Mata pangeran Zenta bergetar, dia bisa mengetahui dengan jelas maksud dari tatapan Rudolf terhadapnya. "Aku tahu, pergilah, aku pasti akan menyusulmu". Dia menunduk lemas, dan mengakui keadaannya sepenuhnya.
"Tentu aku akan menunggu anda". Balas Rudolf berkata dengan sopan dan langsung melesat pergi. Meninggalkan pangeran Zenta dan Ben yang sudah tidak sanggup berdiri. Meskipun berkata sedikit kasar namun dia melakukannya untuk kebaikan bersama.
"Virgo bertahanlah! Aku akan segera datang". Gumamnya menatap tajam ke arah pertempuran yang berada dalam jarak sekitar 1 kilometer dari tempatnya saat ini. Tidak ingin terlambat dia segera meningkatkan kecepatannya hingga batas maksimal.
Di luar pulau terbang, batu merah dengan panjang hingga 10 meter di bagian dalam pohon raksasa mulai bergeser. Batu tersebut merupakan akses masuk atau pun pintu masuk ke dalam pohon raksasa.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com