"Ya kamu memang benar suamiku adalah suami yang paling baik sedunia, Aku tidak bisa hidup tanpa dirinya, dan aku sangat mencintainya. "
"Kalau begitu kamu bisa mengenalkan aku kepada nya dong, Aku jadi penasaran Ingin Lebih mengenal suami kamu. "
"Pasti dong.. nanti aku akan mengenalkan kamu kepada suamiku. "
"Ya sudah, sekarang kita memesan makanan dulu rasanya perutku sudah lapar. "kata Rey.
Mereka berdua menikmati makan siang bersama setelah selesai makan siang mereka berdua kembali masuk ke dalam kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
Dan ketika pelajaran usai Mereka pun bersiap untuk pulang.
"Kamu pulang pakai apa? apa kamu bawa kendaraan? " tanya Rey.
"Biasanya aku jemput sama suamiku Sebentar aku mau lihat pesan di WA biasanya jam segini suamiku suka mengabari aku. " lalu Hani pun membuka hp-nya ternyata memang benar ada pesan lewat WA dari Bagas yang menyuruh Dia segera keluar dari kampus karena Bagas sudah menunggu di depan kampus.
"Aku sudah dijemput sama suamiku suamiku sudah menunggu di depan kampus, kamu bawa kendaraan?" tanya Hani.
"Aku bawa mobil sendiri, tapi aku ikut kamu dulu ke depan kampus Aku ingin berkenalan dengan suami kamu. "kata Rey, Yang penasaran Seperti apa suami dari teman barunya itu kalau dari cerita hanni sepertinya laki-laki yang menjadi suami teman yaitu laki-laki yang sangat baik, ramah perhatian dan pengertian.
"Ayolah kalau begitu kita harus bergegas pergi ke depan, karena Suamiku itu tidak suka menunggu terlalu lama nanti bisa-bisa aku diomelin" kata Hani. dan satu lagi menambah daftar deretan karakter suami Hani yaitu itu cerewet karena suka mengomel ngomel.
Dan setelah sampai di depan kampus , semua daftar deretan karakter suami Hani itu, tidak ada satupun yang masuk ke dalam Daftaran yang dipikirkan oleh Rey, baik, ramah, perhatian, pengertian dan cerewet suka mengomel umumnya tidak ada semua itu pada diri seorang Bagas begitu dikenalkan Rey kepada Bagas yang ada orang itu, dingin, cuek, tidak ramah, jutek, dan sangat tidak bersahabat bahkan tatapannya tajam dan orangnya arogan.
"sayang Kenalkan ini teman baruku namanya Rei dia pindahan dari Manado karena kutipkata Hani menjelaskan kepada suaminya yang hanya dibalas oleh Bagas hanya sebuah deheman saja tanpa mengeluarkan tangan tanpa menatap kearah Rey.
"Hmmm..." Jawab Bagas. jawaban Bagas dan sikap Bagas yang di luar dugaan Rey sangat menohok hatinya ternyata ucapan dan cerita Hani bertolak belakang dengan kenyataannya dalam batin Rey berkata mana orangnya baik , ramah perhatian, pengertian ,bawel ngomel-ngomel semuanya tidak ada pada diri laki-laki ini. Rey merasa heran akhirnya berpamitan kepada mereka berdua.
"Ya sudah ah, kalau begitu aku pamit Hani Sampai jumpa besok di kampus"ucap Rey sambil berlalu pergi. ia merasa kesal karena ternyata suami Hani orangnya sangat cuek dan tidak memperhatikan sama sekali jangankan menjabat tangan menoleh pun tidak.
Hani merasa malu dengan sikap suaminya seperti itu terhadap teman barunya,"Mas Kenapa sih, sikap Mas seperti itu kepada temanku, "tanya Hani kepada Bagas.
"Memangnya aku harus bagaimana Harus tersenyum, cengengesan dan tebar pesona, kamu tahu sendiri sikapku seperti ini , Lagi pula kalau aku bersikap ramah Nanti bisa-bisa teman kamu itu kepincut lagi sama pesonaku." kata bagas dengan percaya diri membuat Hani semakin kesal dan memukul bahu Bagas.
"Awww sakit sayang.. " teriak Bagas.
"Habisnya Mas keselin, Aku sebel sama Mas aku sudah cerita sama temanku Kalau Mas itu orangnya baik ramah, perhatian ,pengertian, nggak Ternyata mas malah menampilkan sikap yang sebaliknya itu membuat aku malu nanti temanku menyangka aku ini pembohong. "kata Hani.
"Kamu itu aneh.. kenapa kamu harus bercerita seperti itu, Aku bersikap seperti itu kan hanya kepada kamu karena kamu adalah istriku, kamu sendiri sikapku kepada orang lain seperti apa, Ah kamu selalu mengada-ngada saja. " kata Bagas sambil melajukan mobilnya.
Hani pun berpikir memang benar sikap Bagas memang seperti itu , Kenapa juga dia harus menceritakan kalau suaminya baik , ramah pengertian , perhatian kalau pada kenyataannya tidak seperti itu , Bagas bersikap seperti itu hanya kepada istrinya saja, itu juga Setelah beberapa lama mereka menikah , di awal pernikahan sikap Bagas malah Lebih arogan. memang bukan salah Bagas bersikap seperti itu, tapi Hani Yang Salah mengartikan dan salah bercerita kepada teman barunya itu.
Sesampainya di rumah Hani pun langsung masuk ke dalam kamar mandi dan beristirahat, Bagas yang sudah menyusul dari tadi melihat wajah istrinya masih kesal terhadap dirinya Bagas pun mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi ia masih tidak memperdulikan istrinya yang masih kesal terhadapnya, karena Bagas menganggap dirinya tidak bersalah apapun.
Setelah selesai mandi Bagas mengajak Hani untuk makan malam, kebetulan asisten rumah tangga di rumah Bagas sudah mempersiapkan makan malam untuk mereka, Hani yang masih merajuk akhirnya mau ikut menuju meja makan, karena dirinya juga sudah merasa perutnya keroncongan.
"Kamu masih marah?"
"Ya.."
"Lanjutkan saja marahmu, Aku tidak akan minta maaf apalagi membujuk kamu, karena aku tidak bersalah dalam hal ini. silahkan saja kamu lanjutkan marah kamu yang tanpa alasan itu."kata Bagas sambil menyantap makanannya.
"Bisa gak sih, kamu bersikap sedikit ramah saja kepada temanku, aku kan malu sama Rey."
"Gak.. aku nggak mau, sama aku tidak suka bersikap munafik berpura-pura manis di depan orang lain. sikapku begini ya begini tidak ada yang bisa merubah sikapku Ini. "kata Bagas.
"Emang sikap Mas itu seperti itu tidak bisa dirubah oleh apapun, dan aku benci sikap Mas yang seperti itu. "kata Hani.
"Tapi aku tidak pernah bersikap seperti itu lagi terhadap kamu hanya kepada orang lain saja. "
"Memang.. apalagi kalau ada maunya "
"Kok kamu ngomongnya gitu sama suami kamu sendiri hanya gara-gara sikap aku yang kurang ramah terhadap teman kamu itu" kata Bagas.
"Ya udah jangan dibahas lagi, kalau ujung-ujungnya kita malah jadi berantem aku sedang tidak mau ribut sama kamu. "kata Hani sambil matanya berkaca-kaca menahan air matanya yang sebentar lagi turun, dan Bagas merasa sedikit bersalah apalagi melihat istrinya yang hendak menangis seperti itu rasanya sakit dan menyesakkan dada , Bagas pun menghentikan makannya lalu berjalan menghampiri istrinya dan memelukmu mendekap tubuh istrinya ke dalam dadanya, akhirnya tangisannya pun pecah ia melepaskan semua kekesalan kepada suaminya dengan menangis tidak ada suaminya. akhirnya tangisannya pun pecah ia melepaskan semua kekesalan kepada suaminya dengan menangis di dada suaminya.
"Maafkan aku.. Baiklah aku akan bersikap lebih Ramah, jika bertemu dengan temanmu lagi. sekarang hentikan tangismu, rasanya sesak melihat kamu menangis seperti itu , Aku tidak bisa melihat kamu meneteskan air mata karena itu melukai hatiku. "kata Bagas sambil menghapus air mata dipipi Hani.