Setelah berkata seperti itu, Serena tertawa sekali lagi dan duduk dengan tenang. Sedangkan wajah Randika terlihat murung, dia benar-benar sudah tidak tahan lagi. Awalnya imannya itu benar-benar kuat ketika menolak Serena tetapi lama kelamaan imannya mulai goyah. Kalau saja tidak ada Viona dan Hannah, dia mungkin sudah mengajak Serena melakukannya di dalam toilet.
Mendengar perkataan Serena itu, Hannah merasa sedikit lega namun masih waspada. Dia lalu mengajak Viona untuk duduk kembali dengan benar. Sebelum dia duduk, Hannah memberikan tatapan tajam penuh makna kepada Randika seakan-akan berkata bahwa jangan berbuat aneh-aneh atau dia akan melaporkannya pada Inggrid.
Randika hanya bisa tersenyum pahit, peringatan adik iparnya ini benar-benar membuat nyalinya menjadi ciut.
Tidak lama kemudian, akhirnya pesawat mereka lepas landas. Para pramugari mulai berkeliling dan menawarkan produk-produk mereka.
Pada saat ini, dua penumpang terlihat sedang mengobrol dengan asyik.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com