Syahera berbaring di pelukan Rendi. Mereka bersantai di atap gedung resto. Gadis itu lebih banyak diam sejak pagi, membuat Rendi penasaran dan ingin bertanya.
"Ren!"
"Hem. Ada apa?"
"Jika seandainya, kau menikah dengan wanita yang hamil oleh laki-laki lain, bagaimana perasaanmu?"
"Entahlah. Yang aku nikahi 'kan kamu. Dan aku tidak pernah mendengar kalau kamu berhubungan dengan laki-laki lain di belakangku, meski kau masih belum sepenuhnya menerimaku."
"Hanya seandainya, Ren. Apa kau bisa menjawabnya?"
"Jika itu kau … aku tidak peduli. Meskipun kau adalah nenek-nenek dengan banyak cucu, aku juga tidak peduli."
Syahera tersenyum tipis. Ia masih merasa tidak tenang dengan kehamilannya saat ini. Haruskah bicara jujur pada laki-laki itu?
"Ren, aku ingin mengakui sesuatu. Aku tahu, aku tidak seharusnya membuatmu kecewa. Tapi, aku tidak ingin pernikahan kita dibumbui dusta."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com