Sore berganti malam, Ratu merias wajah Syahera dengan sangat cantik. Gadis itu merasa risih dengan kelakuan kakak iparnya. Ia yang akan pergi, tapi kakak iparnya yang sibuk sendiri.
"Kak, sudah! Jangan terlalu tebal," ucap Syasya. Ia tidak suka memakai riasan yang terlalu mencolok, meskipun Ratu mendandaninya dengan riasan minimalis.
Syasya tidak ingin membuat Rendi salah paham. Apa jadinya jika Rendi beranggapan, ia tampil maksimal karena akan bertemu dengannya.
"Ini juga sudah. Berangkat sana!"
"Kakak, mengusir aku?" tanya Syahera, merengut.
"Tidak, tapi karena sejak setengah jam yang lalu, dia menunggumu di depan teras," ucap Ratu.
"Kakak, suruh dia menunggu? Kenapa tidak bilang dari tadi," ucap Syahera. Ia segera mengambil tas selempang warna coklat dan keluar dari kamar.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com