"Kenapa?" Deviana menatap Randika dengan wajah bingung.
"Kalung ini punya Christina, aku pernah lihat dia memakainya." Kata Randika. "Dan tadi pria berengsek ini memakainya."
Kali ini, tatapan tajam Deviana jatuh pada Rio.
Di bawah tatapan tajam dua orang, Rio ingin menangis darah. Memangnya ada apa dengan kalung itu?
"Di mana kau mendapatkan kalung itu?" Tanya Deviana dengan nada dingin. "Jangan coba-coba berbohong atau temanku ini akan menyakitimu lagi."
Rio menjawab dengan senyuman pahit. "Kalung itu aku dapat dari bosku tadi malam."
"Bosmu?" Tatapan mata Randika benar-benar dingin. "Bagaimana dia bisa mendapatkannya? Jelaskan padaku."
Dengan tubuh gemetaran, Rio menjawab. "Kemarin malam aku dan teman-teman sedang jalan-jalan di sekitar sini. Terus kami lihat ada wanita cantik jalan sendirian dan jalanan terlihat sepi. Teman-temanku memutuskan untuk menculiknya."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com