Sehari setelah pertarungan hebat itu, Aciel tetap masuk sekolah seperti biasanya. Hanya saja dia menahan rasa sakit dan lelah badannya setelah menerima serangan dari Meilinda kemarin, apalagi saat darahnya mencapai 0, dia merasakan rasa sakit yang sama persis dengan rasa sakit di dunia nyata karena dia menolak untuk kalah.
Sistem overhealth namanya. Saat darah seseorang mencapai 0 di dalam permainan dengan Hyperdrive, jika pemain tersebut masih kuat untuk bertarung atau menolak untuk kalah, system overhealth akan aktif. Tapi jika orang tersebut dikalahkan dalam sekejap mata dan tidak siap untuk terus bertarung atau menyerah dan mengakui kekalahannya, system ini tidak akan aktif. Seperti saat pertarungan Aciel dengan Michael. Michael yang malang tidak bisa mengaktifkan system ini karena ledakan 10 ranjau Aciel juga membuatnya terkejut. Atau saat pertarungan Aciel dengan Meilinda, Meilinda terkena tusukan di kepalanya yang membuatnya terhenti untuk berpikir dan tidak tahu apa yang terjadi. Jadi cara terbaik agar lawan tidak mengaktifkan system overhealth adalah dengan menghabisinya dengan cepat atau dengan kejutan, karena system ini aktif dengan ototmatis tergantung dengan perubahan gelombang otak dari pemain.
"Argh... Badanku sakit..." Keluh Aciel dalam rasa sakitnya. "Ini menyebalkan, aku harus mengaktifkan system overhealth disaat-saat seperti itu. Aku beruntung Meilinda belum mengaktifkan system Overhealthnya atau aku akan kalah."
Lalu Aciel duduk di bangkunya pada pagi itu. Di Kelas hanya ada dia dan Veronika, lagi.
"Selamat atas kemenanganmu." Ucap Meilinda sambil membaca bukunya. "Aku tidak tahu kalau kamu suka rasa sakit."
"S-suka rasa sakit? Engga kok oy, itu menyiksa!"
"Tidak usah bohong di depanku, aku tahu kamu menyukainya."
"Oy-oy bukan gitu!"
Lalu Natasha datang di kelas. Dia melihat Aciel lalu mengelengkan kepalanya. "Aku salah menilaimu, Aciel."
"Ha? Gimana?"
Lalu Natasha menerjang Aciel dan mencekiknya. Dia menyudutkan Aciel ke tembok. "1 minggu untuk menuruti semua yang kamu minta? Dasar mesum rendahan! Apa saja yang kau suruh kepadanya? HA?"
"Iya... Apa yang kau sudah lakukan kepadanya?" Tanya Veronika dengan nafas menghebu-ngebu dan rasa ingin tahu yang tinggi.
"Soal itu... Rahasia..." Jawab Aciel. Karena itu demi kebaikannya Meilinda.
"Apa yang sudah kau lakukan pada Meilinda?!" Lalu Natasha memukul perutnya Aciel.
"Aw... Aw.... Perutku." Desah Aciel. "Kalau aku beritahu, malah lebih buruk dari ini!"
"Jangan-jangan apa yang aku pikirkan memang benar! Dasar mesum!" Lalu Natasha memukul perutnya Aciel lagi.
"Woah, ini bisa jadi inspirasi novelku!" Ucap Veronika mengebu-ngebu.
"Bantuin aku kek! Malah novel!" Kata Aciel. "Oy, cukup napa!"
Lalu Natasha hendak memukul Aciel lagi. Tapi saat dia menarik tangannya, tangannya sudah dipegang oleh Michael di belakangnya. Tangannya begitu dingin memegang tangan Natsha, tapi Natasha tidak takut dan menoleh dengan marah dan tatapan ingin membunuh.
"Apa yang kau mau?" Tanya Natasha dengan nada mengancam.
Lalu dengan datar dan santainya Michael menjawab "Meilinda depressi berat dan schizophrenia."
"Michael! Jangan kau beritahu!"
"Maaf, Tuan."
Lalu Natasha bertanya, "Jadi, kau mengirimnya pulang untuk pengobatan?"
"Yes..." Jawab Aciel pelan.
"Syukurlah! Aku tahu kamu bukan laki-laki bejad kek gitu!" Lalu Natasha memeluk Aciel dengan erat sampai Aciel tidak bisa bernafas. "Maafkan aku sudah berpikiran buruk tentangmu."
"I-ek-iya, uhuk, kau membunuhku." Ucap Aciel sekarat.
"Oh ya maafkan aku... Maaf..." Ucap Natasha dengan pelan. "Maaf aku sudah berpikiran buruk sama kamu, maaf ya, please...."
"Iya-iya hadeh."
"Kamu marah ta Aciel?"
"Engga, udalah..."
Lalu ada beberapa siswa masuk ke dalam kelas. Itu adalah Daniel dan Helena. Dan mereka sedang bertengkar. Helena yang seorang yang sadis dan Daniel prang yang ambisius membuat pertengkaran mereka lebih dari yang namanya panas.
"Menyingkirlah dari jalanku, serangga!" Ucap Helena dengan nada bicara dan tatapan mata yang sadis dan meremehkan. "Kau hanya membuang-buang waktumu!"
"Yang seenaknya sendiri adalah kamu dan kamu harus dihukum!" Bantah Daniel. "Sebagai siswa yang baik kamu harusnya-"
"Blablablabla, najis, pergilah dari hadapanku!"
"Kau! Grrr.... Aku menantangmu duel!"
"Cih, hahahaha... Duel? Serangga sepertimu?"
"Berhenti memanggilku serangga!"
"Dibanding dengan Aciel, kau pasti sudah kalah!"
"Kau... Akan kukalahkan kau!"
"Lakukanlah sekarang!"
Daniel langsung saja melancarkan pukulan kepada Helena. Tetapi Helena menangkap tangannya dan lalu membanting Daniel dengan keras dan membuat Daniel sekarat seketika. Dia mengeluarkan suara yang sekarat. "Aaaaaaaa...." Katanya pelan dan sekarat.
"Apa? Kau ingin bilang apa? Bahkan di Cyber Firmament kau pasti langsung mati tanpa sempat mengaktifkan overhealth terlebih dahulu." Ejek Helena.
"Siapa dia?" Tanya Aciel pada Natasha.
"Serius kamu ngga tahu? Dia Helena Putri Laraswati, anaknya pengusaha maskapai pesawat Imperial Royal Pegasus! Maskapai nomer 3 dunia."
"Serius? Itu anaknya?"
"Salah satu dari tiga bersaudara kalau tidak salah. Kakaknya yang laki-laki akan meneruskan bisnis ayahnya. Kakaknya yang perempuan jadi mascot tim Pegasus di cyber firmament professional. Sepertinya dia ingin menjadi seperti kakaknya."
"Oooo..."
Lalu Helena menoleh ke Aciel. Dia melihat Aciel dengan membara dan penuh ambisi. Aciel merasakan ketakutan di tulang ekornya dan merinding yang berlebihan sat menatap matanya.
"Kamu Aciel kan?"
"I-i-i-i-i-iya!" Jawabnya gugup. Dalam hati Aciel berkata "Apakah ini aura kasta atas?"
"Bergabunglah dengan timku yang kelak akan menjadi tim cyber firmament professional!"
"Ha?" Tanya Aciel dengan bingung dan ekspresi yang kaku.
"Jangan bodoh, aku akan membuat tim cyber firmament professional, Flame Lady."
"K-k-kenapa aku? Aku tidak punya kekuatan apa-apa."
"Memang, tapi jarang aku bertemu orang masokis sepertimu, kamu keren."
"M-masokis?"
"Yes. Maka dari itulah, bergabunglah denganku!"
"Apa itu masokis?"
"Serius kamu ngga tahu?"
"Aaaa, kapten, dia tidak tahu karena dia polos." Sela Natasha. "Dia juga pemalu. Walau keliatannya dia anak baik, dia juga berbahaya."
"Kapten? Kamu ikut timnya Helena?" Tanya Aciel.
"Yes begitulah. Aku digaji untuk itu teeheee."
"DIGAJI? Tunggu, bukannya kamu tim Griiff-"
"Tim itu sedang tidak aktif tahun ini haha, aku butuh penghasilan kau tau."
"Yes, tertarik?" Tanya Helena.
"Sisa berapa slot lagi untuk timmu?"
"5 orang lagi. Tim ini baru berisi aku dan Natasha saja."
"Bolehkah Michael dan Meilinda ikut?"
"Meilinda ya... Dia sepertinya kuat, tapi aku tidak tahu dia mau ikut atau tidak. Kalau Michael..."
"Kenapa?"
"Dia menjijikkan..." Ucap Helena dengan tatapan jijik. "Dia terlihat seperti baru bangun tidur dari 1 minggu. Bau badannya busuk. Tatapannya seperti orang mati. Bahkan matanya seperti zombie. Aku akui dia hebat, tetapi, hiiii..."
"Oy aku disini!" Sahut Michael.
"Kalau kamu menerima Michael dan Meilinda, aku baru mau ikut."
Lalu tiba-tiba munculah Sintia dan helena disitu. Sintia langsung berkata, "Wah-wah, apa kamu pikir dia mau masuk timmu Helena?"
"Cih, Sintia. Tentu saja dia mau!"
"Ah, tapi aku juga akan menggaji dirinya, bahkan dua kali lipat dari ini."
"Dua kali lipat?" Sela Aciel.
"Iya, kakak akan membuat merasakan kepuasan dan kenyamanan saat masuk ke dalam tim ku," Ucap Sintia dengan nada dewasa seperti kakak berbicara kepada adiknya.
"Jalang, apa yang kau inginkan?" Tanya Helena dengan nada sadis dan menantang. "Kau menantangku untuk bertarung? Orang rendahan sepertimu tidak pantas ada di sekolah ini. Pergi dari pandanganku! Kau membuat mataku sakit"
"Wah, pedangku haus akan darah. Apa kau pikir kau pantas untuk menantangku? Bahkan kau tidak pantas untuk menjilat sepatuku, Helena." Ucap Sintia dengan nada menggoda yang bertujuan sarkas.
"Jangan sebut namaku dengan nafas baumu, jalang!"
Lalu Aciel bertanya pada Michael. "Michael... Psst..."
"Iya, Tuan?"
"Ayo kita pergi, disini mulai panas."
"B-baik, tuan."
Lalu mereka berdua pergi dari kelas, keluar mencari udara segar dan kabur dari perdebatan itu. Mereka berdua lalu duduk bersama di bangku di depan kelas. Kelas mereka ada di lantai dua dan menghadap ke lapangan upacara, sehingga mereka dapat menikmati kesejukan udara yang berhembus dengan kencang.
"Hey, Michael. Menurutmu kita bagusnya masuk tim yang mana?"
"Tidak keduanya."
"Kenapa?"
"Helena adalah tipe orang yang suka merendahkan. Pastinya dulu anda juga dianggap rendahan saat belum menunjukkan kemampuanmu. Apalagi anda tidak punya kekuatan special. Sedangkan aku, kalah darimu, Tuan. Itu merusak harga diriku, dan menjadi pembantumu adalah hukuman yang pas untukku."
"Ayolah, kita ini kan sahabat." Lalu Aciel merangkul Michael.
"Sa... Ha... Bat? Anda menganggapku sahabat?"
"Iyap. Kamu selalu ada disisiku dan membantuku. Kamu bahkan mau membelikanku terang bulan waktu itu. Kau bahkan membantuku mengurus surat-surat untuk Meilinda."
"Haha... Sahabat ya..." Di wajah Michael, sebuah senyuman tipis tertanam di wajahnya. "Sahabat..."
"Apa kamu pernah punya sahabat dulu?"
"Tidak. Bahkan aku tidak punya teman. Yang aku punya hanyalah musuh. Aku tidak tahu mengapa mereka memusuhiku."
"Tenang. Semua orang punya musuh. Helena dengan Sintia, aku dengan Daniel, Tom dan Jerry, semua orang pasti punya. Memangnya siapa saja musuhmu?"
"Satu sekolah... Mereka semua memusuhiku karena aku juga tidak tahu kenapa. Aku selalu dibully, tapi aku juga selalu melawan, itulah kenapa aku bisa menjadi kuat seperti ini. Pengalaman mengajarkanku untuk menjadi pribadi yang sangat mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Aku tidak terkalahkan oleh siapapun... Mereka semua menjadi tunduk, takut, dan menjauhiku karena itu... Itulah aku..."
"Kamu lebih baik dari aku... Selama ini aku dibully, tetapi aku takut untuk membalasnya hehe..."
"Anda harus membalas mereka, jangan biarkan orang lain melangkahi harga dirimu."
"Iya... Kau benar..."
"Hehe... Aku tidak menyangka akan kalah dari orang yang bahkan tidak punya kemampuan khusus..."
"M-maaf soal itu... Aku minta maaf."
"Tidak-tidak... Jadi bawahanmu ternyata tidak buruk... Aku bahkan menikmatinya..."
"Kenapa, Michael? Kau tidak perlu jadi bawahanku, aku tidak pernah memintamu untuk itu."
"Memang, tapi itu adalah janji yang aku buat untuk diriku sendiri..."
"Tapi, aku akan terus menganggapmu sebagai sahabatku, Michael. Selalu."
"Terimakasih, tuan..."
"Sama-sama, sahabat..."
Lalu datanglah Natasha yang ikut keluar kelas ,dia datang untuk menghampiri Aciel dan Michael.
"Aciel, Michael, ikutlah dengan tim ku." Ajak Natasha.
"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Aciel.
"Bukan karena aku ingin ada kamu di timku, tapi aku melihat potensimu."
"Aku tidak akan masuk ke timmu tanpa Michael!"
"K-kau... Jangan-jangan... Kalian berdua..." Lalu pipi Natasha memerah. "Kalian! Kyaaaa!"
"Anda tidak jelas sama sekali." Ucap Michael. "Aku tahu kau suka tuan Aciel sejak dia tidak sengaja memegang dadamu, tapi janganlah kau tertarik dengan nafsu."
"Tidak! Aku suka dia karena dia melihatku sebagai gadis biasa, bukan sebagai seorang bintang, pahlawan atau semacamnya." Lalu Natasha tersadar dia mengatakan suka kepada Aciel. "Kyaaa! Lupakan!" Lalu dia langsung saja masuk ke dalam kelas.
"Wanita biasa... Anda pernah bertemu dengan Natasha sebelumnya, Tuan?"
"Tidak, serius..."
"Coba anda tanyakan dia."
"Kalau aku tanya, takutnya dia malah tersinggung."
"Hmmm... Kau benar... Coba kau ingat-ingat lagi... Atau kau coba cari tahu dengan berbicara dengan Natasha. Ayo temani aku."
"Siap, Tuan."
Lalu Aciel masuk lagi. Ternyata kelas sudah dalam keadaan kacau balau di pagi buta karena pertengkaran antara tim Helena dengan tim Sintia. Mereka berdua memperdebatkan apakah Aciel akan masuk ke dalam tim mereka atau tidak.
"Aku punya firasat buruk tentang ini." Ucap Aciel. Lalu Aciel menyelinap masuk ke dalam kelas dan berhasil mencapai Natasha. Dia menepuk punggungnya. Natasha terkejut, tapi sebelum berkata apa-apa, Aciel menutup mulutnya. "Jangan bicara keras-keras!"
Natasha mengangguk pelan. Lalu Aciel membuka mulut Natasha. "A-ada apa, Aciel?"
"A-anu, hmmm... Gimana ya ngomongnya. Aku ingin kenal lebih dalam dengan kamu."
Wajah Natasha memerah. "A-a-aku?"
"I-iya" Jawab Aciel. "K-kamu keberatan?"
"E-engga kok... Aku malah seneng, Aciel... Tapi kenapa tiba-tiba?"
"A-aku ingin-" Belum sempat Aciel berbicara, di belakangnya terdengar suara yang menyeramkan. Di belakangnya, Sintia dan helena dengan aura membunuh sudah berdiri di belakangnya. "Ada seseorang di belakangku iya kan?"
"I-iya..." Jawab Natasha dengan senyuman tipis dan ekspresi yang khawatir.
Langsung saja Aciel ditarik oleh mereka dan diperebutkan. Dia seperti barang yang terombang ambing oleh ombak dan dimainkan oleh dua ekor lumba-lumba yang saling berebut mainan. Saat-saat itu akan selalu dikenang Aciel sebagai kenangan buruk yang membuatnya mendapat kerusakan mental.
Setelah beberapa saat kemudian... Aciel keluar dari kelas dengan tatapan kosong. Natasha mencoba menggoyang-goyangkan tubuhnya sambil memanggil namanya. "Aciel, sadarlah kumohon..."
"Natasha... Perempuan itu mengerikan... Aku takut akan dunia luar sekarang... Dunia luar itu menyeramkan... Lockdown di dalam kamar adalah pilihan terbaik untuk melewati masa-masa yang kelam ini."
"T-tuan Aciel?" Tanya Michael khawatir. "Kau yakin dia tidak apa-apa?"
"Sepertinya, mentalnya terluka..." Jawab Natasha dengan khawatir.
"Kenapa kau tidak menghentikan mereka?" Tanya Michael marah.
"Aku tidak bisa menghentikan mereka, mereka terlalu barbaric."
"Barbar? Indonesia, penduduknya lucu-lucu." Ucap Michael sambil menghela nafas.
"Apa kau bisa menyembuhkan Aciel?"
"Entahlah. Kau bisa?"
"Tidak... Aku tidak tahu caranya. Apa aku harus mengelus-elus kepalanya di pangkuanku?"
"Coba saja... "
Dan akhirnya, Aciel di UKS lagi hari itu juga. Lalu, Sintia dan Helena mendapatkan hukuman karena kelakuan mereka. Dan hari itu berakhir dengan damai seperti hari-hari biasanya.
Epilog
"Ugh... Dimana aku?"
"Dek... Kamu dua kali masuk UKS. Apa kamu membuat rutinitas masuk UKS setiap minggu?"
"Ka... Kakak?"
"Yep... Aku disini ada urusan denganmu."
"Apa itu?"
"Besok ada seleksi calon OSIS baru. Aku ingin kau ikut... Dan juga... Besok Jumat, Sang Valkyrie akan pindah ke sekolah ini."
"Valkyrie? Aku pasti lagi halusinasi."
"Tidak oy! Dengerin dulu."
"Siapa itu memangnya?"
"Salah satu dari tujuh ujung tombak Indonesia... Calon sih..."
"Apa urusannya sama aku?"
"Dia akan masuk kelasmu."
"Ya... Terus?"
"Dan dia memasukkanmu ke dalam targetnya."
"....."
"Dia akan pindah dari Jerman dan mendarat besok pagi."
Saat itu Aciel sadar. Mentalnya akan makin rusak besok.