webnovel

9th Time

"HALO, Chanyeol?"

"Iya, halo, Wendy," jawab Chanyeol dari seberang sambungan. Dia dikit-dikit ketawa gara-gara denger langkah kaki Wendy yang tergesa banget. "Hati-hati, kepeleset."

"Iya, enggak." Suara Wendy menggema dipantul dinding-dinding kamar mandi. "Gue mau pipis dulu. Gue mute, ya. Lo ngomong aja, cerita, kek, atau apa gitu."

Chanyeol bersenandung. "Hm, ngomong apa, ya?" Ia bergeming untuk beberapa detik. "Wen, polling, polling apa yang bikin frustrasi?"

Cowok itu memang sengaja, nanya dan jawab sendiri.

"Polling in love with people we can't have. Hahay," lanjutnya sambil ketawa garing.

Wendy ngakak di belakang tombol mute.

Chanyeol itu bener-bener makhluk konyol seantero planet!

"Eh, Wen, kita jadian, dong! 'Kan, ini teleponnya gue angkat."

"Gak ada begitu-begituan," bantah Wendy mangkel setelah mikrofon ponselnya di-unmute. Ada suara flush kloset samar-samar.

Yang di telepon, ketawa-tiwi gak jelas. "Hehe, sekarang mau sikat gigi?"

"Iya."

"Oke, Wen, ini ditungguin."

Mereka diem. Wendy yang gak suka hening di tengah percakapan, langsung jengkel banget.

"Jangan diem aja, dong," katanya sambil gosok-gosok giginya di depan cermin besar.

"Nanti, gue ngomong, lo marah-marah lagi." Chanyeol menghela napas panjang. "Bentar, ya, gue tiduran dulu, susah gerak."

"Iya, hati-hati sama lukanya," kata Wendy.

"Iya, iya," timpal Chanyeol sambil ketawa.

Chanyeol kesulitan mencari posisi ternyaman selagi ia tengkurap di atas ranjangnya, gara-gara tangannya diperban sana-sini sama bunda.

Akhirnya, dia memutuskan untuk rebahan aja.

"Chan, kenapa, sih, lo belakangan ini kepengin banget jadian sama gue?"

Gara-gara pertanyaan Wendy yang tanpa permisi, Chanyeol malah diam–gak bisa jawab.

Apa, ya? Asli, Chanyeol pun gak tahu. Yang jelas, dia jadi suka banget sama Wendy, tapi, gak tahu sejak kapan! Rasanya, kayak udah kejadian begitu aja.

"Kenapa nanya?" Alih-alih jawab, Chanyeol malah lempar balik pertanyaan.

"Ya, aneh aja. Kita, 'kan, udah kenal lama. Aneh, pas lihat lo jadi begitu."

Bibir Chanyeol miring-miring, kepalanya nyari jawaban.

"Apa, ya, alasannya?" tanyanya pada diri sendiri. Bikin Wendy mengernyitkan jidat karena ikutan bingung.

Menurut dia, hal-hal kayak gini, tuh, gak perlu jawaban! Hak dia aja, 'kan, mau suka kapan dan sama siapa? Termasuk suka sama Wendy yang notabene udah jadi temennya selama 8 setengah tahun tanpa jeda.

"Lo gak nyaman, Wen, kalau gue begini?"

Bukannya gak nyaman, sih. Wendy lebih ke heran aja, kenapa Chanyeol jadi berperilaku kayak orang gila.

"Ya, bukannya gitu. Tapi, lo bercanda gak, sih, Chan?"

"Kalau gue bilang, gue serius, lo gimana, Wen?"

Giliran Wendy yang diem. Tangannya ngegantung sambil megang erat-erat sikat giginya. Sementara Chanyeol raba-raba dada sendiri, nunggu jawaban.

Salah ngomong gak, ya?

Aduh, sial, jantung mereka udah jumpalitan di balik tulang rusuknya!

Wendy mencuci dan membasuh mulutnya dengan air bersih, lalu mengelap tangannya di baju yang dikenakannya dengan asal. Ia menyergap ponselnya, kemudian bilang, "Eh, lowbatt, nih. Udah dulu, ya, bye!"

Belum sempat bilang apa-apa, teleponnya dimatiin duluan sama Wendy.

Chanyeol menenggelamkan wajahnya di atas bantal.

Duh, duh. Kayaknya, dia salah lagi, nih.

SUMPAH APAAN SIH JOKES POLLING IN LOVE WITH PEOPLE WE CANT HAVE BENER BENER GAK LUCU

nebulusventuscreators' thoughts
Próximo capítulo