan juga untuk alasan apa kau mengoleksi foto wanita-wanita cantik di HPmu eum? Untuk apa?" lanjut Youngjae.

"Hei kalian bertiga, kenapa jadi ribut begini sih!" suara Joshua yang berusaha melerai. Sementara ketiga orang temannya itu, kembali melanjutkan percekcokan mereka dengan Taehyung yang terjepit di tengahnya. Tak sadar, bahwa mereka melupakan keberadaan seokjin yang sedari tadi masih tak beranjak di tempatnya.

"Hmm, menyenangkan sekali ya jika masih berada di zaman saat masa-masa SMA!" gumam Seokjin, seraya menyaksikan ke-5 orang siswa di depannya bertengkar.

"Hahaha, mesum ya? Aku jadi teringat seseorang," monolog Seokjin.

🌺

🌺

🌺

🌺

🌺

"Hyungnim sekali lagi kami mengucapkan terimakasih banyak! Terimakasih sudah merawat sahabat kami Taehyung," suara 4 orang laki-laki yang kini tengah membungkukkan badanya di depan Seokjin.

"Mm ya Jin hyung, terimakasih!" kata Taehyung pula yang berdiri tak jauh dari ke-4 nya.

"Ya sama-sama, tak perlu merasa sungkan," balas Seokjin yang entah kenapa kali ini cukup normal menurut Taehyung.

"Mm Hyung-nim, maafkan juga tadi karena kami bertiga begitu ribut. Hyung pasti merasa terganggu sekali tadi," sesal Daniel sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ya Hyung-nim, kami sangat menyesal. Kami bahkan lupa jika Hyung masih berada di sana," suara Youngjae pula.

"Maafkan aku!" cicit Bam Bam pelan tak mau ketinggalan.

"Ahaha ... kwenchana. Aku justru suka. Kalian mengingatkanku pada kenangan lama," kekeh Seokjin, membuat ketiganya seketika lega.

"Mm Hyung-nim, kami rasa sudah saatnya kami pulang sekarang. Semoga anda selamat di perjalanan nanti. Dan sampai jumpa besok," suara Joshua kali ini, sekaligus mengingatkan teman-temannya bahwa mereka harus segera kembali jika tak ingin ketinggalan bus.

"Kami pamit ya Hyung-nim. Sampai jumpa besok," suara Daniel, Youngjae, juga Bam Bam kemudian.

"Sampai besok Jin Hyung!" ikut Taehyung pula.

"Ya ya, sampai besok. Duluanlah, aku masih harus mengunci ruangan ini dulu," sahut Seokjin.

Setelahnya, ke-5 orang tersebutpun mulai beranjak dari tempat mereka. Meninggalkan Seokjin yang segera kembali ke dalam ruangannya.

Sementara itu di depan gerbang sana, seorang anak laki-laki tengah menelepon hyungnya yang tak kunjung muncul sejak 10 menit yang lalu jam terakhir telah di bunyikan.

"Uhh ... Joonie hyung ke mana sih Eomma? Kenapa hyung tak muncul-muncul dan mengangkat telponku??" omel Jung Kook yang kini tengah mengadu pada sang Eomma.

"Sabarlah sebentar sayang. Mungkin hyungmu masih sedang mengerjakan sesuatu," sahut Hye Jin menenangkan anaknya.

"Tapi hyung lama sekali Eomma. Aku sudah kelaparan sekarang," keluh Jung Kook, namun dengan tangan yang masih menekan tombol hijau untuk menghubungi sang kakak.

"Ya halo jungkookie?" suara Namjoon yang akhirnya mengangkat telepon.

"A hyung, kenapa lama sekali menjawabnya?? Aku dan Eomma sudah menunggu hyung di depan gerbang. Cepatlah kemari hyung, atau hyung akan membuat adik hyung yang imut ini nanti mati kelaparan. Cepatlah eum??" rengek Jung Kook, mendapat kekehan ringan dari sang kakak.

"Hyung sudah melihat mobil eomma terparkir di depan gerbang Kookie. Coba kau buka jendela kaca mobilnya!" instruksi Namjoon.

Benar saja, begitu Jung Kook menurunkan kaca mobil sang Eomma, Namjoonpun sudah melambai dari jarak beberapa meter di depannya.

"Nah, itu dia Hyungmu sayang!" tunjuk Hye Jin pada Jung Kook. Sementara ia masih tetap di bangku depan, bangku supir.

"HYUNG PPALI!" teriak Jung Kook seketika, sembari melongokkan kepalanya dari jendela mobil tersebut.

"Astaga anak itu," dengus Namjoon dari kejauhan.

Sementara di saat bersamaan, Taehyung dan lainnya pun akan segera tiba di gerbang dengan mereka berlima yang berjalan begitu santai sembari bercengkrama antar satu sama lain. Begitu fokus dengan obrolan mereka, hingga tak memperhatikan bahwasanya salah satu guru mereka tepat berada pada jarak yang tak begitu jauh di depan sana.

"Tae kurasa malam ini kau tak usah bekerja dulu. Kau izin saja eum, kau kan baru saja sembuh," suara Joshua yang tengah mengusulkan ide pada Taehyung.

"Aku sudah sehat Joshua-ya, aku hanya demam ringan. Aku sudah sembuh sepenuhnya sekarang," tolak Taehyung.

"Jangan keras kepala Tae. Lagipula siapa yang akan tau jika tiba-tiba saja kau terserang demam lagi kan?? Sebaiknya kau beristirahat saja malam ini," ujar Daniel pula.

"Benar. Lagipula pekerjaan di klubkan masih bisa kami handal. Beristirahat sajalah," timpal Youngjae pula.

"Tapi aku sudah 3 hari juga tak kerja. Aku tak enak pada Bang Pdnim," tolak Taehyung lagi.

"Bang Pdnim orang yang baik Hyung. Dia itu sangat pengertian," suara Bam Bam meyakinkan.

"Tidak ah, aku mau kerja saja. Lagipula aku sudah cukup istirahat. Seharian ini kerjakukan tidur di ruang kesehatan," ujar Taehyung memberi alasan.

"Issh, kau ini sangat keras kepala!! Atau jangan-jangan ada seseorang yang ingin kau lihat di klub eum?? Apa kau merindukan orang itu karena kau sudah 3 hari absen tak melihatnya?" goda Daniel.

"Aku tak seperti itu. Lagipula tak ada satupun yeoja yang aku kenal di sana," sanggah Taehyung dengan cepat.

"Eii ... bukankah kau sangat terkenal Hyung?? Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri saat Hyung di kerubungi oleh para noona-noona ketika Hyung sedang bekerja!" ujar Bam Bam pula yang menggoda sang kakak.

"Yakk, aku tak seperti itu!" keukeh Taehyung sebal.

Sementara Youngjae dan Joshua yang mendengar hanya tersenyum saja sedari tadi.

Hingga tanpa terasa, mereka berlima akhirnyapun benar-benar telah keluar dari gerbang sekolah mereka. Namun saat ingin meneruskan langkah, tiba-tiba satu dari mereka berhenti begitu saja di tempatnya.

"Eum Tae, kenapa kau tak bergerak?" heran Joshua yang melihat.

"Tae ada apa? Apa demammu kembali?" panik Youngjae yang mendekat.

Sementara yang ditanya, kini tengah memperhatikan mobil silver yang baru saja bergerak tak jauh darinya.

"I-Itu!!" kata Taehyung terbata, sontak membuat ke-4 teman lainnya menoleh pada hal yang tengah di perhatikan oleh Taehyung.

"YAK JANGAN PERGI!!" teriak Taehyung tiba-tiba, lalu bermaksud akan mengejar mobil tersebut kala dengan refleks ke-4 temannya segera menahan dirinya.

"Tae apa yang kau lakukan? Mobil siapa itu yang ingin kau kejar eum?" heran Youngjae bertanya.

"xxxxxx" lafal Joshua yang mengingat flat mobil tersebut.

"Lepaskan aku!! Kumohon lepaskan aku, aku harus mengejar mobil itu!!" pinta Taehyung memelas.

"Oh astaga, jangan-jangan!!" ujar Daniel yang tiba-tiba ingat.

"Itu mobil yang kulihat saat kita di panti asuhan!! Itu mobil yang dinaiki ibuku," jelas Taehyung pula pada ke-empatnya, yang semakin membuat Daniel gagap di tempatnya.

"YAK SIAPAPUN KAU KUMOHON HENTIKAN MOBILMU??" teriak Taehyung lagi kali ini, namun sayangnya sia-sia karena mobil yang di maksud sudah berada di jarak yang cukup jauh.

"Taehyung jangan, kau tak akan bisa mengejarnya!" ujar Daniel pada Taehyung.

"Lagipula, bagaimana jika ternyata kau salah, dan itu justru mobil orang lain. Ada banyak mobil yang memiliki jenis dan warna yang sama, terutama jika mereka diproduk dari satu perusahaan Tae," nasihat Joshua bijak, pada Taehyung yang masih dipegang olehnya juga yang lain.

"Tidak, aku yakin itu mobil yang di naiki oleh eommaku waktu itu. Aku mengingatnya Joshua-ya," sangkal Taehyung, lalu tanpa sadar jatuh terduduk di tempatnya lantaran lemas.

"Maafkan kami Tae. Jikapun itu benar, kitapun masih tidak dapat mengejarnya. Lihat, tak ada satupun dari kita yang membawa kendaraan," suara Youngjae pula, sembari ikut menjongkokkan dirinya di samping Taehyung yang berlutut di atas aspal.

"Tapi hei, jika itu ternyata memang mobil yang di naiki mobil eommamu dan dia berhenti di sini tadi. Itu tandanya pasti ada salah satu warga di sekolah ini yang merupakan kerabatnya. Dan bisa saja dia merupakan seorang murid, guru, staff, atau mungkin kepala sekolah. Bukankah dugaanku ini cukup masuk akal?" ujar Daniel membeberkan idenya.

"Oh astaga Hyung, cerdas!! Kau benar sekali," sambut Bam Bam antusias, yang sepikiran dengan Daniel.

Sementara secara perlahan Taehyungpun mengangkat wajahnya untuk melihat 2 orang tersebut.

"Mm Tae, kurasa apa yang dikatakan Daniel memang benar. Bukankah itu berarti tandanya berita bagus???" setuju Youngjae pula, tanpa sadar tersenyum lebar setelahnya.

"Semangatlah Tae. Lagipula aku tadi sudah menghafalkan plat mobilnya. Bagaimana, aku jenius kan?" ujar Joshua, seketika membuat ke-4 temannya segera menoleh padanya.

"Kau---Kau melakukannya Joshua-ya?" tanya Taehyung memastikan.

"Kau tak akan salah mengingat kan kawan?" tuntut Daniel dan Youngjae pula.

"Wah Hyung, kau sungguh Daebak!" riang Bam Bam, lalu mengangkat kedua jempolnya pada Joshua.

"Hehe, aku refleks saja tadi. Tenang saja, aku pasti tak salah kok," kekeh Joshua.

"Gomawo Joshua-ya, sekarang aku akan jadi lebih mudah menemukan keberadaan eommaku. Semoga saja kali ini tak akan meleset," ujar Taehyung penuh harap. Lalu mendapatkan anggukan dari sahabat-sahabatnya yang memberi dukungan.

"Nah kajja, kita pulang sekarang eum?" usul Joshua kemudian, sembari membantu Taehyung untuk berdiri dari posisinya.

"Ayo hyung ku bantu!" kata Bam Bam pula, lalu ikut mengulurkan salah satu tangannya untuk menjadi pegangan Taehyung berdiri.

Ya tuhan, semoga saja kali ini aku akan benar-benar bisa bertemu dengan eomma. Kumohon tuhan, aku merindukan eomma! lirih Taehyung dalam hati. Sementara secara perlahan, mereka ber-5 pun mulai beranjak dari sana dan menuju ke halte bis terdekat.

Tbc

Mwehehe ... gimana chapter ini chingudeul? 😎

Jangan lupa Votement nya ya.

Ciauuu, sampai jumpa di next chap😚😗😙

Próximo capítulo