webnovel

The Semisolid Hypothesis-(B)

Markas Kepolisian Seoul

Ruang Rapat Lantai 2

23 April 2016

09.00 KST

Kesibukan mulai tampak di lantai 2 Markas Kepolisian Seoul pagi itu. Pihak-pihak yang diminta hadir pada rapat pagi ini telah berdatangan. Beberapa diantara mereka bahkan membawa orang tambahan, baik itu asisten, teknisi, atau anggota lain. Tidak hanya itu, muncul beberapa nama baru yang akan terlibat dalam investigasi kasus ini. Diantaranya adalah Dr. Emily Klein, dari departemen Toksikologi ASU-KC. Dialah yang diminta oleh Taeyong untuk identifikasi lanjutan sampel substansi terduga toksin yang ditemukan pada jenazah korban di sekolah menggantikan Eric Sohn. Wanita berdarah Inggis-Amerika itu telah tiba di markas kepolisian dan turut membawa asistennya dalam rapat pagi ini. Selain itu, tampak seorang pria berusia sekitar 35 tahun dengan setelan semiformal turut datang ke markas kepolisian. Ia adalah Dr. Felix Lee, staf ahli forensik digital yang dihubungi oleh Jaehyun untuk menganalisis temuan berupa ponsel dan laptop di TKP.

Mark sedari satu jam lalu sudah berada di dalam ruangan rapat. Tangannya tampak sibuk mengetikkan sesuatu pada laptop tipis miliknya. Ada bagian dari analisisnya yang belum tertulis disana, karena semalam Ia begitu kelelahan dan tidak dapat bekerja lebih lanjut.

"Doyoung, Aku harap Kau menyimpan asumsi kita tadi malam. Pagi ini, kita hanya akan mendengarkan dan mengumpulkan temuan di TKP." Mark kembali mengingatkan juniornya itu untuk berhati-hati dengan asumsi mereka. Sebagai detektif, mereka tidak bisa sembarangan dalam menghakimi sebuah temuan.

"Iya, Aku mengerti. Tentu Aku tidak akan gegabah dan membuat rumor."

"Selamat pagi!" seseorang menyapa dari arah pintu masuk yang sengaja dibiarkan terbuka. Ruangan itu cukup pengap setelah beberapa hari tidak digunakan.

"Pagi, selamat datang dokter Lee, Profesor Lee!" Doyoung menyapa Taeyong dan Ji Eun sekaligus. Entah mengapa hatinya menghangat melihat dua orang ilmuwan sekaligus pasangan suami istri itu datang bersamaan.

"Silakan duduk, dokter dan Profesor Lee." Mark tidak kalah menyambut dua orang yang berjasa dalam kasusnya itu dengan ramah dan sopan.

Tidak lama berselang, tim CSI dan DVD disusul Wendy dan tim ahli telah datang dan menempatkan diri di kursi yang tersedia dalam formasi letter U seperti biasa.

"Baik, selamat pagi! Terimakasih atas kehadiran Anda sekalian dalam rapat pagi ini. Sebelumnya saya mohon maaf telah mengubah jadwal rapat dikarenakan divisi detektif harus segera menganalisis dan menginterpretasi temuan di TKP kemarin."

"Pertama, kita akan melaporkan temuan-temuan di TKP, dan instansi pendukung pada kemarin, 19 April 2016 secara kronologis." Mark mulai menjelaskan agenda rapat pagi itu. Beberapa detik kemudian, Ia memberi kode kepada Doyoung untuk melanjutkan penjelasan. Seperti biasanya, Mark hanya akan diam dan berpikir sepanjang rapat berlangsung. Ia sama sekali tidak bisa menginterupsi dirinya sendiri dengan bertanya kepada orang lain.

"Pertama, pada pukul 09.55, divisi detektif menerima informasi dari seorang anggota NISA bahwa Prof. Eric ditemukan tewas di apartemennya. Lalu, tim detektif, CSI, DVD, dan ME segera menuju ke TKP." Jelas Doyoung membuka laporan pagi itu.

"Selanjutnya bagaimana ME?" Doyoung kemudian mempersilakan Wendy untuk berbicara.

"Prof. Eric Sohn dinyatakan tewas pada pukul 11.26 KST, dengan posisi duduk, kepala mendongak, mata dan mulut tertutup, dan tangan terlentang. Saat itu tidak ditemukan luka atau tanda-tanda kekerasan eksternal."

"Jenazah sudah dibawa ke Laboratorium Forensik Itaewon dan ditangani oleh dr. Lee." final Wendy yang diangguki oleh Doyoung.

"Baik, bagaimana divisi DVD?"

"Setelah Eric Sohn dinyatakan tewas, kami mencari kemungkinan korban menggunakan obat-obatan terlarang. Namun, tidak ditemukan. Setengah jam kemudian, kami menemukan 12 butir obat tidur di kamar utama." jelas Yuta.

"Apakah ada kemungkinan kematian korban akibat obat tidur?"

"Tidak, jika dilihat dari kondisi fisik dan posisi meninggal korban." tegas Joy kali ini.

"Dr. Lee, bagaimana hasil autopsi dan analisis forensik?"

"Pertama, kami memperkirakan waktu kematian korban, dan menyimpulkan bahwa korban telah meninggal dunia empat belas jam dari waktu autopsi. Jika dikurangi dengan waktu evakuasi, dan persiapan lain, korban meninggal dunia sekitar pukul dua dini hari." jelas Taeyong.

"Kedua, kami menemukan satu luka akibat goresan benda tumpul pada pelipis korban, yang biasanya diakibatkan oleh benda tumpul. Goresan ini terjadi setelah korban meninggal dunia." Taeyong menampilkan sebuah gambar goresan pada kulit pelipis Eric Sohn di layar proyektor. Tampak goresan itu sangat tipis, namun terlihat kontras warna merah muda dengan ujungnya yang berwarna merah tua, menandakan sekian mikroliter darah keluar dan mengering dari sana.

"Sepertinya luka itu disebabkan oleh benda tumpul dari logam"

"Setelah itu, kami melakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban. Kami melakukan metode autopsi berdasarkan kondisi di TKP yang berdasarkan penuturan divsi detektif, ME, dan CSI, korban ditemukan dengan posisi terduduk di depan meja makan lengkap dengan makanan dan minuman terhidang disana. Oleh karena itu, Kami mengautopsi sistem pencernaan terlebih dahulu."

"Dari sana, kami mendapati makanan yang belum tercerna pada lambung bagian atas. Ketika kami meminta bagian toksikologi untuk menganalisis makanan tersebut, terdapat substansi asing—yang tidak dapat terdeteksi oleh HPLC, atau GC-MS." Taeyong mengubah tampilan gambar pada proyektor, dan menampakkan sebuah benda berwarna kuning dengan penampakan permukaan seperti bubur disana. Benda itu berada dalam sebuah plastik klip lengkap dengan label bertuliskan kode sampel.

"Tidak hanya itu, kami mengautopsi sistem saraf korban, dan menemukan kerusakan optik yang cukup parah. Secara teori, kerusakan pada refleks motorik mata akan menyebabkan mata korban terbuka, dan menampakkan sklera nya saja. Namun ME mendapati kondisi mata korban tertutup normal. Hal itu dapat terjadi dengan, bantuan manusia." Taeyong menekankan ucapannya pada kalimat 'bantuan manusia', lalu menunjukan potret contoh kerusakan mata yang dimaksudnya, dan menyandingkannya dengan gambar mata tertutup milik Eric Sohn.

Mark sontak menghentikan aktivitasnya yang sedari tadi menuliskan laporan yang disampaikan pada notebook miliknya. Ia memperhatikan layar proyektor itu dengan fokus tinggi, tangannya membentuk segitiga pada wajahnya, sementara keningnya mengernyit menampilkan lipatan yang cukup kompleks.

"Kami menyimpulkan bahwa penyebab utama kematian korban adalah kerusakan CNS, spesifiknya lobus optik dan pusat kontrol gerak involunteer di sumsum tulang belakang. Adapun organ-organ yang terserang meliputi jantung, paru-paru dan sistem pencernaan."

"Saya, Prof. Lee, dan Dr. Emily melakukan analisis gabungan untuk mengidentifikasi kemiripan substansi terduga toksin dari serum dan sel liver jenazah di sekolah, swab tetesan makanan di TKP, dan makanan tidak tercerna yang ditemukan pada lambung korban. Disana, kami menemukan ketiganya merupakan substansi yang memiliki kemiripan, dan diduga menjadi penyebab kerusakan saraf korban di sekolah dan juga Prof. Eric. Hal tersebut dikarenakan tidak ada hal abnormal yang ditemukan pada korban selama autopsi selain substansi tersebut." Taeyong mengakhiri laporannya, kemudian menyerahkan pointer kepada Dr. Emily yang duduk di samping kanannya.

"Berikut adalah citra dari SEM dan TEM substansi terduga toksin pada jenazah yang ditemukan beberapa hari lalu. Kita dapat melihat bahwa ukuran partikel substansi ini adalah dalam skala nano, dan tahan air karena membrannya bersifat lipofilik. Meskipun ditemukan dalam jumlah sangat kecil di dalam sel liver dan serum darah, substansi ini masih dapat menunjukan citra yang jelas. Artinya, substansi ini tahan panas, asam pekat, dan enzim biologis." jelas Dr. Emily sembari mengarahkan cahaya merah pointer pada citra SEM dan TEM yang ditampilkannya pada layar proyektor. Penjelasannya membuat atmosfir ruangan penuh ketegangan karena konsentrasi tinggi dari orang-orang didalamnya.

"Kemudian, hal yang cukup mengejutkan bagi Saya dan tim adalah ketika kami berhasil mendestruksi membran lipofilik substansi tersebut menggunakan enzim katalase dan HCl dengan konsentrasi dan aktivitas sangat tinggi." Dr. Emily tampak menghela nafas singkat.

"Kami mendeteksi subtansi molekular penyusun Botulinum toxin. Toksin bakteri yang sangat mematikan, dan menyerang CNS." lanjutnya dengan intonasi bicara yang terdengar sangat tegas dan percaya diri.

Penuturan Dr. Emily itu menimbulkan suara pelan namun gaduh seperti kumbang sebagai ekspresi tidak menyangka dari seluruh orang yang berada dalam ruangan kecuali tim ahli.

Mark bahkan tidak terganggu dengan kebisingan itu, karena seluruh inderanya tengah terkejut dan fokus pada kata Botulinum toxin yang baru saja didengarnya. Toksin itu sama sekali tidaklah asing di telinganya. Sementara otaknya semakin bekerja ekstra.

"Apa ini? Mengapa toxin itu lagi?" ujar Mark dalam pikirannya.

"Kemudian jika dikaitkan dengan temuan tetesan makanan di TKP yang mengandung substansi serupa dengan substansi di lambung korban, dalam hal ini Prof. Eric, karakteristik fisiknya sama dengan yang dijelaskan oleh Dr. Emily. Hanya saja, substansi yang satu ini memerlukan panas dan konsentrasi enzim katalase serta HCl lebih tinggi untuk mendestruksi membrannya. Namun akhirnya kami juga turut menemukan substansi molekular penyusun Botulinum toxin."

Kali ini, suara tidak menyangka itu terdengar lebih gaduh.

"Ini gila!"

"Ditinjau dari aspek pangan, jelas substansi ini disisipkan pada produk yang mengalami pemanasan dalam suhu tinggi, seperti proses sterilisasi dan UHT. Selain itu, ketika dianalisis menggunakan electronic nose, kami mengidentifikasi senyawa kimia penyusun flavor daging unggas, tamarin, santan, kunyit, merica, ginseng, bawang, dan cabai pada tetesan itu. Jika kita pikirkan jauh kedepan, produk pangan dengan komposisi, dan teknologi proses pengolahan berdasarkan karakteristik yang dijelaskan sebelumnya adalah sesuatu seperti kare siap makan dalam kaleng."

"Professor, apakah kemasan kare dalam kaleng itu berbentuk persegi berujung tumpul?" Mark tiba-tiba bertanya begitu Prof. Lee selesai dengan penjelasannya.

"Bisa jadi."

Mark mengangguk puas dengan jawaban Prof. Lee itu.

"Satu lagi, tidak teridentifikasi senyawa kimia penyusun flavor sintetik ceri pada kedua sampel. Inilah perbedaan utamanya dengan sampel pada jenazah korban di sekolah." Prof. Lee mengakhiri laporannya.

"Apakah sudah saatnya menarik kesimpulan?"

Sementara itu, Doyoung tampak menuliskan sesuatu pada notebook miliknya seperti yang Mark lakukan. Ia kemudian meminta persetujuan Mark untuk melanjutkan rapat.

"Lanjutkan." perintah Mark pada Doyoung kemudian.

"Baik, selanjutnya bagaimana tim CSI?"

Brian segera berdiri dan mengangkat kertas yang Ia temukan di TKP kemarin "Kami menemukan beberapa objek yang cukup janggal di TKP. Pertama, adalah selembar kertas A4 yang terpisah dari kelompoknya, dan jelas sudah terinjak seseorang. Jejak kaki itu kemungkinan milik laki-laki."

"Pada kertas itu tertulis kalimat dalam bahasa rusia yang jika diterjemahkan, artinya adalah 'kelengkapan data. Dengan ini Saya menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian lanjutan pada tanggal dan tempat yang disepakati. Tertanda, Prof. Eric Sohn, Ahli Toksikologi dan Biologi Molekuler'." jelasnya.

"Apa itu sebuah Kontrak penelitian?"

"Kedua, pada saat kami menggeledah TKP, tampak kondisi kamar utama sangat berantakan, seperti diacak-acak dengan sengaja." Brian menampilkan foto kamar utama, ruang tamu, ruang makan, balkon, hingga kamar mandi apartemen. Tampak kamar utama apartemen itu paling berantakan diantara yang lain.

"Ketiga, ditemukan tetesan-tetesan diduga makanan di apartemen membentuk deret menuju pintu belakang seperti ini. Sampel ini telah dikirim ke Laboratorium Analisis Pangan SNU, dan diidentifikasi oleh Prof. Lee." kali ini Jaehyun mengambil alih penjelasan Brian dan menampilkan deret tetesan berwarna kuning yang ditemukan Mark kemarin.

"Keempat, Dr. Felix akan menyampaikan hasil analisis ahli forensik digital terkait temuan empat ponsel dan satu laptop milik korban."

Felix kemudian berdiri, dan menjajarkan empat buah ponsel dan satu laptop di hadapannya "Baik, dari keempat ponsel yang ditemukan, hanya dua yang berfungsi dan dipulihkan. Kedua ponsel ini dikunci menggunakan biometrik retina dan sidik jari."

"Perbedaan tingkat keamanan perangkat!"

"Kedua ponsel ini menggunakan nomor telepon berkode Korea Selatan dan Rusia. Kami berhasil melacak panggilan terakhir dari kedua ponsel tersebut dan menemukan beberapa hal." Jelas Felix sembari menunjuk ponsel yang Ia maksud.

"Dari ponsel bernomor Rusia, yang dikunci dengan retina, korban menghubungi seseorang dengan nama kontak 'Wife'. Berikut ini adalah percakapan antara korban dengan seorang wanita dengan nama kontak tersebut. Seperti wanita yang ditemui di DIS kemarin, mereka juga berbicara dalam bahasa Slovakia."

"Ada apa dengan bahasa itu? Reina Hwang, Taehyung, dan sekarang wanita yang dihubungi Prof. Eric?"

"Dapat kita simpulkan dari percakapan, wanita ini meminta agar korban segera 'kembali' agar mendapat perlindungan, dan merencanakan sebuah pembatalan untuk sesuatu yang tidak dapat kami terjemahkan." Felix menginstruksikan Jaehyun untuk menampilkan teks dan audio percakapan Eric Sohn dengan seorang wanita dalam bahasa Slovakia itu. Percakapan dua orang itu terdengar cukup emosional, dimana sang wanita berbicara dengan nada hampir menangis.

"Wanita ini bisajadi adalah orang terdekat Prof. Eric."

"Lalu dari ponsel kedua bernomor Korea Selatan yang dikunci dengan sidik jari, kami mendapati panggilan terakhir korban dengan seseorang dengan nama kontak 'Evil'."

"Berikut adalah percakapan korban dengan seorang pria dengan nama kontak tersebut dalam bahasa inggris."

Layar proyektor itu kemudian menampilkan teks dan audio percakapan yang dimaksud. Percakapan itu mengandung beberapa kata umpatan dari Eric Sohn dan ancaman dari seseorang dengan nama kontak 'Evil' itu.

Disela-sela audio itu terputar, Mark menatap Jaehyun.

"Mengapa suaranya terdengar familiar?"

"Dapat kita simpulkan, hubungan korban dengan pria ini tidak terlalu baik dalam konteks yang tidak dapat kita pahami. Pilihan kata dan kalimat yang digunakan terasa sangat sarkastik."

"Bukan sarkastik, jelas itu umpatan. Mereka saling membenci!"

"Selain itu, kami tidak menemukan kejahatan menggunakan internet dari barang bukti tersebut, namun dapat dipastikan ponser bernomor Rusia hanya digunakan untuk berkomunikasi dengan orang di Rusia, bahkan pengaturan ponsel itu pun menggunakan bahasa Rusia."

"Ponsel khusus."

"Lalu dari laptop, Kami berhasil membuka sandinya. Dari sana, kami mendapati berkas-berkas penelitian berbahasa Rusia dan Inggris dari tahun 2002-2015. Berkas-berkas itu berjumlah cukup banyak, namun hanya dalam dua topik besar yang terus berkembang. Berkas-berkas berbahasa Rusia dan Inggris itu terpisah menjadi dua folder utama di hardisk dan SSD laptop korban."

"Dua jenis riset untuk dua kepentingan berbeda, bisajadi menunjukkan dimana tempatnya berafiliasi, atau sekedar melakukan publikasi."

"Kami bekerja dengan penerjemah tersumpah, untuk menterjemahkan berkas-berkas berbahasa Rusia itu. Dari sana, berkas-berkas berbahasa Rusia itu dibuat pada tahun 2010-2015, dengan fokus penelitian pada—" Felix menggantung ucapannya, dan menghela nafas dalam.

"Botulinum toxin, dan membran hidrokoloid tahan panas." finalnya. Lagi-lagi seisi ruangan menanggapinya dengan ekspresi dan suara yang sama, namun lebih dramatis kali ini.

"Astaga"

"Sementara itu, untuk folder berbahasa inggris, berkas-berkas didalamnya dibuat pada tahun 2002-2012. Topik dari penelitiannya adalah—"

"Pangan GMO, dan Bt. Toxin bersifat self-destructive dan tahan panas."

"Penelitian toksin itu bisajadi dikembangkan dari topik sebelumnya, di negara berbahasa Inggris."

"Berdasarkan history penjelajahan internet menggunakan laptop, korban diketahui berkomunikasi dengan orang, dan bahasa Rusia menggunakan platform e-mail. Adapun e-mail tersebut berisikan berkas-berkas penelitian berbahasa Rusia yang dijelaskan sebelumnya, tanpa subjek dan badan e-mail." Felix tampak mengakhiri laporannya.

"Siapa nama penerima e-mail itu?" tanya Doyoung.

"Feodora Laubov."

Próximo capítulo