webnovel

Hewan Buas Raksasa

Pagi hari, matahari mulai muncul dengan sinar kemerahan yang begitu hangat, suara burung mendominasi hutan di pulau misterius tempat Virgo terdampar.

Ia pun mulai terbangun karena sinar matahari yang mengarah langsung ke wajahnya, kemudian berdiri dengan penuh semangat, hutan masih di penuhi kabut tebal seperti lautan awan.

Virgo hanya bisa membuka mata lebar, cukup terpesona dengan pemandangan yang di lihatnya, seolah ia sedang berada di dunia yang berbeda.

Namun sesaat ia mulai tersadar akan tujuannya, ia pun berniat untuk segera melompat turun dari atas pohon, bermaksud melanjutkan perjalanan seperti biasa, tidak lagi melalui pepohonan.

Hal tersebut di lakukannya tentu karena banyak pertimbangan, pertama karena di atas pohon kabut tebal itu menghalangi pandangannya.

Kedua, pohon-pohon itu masih basah dan kemungkinan terpeleset sangat tinggi, alasan itulah yang membuat ia lebih memilih tidak melalui pohon.

Namun tiba-tiba Virgo merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya.

"Apa yang terjadi?". Pikirnya mulai gelisah merasa tidak bisa melompat seperti biasanya, ia pun mencoba untuk berkonsentrasi penuh.

Virgo mengumpulkan energinya, lalu menyalurkan pada kedua kakinya, namun ia tidak merasakan energi apa pun yang mengalir, padahal sebelumnya jika ia melakukannya, energi itu seperti air mengalir deras.

"Ah sial, aku tidak bisa melakukannya lagi, apa yang sebenarnya terjadi"?. Gumamnya mulai cemas, ia terdiam sesaat, Lalu mencoba kembali, namun hasilnya tetap sama, ia berpikir matahari akan segera naik, ia pun bergegas turun dengan normal.

Setelah sampai di bawah, ia merasa sangat lemas, itu karena pohon tersebut cukup tinggi dan sebelumnya ia berada di ujungnya.

"Apakah kekuatan ku sudah hilang?". Pikirnya lagi dengan ekspresi kesal.

Namun ia tidak mau menyerah dan terus mencoba, berlari ataupun melompat terus menerus, namun tidak terjadi apa pun.

Semuanya sia-sia dan hanya membuatnya semakin kelelahan, tanpa sadar memegang dadanya hingga membuatnya teringat dengan bekas luka berbentuk simbol matahari di dadanya.

Ia pun segera memeriksanya, "Bekas lukanya masih ada, lalu apa yang berubah". Dalam hati Virgo yang mulai berpikir dengan keras, ia mengingat semua keadaan yang pernah terjadi sebelumnya.

"Apakah itu karena matahari?". Virgo teringat ketika berada di pantai, tubuhnya merasakan energi yang besar saat terkena cahaya matahari.

"Baiklah aku akan mencobanya". Tanpa pikir panjang, Virgo langsung berusaha memanjat untuk naik ke ujung pohon besar itu lagi, berharap bisa mendapatkan cahaya matahari yang cukup.

Dengan sisa tenaga yang ada Virgo terus memanjat hingga akhirnya bisa melihat dan merasakan hangatnya cahaya matahari.

Perlahan ia merasakan tubuhnya menjadi semakin berenergi, seakan cahaya matahari itu masuk dengan cepat, dan mengalir ke setiap sel tubuhnya.

Namun karena mataharinya belum meninggikan, tubuhnya membutuhkan sekitar satu jam hingga terasa penuh.

Beberapa jam pun berlalu, Virgo merasa tenaganya terasa penuh, ia bisa merasakan energi matahari di setiap sel tubuhnya, sementara bekas luka di dadanya pun kini mulai bercahaya emas, seperti sebuah simbol yang keren.

"Baik sepertinya sudah cukup". Senyuman lega muncul di bibirnya, Ia sangat yakin sepenuhnya energinya telah penuh, kabut pun sudah memudar.

"Pasti tempatnya disana, aku harus cepat". Ucapnya dengan penuh semangat, lalu mencoba menyalurkan energinya mencoba melompat ke pohon lain di depannya.

"Suuust".

Ia pun melompat dengan sempurna, "Jadi itu penyebabnya". Ia terdiam sesaat sambil mengangguk lega karena mengetahui asal kekuatannya yang sebenarnya.

Dengan cepat ia melompat ke pohon berikutnya, sambil melihat ke arah sekitar, untuk menemukan beberapa hewan dan buah-buahan sebagai sarapannya.

Setelah bergerak cukup jauh, ia pun menemukan makanan dan menghabiskannya dengan cepat dan segera melanjutkan perjalanannya dengan santai tanpa merasa khawatir sedikit pun, seakan semuanya akan berjalan dengan lancar.

Namun setelah memasuki hutan semakin dalam, ia pun sampai di sebuah bukit kecil dan merasakan ada sesuatu yang sedang mengawasinya dari balik bukit tersebut.

Ia pun segera berhenti, dan benar saja sebuah burung elang raksasa tiba-tiba melesat ke langit dengan kecepatan yang tidak biasa dan sesaat kemudian menukik ke arahnya.

"Cliiinnk".

Bola mata Virgo langsung bersinar dengan warna emas dan garis biru tipis menyilang di tengah bola matanya.

Pandangannya pun langsung meluas, dan ia bisa melihat seekor elang raksasa bersayap biru yang berjarak sekitar 1 kilometer sedang terbang ke arahnya dengan kecepatan yang terus bertambah.

"Makhluk raksasa apa itu, apakah itu seekor elang?". Ia mengusap matanya beberapa kali untuk memastikan penglihatannya, "Tidak mungkin, apakah memang ada elang sebesar itu". Gumamnya dengan mata yang terbelalak, seketika ia pun mulai panik, karena elang raksasa itu jelas sedang mengincarnya.

Dulu saat berada di kampung halamannya, ia sebenarnya sangat sering mendengar tentang hewan buas dan juga monster, namun karena tidak pernah melihatnya secara langsung, ia memilih tidak percaya dan mengabaikannya begitu saja, menganggap itu hanyalah rumor belaka.

Namun setelah mendapat serangan dari monster kendi dan kini seekor burung elang raksasa sedang mengincarnya, tidak ada alasan lagi untuk meragukannya.

"Apa yang harus ku lakukan sekarang, satu cengkeramannya saja bisa langsung merubahku menjadi potongan daging". Pikirnya dengan wajah pucat dan tubuh gemetar bergidik ngeri.

Di saat yang sama, sekitar 100 sampai 200 meter di hadapannya ia melihat beberapa pohon terlihat bergoyang berantakan dan membuat bumi bergetar hebat, ia mendengar suara desisan kuat, dan suara pohon yang retak.

Bahkan beberapa pohon langsung tumbang seolah tertelan oleh bumi, tanah yang mulai bergetar membuat debu mulai menguap di pusat gempa tersebut.

"Ini benar-benar buruk". Virgo merasa pohon besar tempatnya berdiri juga mulai goyah, dan tiba-tiba sebuah ular hitam raksasa muncul di tengah awan debu.

Ular hitam raksasa itu memiliki tanduk merah di tengah kepalanya, mata Virgo hampir melompat karena terkejut dan juga ketakutan.

Ia pun langsung bersembunyi ketakutan di belakang cabang pohon yang lebih besar, "Aku pasti akan mati sekarang". Kini tubuhnya pun mulai gemetar hebat, dan keringat dingin juga membasahi seluruh tubuhnya, ia ingin melarikan diri secepatnya, namun dalam kondisi tersebut ia bahkan tidak bisa bergerak.

itu pertama kalinya ia melihat hewan buas raksasa.

Suara riakan keras dan melengking terdengar dari ular dan juga elang raksasa tersebut, membuat angin menyapu tempat itu hingga puluhan meter. Wajah Virgo langsung pucat pasi, namun ia masih belum berani melihat apa yang terjadi.

Próximo capítulo