webnovel

Buah Dari Kerja Keras

Tatkala mentari tengah berada di puncak tertingginya, lantai arena adventurer guild basah oleh tetesan keringat yang menjadi saksi kerja keras dan usaha Jack untuk mengasah teknik bertarungnya.

BAM!

Hantaman tameng Tarud membuat pemuda berambut hitam pendek itu terpental beberapa meter ke belakang. Tubuhnya berguling beberapa kali sebelum terbaring lemah di tepi lapangan itu.

Matanya terasa berat, kembang kempis dadanya menandakan tubuhnya belum siap untuk kembali berdiri. Tiba-tiba, sebuah tangan berotot yang penuh dengan bekas luka terlihat di depan matanya.

Ia pun meraihnya, sambil tersenyum ia berkata. "Bagaimana kau bisa membaca seranganku master? Padahal aku sudah menyembunyikan ekspresi wajahku di belakang tameng."

Sejak pulang dari desa Thornbell, Nardar tidak mau dibayar lagi selama sesi latihan mereka. Sepertinya ia telah benar-benar menganggap Jack sebagai muridnya.

Jack merasa bahagia. Bukan karena ia tidak perlu lagi mengeluarkan satu koin perak setiap kali berlatih dengan Nardar. Tapi karena ia merasa dihargai, diapresiasi dan dianggap mampu untuk mewarisi gaya bertarungnya yang unik. Meskipun Nardar tahu ia bukan satu-satunya guru yang mengajarinya.

Pak tua Izack juga sama. Ia tidak pernah melarang Jack belajar dari Nardar, bahkan pernah ikut menyaksikan latihan mereka beberapa kali dan memberikan beberapa komentar. Meski sebagian besar komentarnya berupa candaan, Jack merasa sangat berterima kasih kepadanya.

"Latihan. Kau dapat melihatnya dengan hatimu." Jawab Nardar pendek.

Meski kata-katanya terkadang membingungkan, cara melatihnya sangat efektif. Buktinya, Jack telah banyak berkembang meski baru beberapa minggu berguru padanya.

Memang levelnya yang naik dengan cepat adalah salah satu alasannya. Tapi tidak bisa dipungkiri kalau gurunya itu berperan besar dalam perkembangan mental dan teknik bertarungnya.

"Apa guild master memintamu ikut ke dalam misi beberapa hari lagi?" Tanya Nardar.

Jack mengangguk, ia tahu bahwa selain Pak tua Izack dan Tarud, gurunya Nardar juga ikut dalam misi tersebut.

"Ganti armormu dengan yang lebih baik, belilah pelindung kepala." Kata Nardar.

"Siap Master."

Setelah selesai berlatih, Jack pun pergi ke workshop untuk membeli armor baru. Atau lebih tepatnya memilih, karena ia adalah anggota penting dalam worshop Dragon Hammer, Jack hanya perlu minta izin kepada salah satu anggota inti untuk mengambil barang apapun yang ia butuhkan dari dalam gudang mereka.

Setelah sesi latihan mereka selesai hari ini, Jack berjalan ke workshop untuk mencari armor dan helm yang cocok untuknya sesuai instruksi Nardar. Saat sampai di sana, mereka ternyata telah mempersiapkan armor semi kulit berwarna hitam di bagian yang dilapisi besi baja dan barwarna cokelat di bagian lainnya yang terbuat dari kulit. Pelindung dada, perut dan punggung, serta sebuah gauntlet, sepatu dan pelindung paha atas berwarna hitam dengan balutan kulit cokelat kehitaman di antara pelindung itu.

Armor ini khusus dibuat untuk Jack, jadi ukurannya sangat pas saat dipakai. Ditambah helm perang dengan gaya sparta berwarna hitam, berhias garis emas di sampingnya, Jack terlihat seperti seorang prajurit yang siap bertempur.

"Cocok sekali dengan gaya bertarungmu yang menggunakan tameng Jack." Komentar Kyle yang kebetulan sedang berada di sana.

"Armor ini dibuat oleh Homdumir dan Lucian, tentu saja hasilnya sangat memuaskan." Sahut Tarud yang datang dari arah pintu.

Sebenarnya Jack yang datang dari dunia modern merasa malu saat memakai armor itu, apalagi saat banyak orang melihatnya. Dengan wajah yang agak memerah ia mengambil tameng dan pedangnya untuk memastikan ia dapat bergerak dengan leluasa saat menggunakan setelan armor tersebut.

'Aku masih dapat bergerak dengan cukup leluasa, kecepatanku hanya berkurang 13 poin dengan memakai perlengkapan ini.' Batin Jack setelah memeriksa statusnya.

Saat Jack sedang asik memainkan pedang dan tamengnya, Géza datang dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Jack pesananmu kemarin sudah selesai. Apa kau ingin aku mengirimnya sekarang?"

Jack menoleh mendengar Géza berkata kepadanya, "Boleh, aku akan ikut bersama kalian. Mereka berhasil mengumpulkan berapa karung hari ini?"

Géza terkekeh lalu berkata. "Lima ratus karung."

Melihat mata Jack melebar, ia melanjutkan, "Karena bayarannya besar, mereka berebut untuk menyelesaikannya."

Jack menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis. "Oke. Ayo kita angkut sekarang." Ia tidak menyangka pesanannya selesai dalam sehari, sekarang Jack harus memikirkan di mana ia harus menyimpan semua karung tersebut.

Malam itu Jack sibuk menebar remah-remah tanaman bearberry di gudang bawah tanah rumahnya. Lima belas menit kemudian, lantai ruangan berukuran 5x5 meter itu pun dipenuhi oleh bearberry.

Setelah itu, Jack membuka sebuah kotak besi berisi slime dengan sebuah kunci tembaga seukuran jari kelingkingnya.

Klik!

Saat ia membuka kotak itu, slime yang ada di dalamnya melompat keluar karena mencium bau mana yang terkandug dalam tanaman tersebut. Jack pun tersenyum, dengan menggunakan pedang slime dan sembilan botol mana potion, ia memitosis slime tadi menjadi delapan puluh tujuh ekor. Karena terlihat terlalu sempit, ia mengurangi jumlah mereka menjadi 50 dan mendapat 387 experience. Lalu mengunci pintu ruang bawah tanah itu rapat-rapat sebelum kembali ke kamarnya.

'Hehe. Coba kita lihat, apa besok pagi mereka sudah siap bermitosis lagi atau belum." Batin Jack sambil menggosokkan kedua tangannya.

Keesokan paginya Jack terbangun sebelum matahari terbit karena rasa penasaran yang berkecamuk di benaknya tidak dapat ia bendung. Dengan berbekal pedang slime, ia pun pergi ke ruang bawah tanah untuk memeriksa keadaan monster ternaknya.

Hanya dalam semalam, tanaman bearberry yang ia tebar sudah berkurang setengahnya. Jantungnya berdebar-debar saat mengayunkan pedang ke arah sebuah slime yang berada paling dekat dengan pintu masuk. Harapannya melambung, kekhawatirannya memuncak saat ujung pedang itu menyentuh inti slime. Dan …

Slime itu membelah menjadi dua.

Jack kegirangan, ia bahkan meniru tarian moonwalk yang pernah ia lihat di dunianya dulu.

Tentu saja ia terjatuh saat melakukannya. Merasa sedikit malu, ia pun kembali berdiri dan melihat ke kanan kirinya untuk memastikan tidak ada orang yang melihat adegan memalukan itu.

Setelah memastikan tidak ada yang melihat, ia menghela nafas lalu menghunus pedangnya dengan ekspresi penuh harap dan mulai memanen hasil ternak slime miliknya di dunia lain.

Sambil menyambut matahari terbit di balkon kamar, Jack menyeruput kopi khas Alexandrium yang terkenal dengan keharumannya. Matanya yang berbinar-binar, senyumnya yang lebar dan ekspresi wajahnya yang puas mencerminkan keberhasilan percobaan tadi pagi.

Benaknya melayang memikirkan potensi peternakan slime di ruang bawah tanah rumahnya.

'Dengan metode ini aku bisa memanen sedikitnya 500 experience setiap harinya. Eh bukan, 1.000 experience jika aku memanennya dua kali. Untuk melakukannya membutuhkan sepuluh karung bearberry per hari. Jadi 500 karung berarberry yang aku punya dapat bertahan selama 50 hari, atau dengan kata lain, 5 koin emas untuk 50 hari.'

'Aku harus membuat satu ruang bawah tanah lagi untuk memaksimalkan pendapatan experienceku. Sayangnya rumahku hanya cukup untuk membuat satu ruangan lagi, kalau aku membuat di luar rumah orang lain pasti curiga.'

'Kurasa Tarud atau Perciles tahu di mana aku bisa mencari orang untuk membuat sebuah ruangan bawah tanah. Akan kutanyakan nanti siang.'

Jadwal kegiatan Jack hari ini tidak berbeda jauh dengan hari-hari sebelumnya. Ia akan berlatih dengan Nardar di pagi hari, kemudian makan siang di workshop. Setelah itu pergi ke perpustakaan untuk belajar lingkaran sihir bersama Pak tua Izack.

Di siang hari Jack meminta Tarud untuk membuat sebuah gudang bawah tanah dengan alasan tidak punya tempat untuk menyimpan bearberry yang ia beli kemarin. Tarud pun menyanggupi untuk menyelesaikannya dalam satu hari dengan biaya lima koin mas. Tanpa menawar, Jack menyetujuinya.

Siang itu ia juga pergi ke perpustakaan bersama dengan Tarud untuk mencoba lingkaran sihir yang akan mereka gunakan untuk menyegel teropong buatan mereka agar tidak jatuh ke tangan orang yang salah.

Tiga hari pun berlalu begitu cepat. Dengan memanfaatkan dua ruangan bawah tanah, Jack akhirnya naik ke level 14 pagi itu. Ia juga membuat tiga alat sihir berbentuk korek api, botol minum dan senter dengan bantuan Tarud dan Pak tua Izack.

Mereka berdua kagum dengan kreativitas Jack dalam memanfaatkan sumber daya yang ia punya. Dengan bantuannya, ketiga alat sihir tersebut menjadi peralatan standar bagi para adventurer anggota workshop Dragon Hammer yang hendak bepergian untuk menjalankan sebuah misi.

Pagi itu Jack terlihat sendang merapikan armor barunya di depan rumah sambil menunggu Tarud. Dengan tameng bundar berwarna biru langit di punggungnya dan pedang bertatakan batu zamrud di pinggangnya, Jack berangkat ke ruang pertemuan adventurer guild untuk memenuhi panggilan guild master Tigreal.

Di dalam ruangan berbentuk oval Jack, Tarud, Nardar dan Pak tua Izack duduk berhadapan sambil melihat ke arah kursi kehormatan dimana guild master Tigreal tengah duduk sambil melihat laporan yang tertulis pada selembar kertas putih kekuningan yang ada di tangannya.

Saat itu, Pascal yang berdiri di sebelah kursi kehormatan membuka sebuah dokumen dan menjelaskan misi yang akan mereka kerjakan.

"Dari informasi yang berhasil kami kumpulkan. Organisasi Shadowcifer sepertinya memiliki hubungan dengan salah satu bangsawan dari kerajaan Avantheim yang bernama Parsefal Gladstone. Menurut informasi, mereka akan mengadakan transaksi di sebuah air terjun yang berada di bagian utara pegunungan Hermirath tiga hari lagi.

"Karena itu guild mengutus kalian untuk pergi ke sana dan menyelidiki hubungan kedua belah pihak serta sangkut pautnya dengan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan organisasi shadowcifer belakangan ini. Jika memungkinkan, gagalkan transaksi tersebut dan cari tahu apa rencana mereka selanjutnya."

Sebelum ada yang bertanya, guild master Tigreal menambahkan. "Tim lain sedang berusaha mencari markas mereka di Hutan kegelapan dan kota Authumnshield yang diduga kuat merupakan pusat operasi mereka."

"Aku peringatkan kalian untuk lebih berhati-hati. Musuh kita masih memiliki anggota-anggota kuat yang belum menampakkan diri mereka. Jika kalian merasa kondisi di sana terlalu berbahaya saat, jangan ragu untuk melarikan diri.

"Keselamatan kalian adalah prioritas utama." Pesan guild master Tigreal.

Mereka berempat berdiri dan menjawabnya bersama sama. "Baik guild master."

Sebelum berangkat Jack memeriksa perlengkapan yang ia bawa seperti mana dan health potion, bekal makanan, peta dan teropong. Setelah memastikan semuanya siap, ia pun masuk ke dalam kereta kuda yang akan mengantar mereka ke hutan yang terletak di kaki pegunungan Hermirath sebelah timur laut kota Alexandrium.

Di dalam perjalanan Jack memeriksa statusnya.

Jack Walker

Level 14 <Human><Adventurer> EXP- 2251/3900

Title : 'Transmigrator from another world' 'Slime Hunter'

Health : 132/132

Mana : 43/43

STR : 82 +

AGL : 92 +

INT : 68 +

Attack : 14

Speed : 16 <-13>

Magic : 14

Resp. : 6

Intuition : 2

Próximo capítulo