Nara dan Rich melangkah memasuki sebuah Vila berlantai dua. Bila itu memiliki dua kamar tidur, Ruang Tv, Ruang makan, Dapur, Garasi dengan sebuah mobil, dan Kolam renang. Letak Villa ini lumayan strategis, berada di pinggir pantai.
"I'm tired!" Rich merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
"Rich, buka sepatu dulu" Nara menutup pintu kamar.
"Iya bawel" Rich membuka sepatunya.
"Welcome in Dubai" guman Nara. Rich tak berniat untuk berkomentar.
"Aku lapar! Mau makan apa?" Tanya Nara.
"Apa aja" Jawab Rich cuek.
"Aku mandi dulu abis tu baru kita makan"
Rich hanya mengangguk.
*** *** ***
"Rich turun! Makanan udah siap!" Teriak Nara dari Ruang makan.
Rich yang berada di lantai atas langsung turun. Rich baru saja selesai mandi, ia memakai celana ponggol berwarna coklat kulit dan t-shirt berwarna putih bersih.
"Iya sabar dikit napa" Ucap Rich kesal.
Rich turun dan langsung menuju ruang makan. Ia melirik kearah Nara.
"Kenapa?" Tanya Nara heran.
Rich hanya menggelengkan kepalanya. Nara masih heran kenapa Rich melihatnya seperti itu. Ia melirik lagi Rich yang melangkah mendekati meja makan.
"Perasaan baju yang aku pakai biasa aja, gak aneh" guman Nara pada dirinya sendiri.
Nara yang saat itu sedang memakai celana pendek kaos dan tank top putih tak ingin memperdulikan lagi kelakuan Rich. Ia langsung duduk untuk memakan makan malamnya.
Selesai makan tak ada dialog yang terjadi antara Rich dan Nara. Rich langsung membawa piringnya dan piring Nara ke Dapur untuk di cuci. Nara tak mencegah Rich dan membiarkan Rich mencuci piring sedangkan Nara membersihkan meja maka .
"Aku mau nonton TV" Kata Rich saat selesai mencuci piring dan berjalan menuju ruang TV.
Nara hanya mengangguk. Rich menghidupkan Tv dan selang beberapa menit Handphone nya berdering, sebuah panggilan masuk.
"Kenapa Brian?"
"Maaf harus mengganggu bulan madu mu" sapa Brian.
"Kenapa?"
"Ingat Shelly? Dia di culik" kata Brian.
"Pacar dom, kan? Siapa pelakunya?" Tanya Rich sedikit khawatir.
"Daniel Fernandez"
"Daniel? Gimana bisa?" Rich terkejut mendengar nama dalang di balik penculikan Shelly.
"Ceritanya panjang dan sekarang apa yang harus aku lakukan?" Tanya Brian.
"Dom tahu?"
"Dia tahu tapi dia gak izinin aku untuk mengabari mu" kata Brian.
"Kalo gitu sekarang kamu bawa beberapa orang kita dan kalo perlu minta bantuan David" perintah Rich.
"Gimana dengan Dom?" Tanya Brian.
"Bawa aja dia tapi jangan biarkan dia bertindak ataupun memegang pistol. Kau tahu kan skill menembak nya masih rata-rata. Dia belum bener-bener ahli. Biarkan di yang mengemudi. Skill Drive nya diatas rata-rata" jelas Rich lagi.
"Akan aku coba"
"Cobalah untuk sehelai Saudagar" ucap Rich.
"Dan sepemberani pejuang. See you!" Brian mengakhiri panggilan tersebut.
"Siapa yang nelfon. Malam-malam gini?" Tanya Nara yang sudah duduk
D
i sebelah Rich.
"Di Spanyol belum malam"
"Spanyol? Dari siapa? Pacarmu?" Tanya Nara.
"Pacar apanya coba?" Rich mengerutkan keningnya.
"Ya pacarmu lah" jelas Nara cuek.
"Aku gak punya pacar, Brian yang nelpon" Rich mulai kesal.
"Kok kamu jadi kesel?"
"Karna kamu nuduh aku sembarangan!" Jawab Rich.
"Pertanyaan aku bisa aja benerkan? Kita gak saling sayang, mungkin aja kamu punya pacar" jelas Nara.
"Aku gak bakal sepertimu yang masih mencintai yang masih juga cinta sama pria yang mulai gila"
"Kenapa harus bawa-bawa Sam segala sih? Ini gak ada hubungannya dengan dia! Dia juga masih waras! Kamu tu yang gila!" Ketus Nara.
"Kok aku yang gila?" Rich bingung.
"Entah! Aku capek mau tidur!" Nara meninggalkan Rich dan menuju ke kamar.
Rich hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah aneh Nara.
*** *** ***