Mendengar perkataan Istvan, Luna teringat saat Aodan terbangun dari demamnya setelah ia mengalahkan Rishi, laki-laki itu menangis dan memeluknya, menyebut kata 'Tuan Putri' berkali-kali bercampur dengan namanya sendiri.
Tampaknya Tuan Putri memiliki hubungan yang sangat erat dengan Aodan di masa lalu.
Luna menundukkan kepalanya, apakah Aodan pergi karena ia ingin bertemu dengan Tuan Putri?
Luna tidak bisa berpikir dengan logikanya sekarang, Istvan dan Aodan bukan manusia dan bukan tidak mungkin juga Tuan Putri masih hidup dan terus menunggu Aodan selama sisa hidupnya.
Luna meremas lengannyaya lagi, merasa emosi di dalam dadanya bergejolak.
Aodan tidak akan meninggalkannya, kan?
Luna menanyakan hal itu berulang-ulang pada dirinya sendiri, meski ia tidak mendapatkan jawaban yang pasti, tapi ia terus memikirkan ini.
Aodan sudah berjanji, ia tidak boleh meninggalkan Luna hanya karena ingatan masa lalunya sudah kembali.
Luna takut sendirian, ia tidak mau ditinggalkan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com