Luna mengusap matanya, rupanya ia tertidur di bahu Aodan. Ia melihat sekitar dan menyadari kalau saat ini mereka masih berada di dalam pesawat, Aodan di sisinya masih memakai masker dan tidur.
Luna antara lucu dan kasihan, laki-laki yang ada di sampingnya ini kadang bisa jadi seseorang penurut.
Seorang ramugari datang dengan troli, membagikan makanan, tanpa Luna bangunkan. Aodan sudah duduk tegak dan menatap makanan yang datang dengan mata berbinar.
"Silakan, Tuan dan Nona."
Pramugari itu tersenyum tipis, matanya tidak berani melirik Aodan karena Luna yang ada di sampingnya, ia cepat-cepat menegakkan tubuhnya dan pergi ke penumpang lain.
"Jangan melotot begitu, bagaimana kalau matamu keluar dari tempatnya?" Aodan mengangkat tangannya, mencubit bibir Luna, wanita itu mendengkus dan melirik makanan yang ada di depan mereka. "Ini hambar."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com