Kedua pilot itu sama-sama terkejutnya dengan teroris tersebut.
Randika menatap si pemimpin dari para teroris ini dan mencengkeramnya erat di pergelangan tangannya. Dia masih berusaha melawan tetapi Randika sama sekali tidak bergeming.
Dengan tangan satunya, dia memukul orang itu tepat di wajahnya dan pingsan.
Sambil membawanya keluar dari kokpit seperti hewan buruan yang mati, Randika menutup pintu kokpit itu tanpa berkata apa-apa.
Kapten pesawat dan wakilnya itu saling bertatap-tatapan tanpa berbicara. Mereka langsung melaporkan kejadian ini kepada menara pusat dan mengembalikan jalur pesawat mereka menuju Jepang.
Randika sendiri sebenarnya ingin melempar para teroris yang hidup itu keluar dari pesawatnya tetapi dia memutuskan untuk mengikatnya.
Para pramugari menatap Randika dengan tatapan penuh makna dan kagum. Mereka yang tidak punya suami ataupun pacar merasa Randika adalah pria tergagah yang pernah mereka lihat. Mereka bahkan rela melakukannya di toilet pesawat ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com