webnovel

Kembalinya sang Mantan.

Erwin melucuti pakaian Alea dengan kasar, sedangkan Alea hanya bersorak riang mendapatlan perlakuan seperti itu. Entah karena kebutuhan biologisnya selama sebulan ini tak terpenuhi atau karena Alea memiliki hormon diluar batas sehingga Alea melakukan ide gila tersebut.

"Win.."

"Hmm… kenapa sayang?"

Alea hanya tersenyum sambil mengusap wajah Erwin, "Lanjutkan sayang .." sahutnya.

Erwin memenjarakan tubuh Alea, mengukung istri kemudian melakukan apa yang ingin dilakukan olehnya.

Entah berapa kali mereka bergulat dengan kepanasan, Alea sampai-sampai menyerah karena Erwin dengan bruntalnya melakukan hal itu.

Erwin yang puas melihat tubuh yang tertidur pulas olehnya, ia kemudian membersihkan tubuhnya agar bau khas percintaan hilang dari tubuhnya itu.

Erwin belum sadar jika ia melupakan pekerjaannya, padahal deadline tengah menunggunya besok.

Alea tersenyum sendiri mengingat malam tadi, seperti apa ganasnya Erwin, namun lamunannya kembali buyar karena suara Erwin memanggilnya kemudian

"Lea…" panggilnya.

"Sebentar," teriak Alea, dari dalam kamar mandi.

Alea segera mengenakan jubahnya, kemudian keluar dari kamar mandi.

"Kenapa, Win?" tanya Alea.

Erwin menunjukan sebotol air minum dengan selembar pil kb, "Buat apa?" tanya Alea merasa heran.

"Aku belum siap, jika kamu hamil saat ini. Banyak hal yang masih aku kejar, Lea. Aku harap kamu paham situasiku, "kata Erwin, sambil melenggang pergi meninggalkan Alea yang terdiam mematung.

Bagi Erwin, kariernya lebih penting harus menjadi seorang Ayah, menghidupi Alea dan membangun istana megah adalah tujuan utama Erwin, bukan memiliki bayi sebagai prioritasnya.

Semua cita-cita nya akan tenggelam, jika Alea mengandung. Erwin akan merasa repot setiap harinya, dan hal itu sangat menjijikan meskipun hanya membayangkan nya saja.

Berbeda dengan Alea, untuk apa mereka menikah jika tak memiliki momongan.

Alea mendesah kesal, ketika Erwin mengucapkan hal itu. Kecewa itu sangat pasti karena hal yang dilontrakan oleh Erwin barusan melukai harga diri Alea sebagai wanita.

"Jadi itu mau kamu, Win. Baik kita lihat saja nanti, siapa yang akan bertahan dengan pernikahan sialan ini! " geram Alea.

Alea segera mengambil pil tersebut, membacanya terlebih dahulu, kemudian meminumnya sesuai petunjuk yang tertera. Alea pun tak sudi jika harus mengandung buah cinta dengan Erwin, jika lelaki yang berstatus suaminya itu lebih memilih pekerjaannya.

Akan makan hati untuk Alea, penerima diri sendiri dan bayi-nya nanti tanpa bantuan dari Erwin.

Alea kemudian membuka Jubahnya, kemudian mengantinya dengan kemeja dan rok hitam ketatnya.

Hari ini ia memilih untuk bekerja, darpada harus mempertimbangkan untuk menjadi seorang ibu dan istri Erwin.

"Ganas juga, tapi sayang kenapa mesti dipancing!"

Satu tangan mengambil yayasan, untuk menutup seluruh kissmark yang mengurus lehernya.

Alea tentu saja akan menutupi aib sialan itu, jika Erwin menjadi lelaki yang mementingkan kehidupan rumah tangganya. Mungkin Alea tak akan peduli lagi dengan tanda ciuman tersebut.

Namun lagi-lagi Alea harus sadar, Erwin bukan lelaki masa bodoh yang mungkin hanya akan mengejar harta dan dunia.

"Sampai kapan bertahan?" gumannya lagi.

Alea merasa frustasi soal hal itu, tak akan kunjung selesai jika dipikirkan Alea akan menilai cara nanti.

***

Sosok wajah tampan terlihat keluar dari bandara, selama bertahun-tahun pergi kini ia bisa menginjakan kaki lagi di Indonesia. Banyak hal yang Herdy dengar termasuk pernikahaan kekasihnya dengan orang lain.

Herdy tau hal itu, dan kini ia kembali untuk merebutnya. Kepulangan Herdy kali ini bukan tanpa alasan.

Ya .. Hedry ingin sekali melaporkan Hamzah, ayah kekasihnya yang merencanakan semua itu.

Jika Hamzah menolak lamarannya saat itu, mungkin Alea akan bahagia bersamanya.

Namun kini Alea bahkan tak memiliki kebahagian, Herdy akan memafaatkan situasi ini masuk kedalam celah yang Erwin ciptakan sendiri.

Jika Erwin hanya memberikan uang yang berlebihan, namun Herdy bisa melakukan semuanya.

Ia bisa membuat Alea kembali jatuh hati, tidak peduli jika itu hubungan terlarang.

"Jadi gimana Tuan?" tanya Bimo.

"Urus semua, Mo. Melaporkan hasilnya," titah Herdy.

Bimo menganggukan kepalanya, ia mengerti dengan keinginan Hedry dan segera menjalankan perintahnya.

Herdy memilih untuk tinggal disebuah rumah mewah, rumah yang sangat dekat dengan Bank tempat Alea bekerja tujuan utama Hedry.

Lelaki itu bisa saja dari jarak dekat karena Bimo telah memutus cctv yang bisa dikendalikan dari rumah Herdy.

Lelaki yang Hamzah tolak dan Hamzah singkirkan itu pun, telah memiliki semua kendali penuh.

Herdy bukan orang sembarangan lagi, yang bisa dihina dan dicaci maki.

Ia bahkan bertekad akan merebut Alea, Bimo datang tergsa-gesa kemudian ia melaporkan semua gerak-gerik Alea dan Erwin.

"Bagus, Mo." Puji Herdy

Bimo menundukan kepalanya, mendengar hal itu Tuan-nya sangat paham pandai dari semua pekerjaanya bahkan Herdy tak sungkan untuk duduk bersamanya.

"Apa Tuan butuh informasi yang jelas?" tanya Bimo

Herdy memberikan kode, ia cukup dengan selembar kertas dengan informasi yang tertera saat ini.

"Jangan pergi Man, siap-siap untuk hancur!" seringai Herdy.

Bimo ikut tersenyum, puas dengan apa yang diperlihatkan oleh Herdy jika Tuan-nya itu senang

Bimo akan turut senang, semua pekerjaanya sangat sesuai dengan keinginan Herdy.

***

Alea cukup terkejut dengan kedatangan nasabah, bagaimana tidak lelaki tersebut adalah seseorang yang Alea tinggalkan dengan sejuta alasan yang Alea buat.

Alea bersikap profesional dengan Herdy, namun tidak untuk Herdy sendiri bahkan sesekali lelaki itu mengodanya.

"Semakin cantik..apalagi kalo disenyumin," godanya.

Alea hanya terdiam, melanjutkan kembali pekerjaannya kemudian ia segera memberikan buku tabungan nasabahnya.

Alea tak peduli dengan nominal dari uang tersebut, di mana hal yang biasa melihat ratusan miliyar uang nasabah.

"Aku kangen .." goda Herdy lagi, sambil mengedipkan sebelah matanya.

Alea hanya mengucapkan sama-sama, tak ingin jika Hani satu rekannya yang mendengar ocehan Herdy yang mengodanya habis-habisan.

"Duh .. kalo istri orang emang ngegoda banget ya,"

Alea hanya mendelik kesal, mendengar godaan yang ditayangkan oleh Hani

"Kerjain tuh!Nanti nasabahn komplen, "ketus Alea.

Meskipun diluar terlihat biasa saja, namun tidak dengan hati dan pikiran Alea.

Bayang-bayang Herdy yang datang itu pun membuat semua konsetrasinya kacau, Alea kadang-kadang mendapatkan komplenan.

"Kan salah tingkah, emang cakep banget sih. Mirip artis korea, "goda Hani kembali.

Alea hanya mengeleng pelan, ia kemudian segera memusatkan konsentrasinya hanya untuk nasabah. Memikirkan Herdy akan gila sendiri, "Ingat Lea, ada Erwin yang menjadi suamimu," peringat Alea sendiri diotaknya.

Meskipun cinta Erwin belum terlihat seperti apa, namun tali pernikahaan yang baru sajs Alea lakukan bukan untuk hal yang main-main. Alea akan berusahan melihat Erwin terlebih dahulu, meskipun ia pernah bersumpah jika tak akan bertahan. Logika Alea mengatakan pernikahan yang dijalani olehnya adalah pilihan Ayahnya dan Alea tak akan mungkin memutuskannya begitu saja.

Próximo capítulo