webnovel

Mimpi

Leo terbangun dan menemukan dirinya sudah berada di rumah, "Leo kamu gak kenapa-kenapa?" Ucap Aziz penuh khawatir, Leo yang baru membuka matanya hanya bisa melihat sekitar dan memegang kepalanya yang masih terasa sakit.

"Aghhh, sakit paman". Kata Leo terus merintih memegang kepalanya, tanpa basa basi, Aziz langsung menghubungi dokter untuk datang memeriksa keadaan Leo.

"Leo sayang tahan sebentar ya, bentar lagi dokter datang". Ucap Laela sambil memeluk tubuh Leo, "Kamu minum dulu". Sambung Laela menadahkan segelas air untuk menenangkan Leo yang sudah begitu pucat dan terus merintih kesakitan.

Di luar rumah cuaca begitu mendung, suara petir menggelegar, hujan dan angin yang begitu deras pun ikut serta memperburuk keadaan, sedang dokter yang berada cukup jauh dari rumah Aziz terjebak hujan di tengah perjalanan, dan sulit untuk menerobos.

"Pa, dokternya mana? Sudah hampir satu jam kenapa belum sampai juga?". Tanya Laela dengan wajah pucat semakin khawatir melihat keadaan Leo.

"Ya ma, aku sudah coba menghubunginya beberapa kali namun tidak bisa tersambung" Jawab Aziz yang kebingungan berjalan bolak balik di sekitar kamar Leo.

Hari sudah semakin petang, dokter yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang, "Gimana kalau kita bawa Leo ke rumah sakit saja pa?" Ucap Laela yang sudah tak bisa berbuat apa-apa, "Ma, cuaca di luar sangat buruk, tidak mungkin kita bisa bawa Leo ke rumah sakit" Jawab Aziz khawatir.

"Terus kita harus gimana pa, Leo sudah sangat pucat, aaa k ... aa ku takut dia gak bisa bertahan". Balas Laela dengan terbata-bata karena takut melihat Leo yang terus merintih kesakitan.

"Husst, kamu ngomong apa sih, jangan ngomong aneh-aneh". Balas Aziz dengan nada tegas untuk membuat Laela tenang, "Mama harus tenang, supaya Leo juga bisa tenang". Sambung Aziz coba menenangkan Laela.

Leo tiba-tiba terdiam dan kembali tak sadarkan diri, membuat Aziz dan Laela semakin panik, Aziz pun langsung berlari keluar rumah, mencari bantuan pada warga tanpa peduli dengan cuaca yang begitu buruk.

Leo tersadar, namun ia menemukan dirinya berada di tempat yang begitu cerah dan hangat, perlahan semakin jelas, dan ia merasakan sesuatu yang sudah lama ia lupakan.

"Sayang kamu sudah bangun, tidurmu sangat pulas". Suara seorang perempuan yang terdengar samar-samar oleh Leo, ia juga merasakan tangan lembut yang sedang mengelus kepalanya membuat Leo tak lagi merasakan sakit pada kepalanya.

"Jagoan papa sudah bangun ya". Suara seorang pria yang tidak asing baginya.

Leo membuka mata perlahan, matanya berbinar dan terbuka lebar, terkejut luar biasa menemukan dirinya sedang berada dalam pelukan ayah dan ibunya, "Ayah, Ibu kita di mana? Aku bermimpi buruk bu". Kata Leo menangis memeluk kedua orang tuanya dengan sangat erat lalu menceritakan semua kejadian yang di anggapnya hanya mimpi.

Ayah dan Ibunya hanya tersenyum tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Leo melepaskan pelukannya dan melihat keadaan sekitarnya, "Ayah Ibu kita di mana?".

Kenapa semua pohon yang dipenuhi buah-buahan ini terbalik, kenapa air sungainya terlihat seperti madu dan susu". Kata Leo kebingungan melihat tempat yang sangat aneh.

Tak lama setelah itu tempat itu berubah menjadi hitam dan gelap, ia melihat Ayah dan Ibunya berdiri di depannya dan perlahan menjauh meninggalkannya, "Ayah Ibu mau ke mana?" Panggil Leo kepada orang tuanya yang perlahan berjalan meninggalkannya.

"Ayaaah ... Ibuuu" suara Leo yang keras dan langsung terbangun, ia menemukan dirinya berada di rumah sakit, kini ia sadar ternya itu hanyalah mimpi, air mata Leo kembali mengalir berharap kebersamaan dengan sang ayah dan ibunya tersebut bukanlah mimpi, karena walau ia membenci mereka jauh dalam lubuk hatinya, Leo masih sangat merindukan kedua orang tuanya tersebut.

Aziz dan Laela yang mendengar teriakan Leo, langsung masuk untuk melihat keadaan Leo, "Leo sayang kamu sudah sdar?" Kata Aziz yang terlihat lega, menemukan Leo telah sadar.

"Ma, segera panggil dokter". Sambung Aziz meminta istrinya untuk memanggil dokter untuk segera memeriksa keadaan Leo, "Iya Pa". Jawab Laela singkat, lalu berlari memanggil dokter.

"Leo ... Leo" Panggil Aziz pelan melihat Leo masih terbengong, namun Leo masih terdiam tidak berkata apa-apa, pikirannya masih terperangkap dalam mimpi yang dirasa begitu nyata baginya.

Setelah di panggil beberapa kali oleh pamannya, akhirnya Leo tersadar, mengusap air matanya, "Ah ... iya paman". Jawab Leo spontan, "Kamu gak kenapa-kenapa kan?" Tanya Aziz dengan lembut, "Gak paman Aku gak papa". Jawab Leo lemas.

"Kepala kamu gimana?, Masih sakit?" Tanya Aziz lagi untuk memastikan keadaan Leo, "Gak paman, Aku baik-baik saja". Jawab Leo yang masih terlihat murung memikirkan sesuatu.

Dokter pun datang dan memeriksa keadaan Leo, "Dok gimana keadaan Leo? Tanya Laela pada dokter, "Sekarang sudah gak kenapa-kenapa, dia sudah agak stabil, hanya butuh banyak istirahat untuk bisa pulih sepenuhnya dan bisa secepatnya kembali ke sekolah". Jawab dokter menjelaskan keadaan Leo dengan ringan.

"Untuk lebih jelasnya pak Aziz nanti ke ruangan saya" sambung dokter menepuk pundak Aziz, "Iya pak saya akan segera menyusul". Jawab Aziz dengan cepat.

Setelah beberapa hari Leo melewati pemeriksaan rutin, "Leo sudah bisa pulang sekarang, saya akan tuliskan jenis obatnya dan bapak bisa ambil di apotek rumah sakit sebelah sana". Kata dokter sambil menunjukkan arah apotek di rumah sakit tersebut.

"Dan jangan Lupa untuk tetap melakukan pemeriksaan rutin mingguan, nanti saya buatkan jadwalnya". Sambung dokter dengan ringan, "Ya terima kasih banyak dok". Kata Aziz sembari memegang pundak Istrinya.

Selang beberapa waktu akhirnya Leo sudah bisa di pulangkan, walau Leo kini terlihat sedikit pendiam dan Aziz malah terlihat semakin khawatir, seakan ada hal buruk terjadi.

Próximo capítulo