webnovel

26

Nara menelusuri setiap anak tangga dan mencari kamar Rich. Ia akhirnya menemukan kamar Rich. Awalnya ia hanya mengetuk pintu kamar, tapi karna tak ada sahutan dari Rich,ia akhirnya memasuki kamar Rich.

Nara melihat sekeliling dinding kamar rich yang di penuhi dengan poster Marc Marquez, dan berbagai poster mobil balap. Terdapat juga foto kebersamaan rich,dom, dan brian yang tersusun rapi diatas meja kerja rich. Sedangkan foto yang keluarga besar Collingwood terpajang di dinding kamar Rich dengan ukuran bingkai besar. Difoto tersebut terdapat semua anggota keluarga besar Collingwood seperti paman, bibi, om, tante, Daddy, Mommy, Dom, Rich, Brian, dan sepupu Rich lainnya. Foto yang diambil sekitar 10 tahun yang lalu saat rich masih duduk di senior high school. Saat Nara memerhatikan wajah yang ada difoto tersebut, Rich keluar dari kamar mandi dan ia hanya memakai handuk putih diatas lutut. Dengan cepat Nara memalingkan matanya dari Rich.

"Sedang apa kau disini?" Ketus Rich yang tak suka Nara main masuk ke kamarnya tanpa izin.

"Tante menyuruhku untuk memanggilmu"

"Bisa ketuk pintu dulu kan, gak perlu main masuk aja"

"Aku sudah beberapa kali mengetuk pintu tapi tak ada jawaban, yaudah aku masuk aja" ketus Nara yang kesal terhadap ucapan Rich yang menuduhnya asal masuk.

Nara menghentakkan kaki nya dan berjalan menuju balkon kama rich.

"Hey mau kemana kau?" Cegat Rich saat Nara melangkah masuk lebih dalam.

Nara berdecak kagum saat berdiri dibalkon kamar Rich. Dari sini Nara bisa melihat Komplek Mansion Keluarga Collingwood. Mulai dari kebun bunga, taman, bagasi mobil, dan sisi kiri halaman rumah Mansion Collingwood terdapat kandang kuda. Nara menebak bahwa kuda itu dipakai untuk berkeliling kompleks

Collingwood mansion yang sangat besar ini. Dihalaman kanan rumah Rich terdapat balkon taman, biasanya Dom dan Rich mengobrol disini saat malah hari. Benar benar rumah yang luar biasa.

"Ayo turun!" Rich menghancurkan lamunan Nara.

Nara melihat Rich yang memakai baju kaus berwarna putih dan celana pendek berwarna coklat tua serta jam tangan silver bermerk ditangan kirinya sebagai aksesoris. Sekilas Nara berfikir bahwa Rich sangat tampan dengan pakaian kasual yang ia kenakan tpi pemikiran itu hanya bertahan selama 30 detik.

"Kenapa melihatku begitu?" Tanya Rich yang heran dengan Nara yang memandangnya dengan cara yang aneh.

"Apa aku terlihat tampan?" Goda Rich.

"Dasar kepedean!" Nara pergi meninggalkan Rich dan keluar dari kamar.

"Hey tunggu! Kita harus berpegangan tangan!" Rich mencoba menyusul Nara keluar dari kamarnya.

Akhirnya Rich dan Nara turun dengan berpegangan tangan. Dom menggoda Rich yang memamerkan kemesraan mereka. Mommy Rich mempersilahkan mereka untuk segera duduk. Rich dan Nara duduk berdampingan. Makan siang itu berjalan dengan lancar diisi dengan obrolan hangat dan canda tawa. Selesai Makan siang, mereka berpindah ke Ruang keluarga. Nara mengobrol bersama mommy Rich, Dom dan Daddy sibuk membahas persoalan perusahaan, sedangkan Rich sibuk mengotak atik Ponselnya memeriksa pemasukan bisnisnya.

"Dad, Dom mau ke rumah uncle vin dengan kuda" pamit Dom.

"Dom, boleh aku ikut?" Pinta Nara.

"Aku gak masalah sih, tapi...."

"Nara, aku harus mengantarmu pulang sekarang karna jam lima nanti aku harus ke Madrid dan kamu tahu kan berapa lama perjalanannya" Ucap Rich yang menyimpan Ponsel di saku celananya.

"Tapi Rich, aku ingin sekali bisa berkuda" rengek Nara di lengan Rich.

"Daddy setuju Rich, batalkan ke Madrid dan temani Nara belajar Berkuda" kata Daddy.

"But Dad--"

"Lakukan apa yang Daddy katakan Rich!" Tegas Daddy.

Rich menghela nafas berat, ia menarik tangan Nara menuju halaman kiri rumah nya bersama Dom. Dom menunggangi kuda coklatnya.

"Rich, aku tunggu di gerbang ya!" Dom memukul badan kuda dan kuda berjalan perlahan. Dom sudah lumayan handal berkuda dan kudanya sudah berteman baik dengannya.

"Oh ya Rich, dimana kolam renang?" Nara membuka obrolan saat Dom sudah menghilang dari hadapan mereka.

"Kenapa?" Rich cuek dan mengeluarkan kuda putihnya dari kandang.

"Penasaran aja"

"Udah jangan banyak tanya kenapa" Rich mengelus-elus kuda putih nya.

Nara mendegus kesal mendengar ucapan Rich. Nara kemudian mencoba menaiki punggung kuda tapi sayang ia terpeleset ditempat menaruh kaki. Rich dengan sigap menangkap Nara sehingga ia tak terjatuh. Mata mereka beradu selama beberapa saat. Tapi Rich lansung melepaskan tangannya dari Nara dan akhirnya Nara terjatuh. Rich tertawa puas melihat Nara Terjatuh.

"Hahaha! Baru coba naik ke punggung kuda aja udah jatuh, gimana mau nunggang kuda?" Ledek Nara.

"Bukannya nolongin malah ngeledek! Gak romantis banget jadi cowok!" Nara memberikan kode bahwa orang tua Rich sedang mengawasi mereka dari balkon lantai 2.

"Kenapa gak ngomong dari tadi sih?" Rich mengulurkan tangan nya saat paham kode dari nara.

Nara meraih uluran tangan Rich dan mencoba berdiri dibantu dengan Rich.

"Ayo coba lagi. Hati-hati" Rich membantu Nara untuk kembali menaiki punggu kuda dengan hati-hati. Akhirnya Nara berhasil duduk di punggung kuda. Rich ikut Duduk dibelakang Nara.

"Pegang ini!" Rich memberikan tali pengontrol kuda pada Nara.

Nara memegang tali yang dibelikan Rich tadi. Setelah itu menjelaskan cara menunggangi kuda dengan jelas dan singkat. Nara dengan cepat mengerti.

Nara memukul badan kuda dan perlahan kuda itu berjalan. Tapi Nara memukul badan kuda tersebut telalu kuat dan membuat kuda itu menjadi liar. Akhirnya Nara dan Rich terjatuh dari punggung kuda dengan posisi Nara jatuh diatas Tubuh Rich. Dom yang melihat dari kejauhan tertawa kecil. Nara langsung bangun dan merapikan pakaian dan rambutnya.

"Aduh Sakit" Nara mengusap usap kepalanya yang terbentur dengan kepala Rich.

"Ini semua gara-gara kamu" Rich mencoba untuk bangun.

"Namanya aja baru belajar, wajar kalau terjatuh" Nara membela diri.

"Ayo sekarang aku antar kamu pulang!" Ajak Rich.

Nara hanya menganggukkan kepala lalu mengikuti langkah Rich yang berjalan menuju Bagasi mobil. Mereka menaiki Mobil Hitam yang biasa Rich kendarai saat menyamar sebagai Diego.

"Bagaimana hubunganmu dengan Sam?" Rich membuka obrolan diperjalanan.

"We are break" jawab Nara cuek.

"Kenapa harus break?"

"Gak tau, Sam marah padaku dan itu semua gara-gara perjodohan bodoh ini!" Ketus Nara.

"Kenapa kamu gak nolak perjodohan ini?"

"Udah tapi gagal. Papa gak bisa diajak untuk kompromi"

Rich hanya mengangguk tanpa merespon lebih. Mereka tiba di halaman Rumah Nara. Diteras Rumah sudah ada Papa Nara yang menunggu kedatangan mereka.

"Aku harus mencium pipimu, Rich" ucap Nara.

Rich mengangguk setuju. "Baiklah, aku juga gak bisa nolak"

Nara lalu mencium pipi Rich kemudia  keluar dari mobil. Rich mengklakson mobil dan memutar badan mobil.

"Gak mampir dulu, Rich?" Tanya Papa Nara sebelum badan mobil rich memutar arah dengan sempurna.

"Gak usah Uncle, buru-buru ada urusan" Rich menolak dengan tersenyum.

"Yasudah hati-hati ya!" Pesan Papa Nara.

Rich mengangguk tersenyum. Ia kemudia  menekan pedal gas dan mulai meninggalkan halaman rumah Nara.

***  ***  ***

Próximo capítulo