Taehyung saat ini berada di ruangan kerja di perusahaannya. Duduk di atas sofa sambil memijit pelipisnya. Kepalanya terasa berdenyut akibat pikirannya yang selalu tertuju pada si pemuda manis yang sebentar lagi akan ia ceraikan. Sebenarnya taehyung tak ingin mempercayai semua tentang pengkhianatan itu. Tapi karena yang ia hadapi sahabatnya sendiri, mau tak mau ia percaya karena sedari dulu jungkook tak pernah berbohong padanya. Bahkan taehyung sangat mempercayai jungkook sejak masa sekolah dulu dan lebih memilih menganggap jimin istrinya sendiri lah yang mengkhianatinya.
Katakan taehyung labil, hanya karena kata-kata yang keluar dari mulut jungkook dan belum tentu kebenarannya itu sudah bisa membuat keteguhan hatinya menjadi kembali ragu dan berakhir ia melepas dan meninggalkan jimin.
Taehyung sangat kesal saat ini apa cinta dan kebahagiaan yang ia berikan selama 3 tahun kebersamaan mereka itu masih kurang untuk menunjukkannya? Sampai jimin tega mengkhianati cintanya?
𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠
Pintu ruangan itu terbuka membuat perhatian taehyung teralihkan saat melihah Min seok berjalan ke arahnya, "tae bisa kau jelaskan kenapa kau mau menceraikan jimin? Apa yang sebenarnya terjadi?" Min seok tak habis pikir bagaimana taehyung bisa semudah itu melayangkan kata cerai pada jimin. Bahkan Min seok tak pernah melihat gelagat aneh dari jimin. Ia sudah mengenal jimin sudah lama sebelum taehyung mengenal pemuda mungil itu. Ya.. Min seok lah yang dulu mengenalkan jimin pada taehyung semasa ia berkuliah karena Min seok adalah teman dari kakak jimin meski tak seberapa akrab hanya karena mengerjakan sebuah tugas kelompok dari dosen nya di rumah Park Sungwoon. Saat itu lah Min seok bertemu jimin di rumah keluarga Park.
"Jimin telah mengkhianati ku hyung, dia sudah berselingkuh di belakangku." Min seok mengernyit heran. Pasalnya yang ia tahu bahwa jimin sangatlah mencintai taehyung. Jadi mana mungkin jimin melakukan itu.
"Kau melihat sendiri jimin melakukannya?"
"Ya, tadi sore saat aku ke butiknya untuk memberikan surat cerai padanya. Aku melihat sendiri dia sedang melakukannya dan sialnya dia berselingkuh dengan sahabatku sendiri hyung."
"Sahabatmu? Jeon jungkook?" Min seok menaikkan sebelah alisnya. "Bagaimana jimin bisa mengenal jungkook? Aku harus mencari tahu tentang ini karena aku tak yakin jika jimin bisa melakukan hal itu." Tambahnya dalam hati.
"Nde hyung. Aku tak menyangka jimin mengkhianati ku. Bahkan jungkook mengatakan jika jimin ingin meninggalkan ku dan meminta jungkook untuk menikahinya."
"Jungkook yang mengatakannya?" Taehyung mengangguk lesu. Min seok tentu saja tak semudah itu percaya. Dan dalam hati ia sudah mengumpati adiknya yang bodoh itu. Kenapa tak mengetahui tentang kejanggalan yang terjadi. "Kenapa rasanya ada yang tidak benar di sini?"
"Tae kau harus mendinginkan kepalamu. Jangan terbawa emosi. Kau harus memikirkannya ini lagi. Karena aku sangat yakin jimin tak mungkin melakukan itu tae."
"Tapi hyung.... Ucapan taehyung terpotong saat ponselnya berbunyi. Sebuah panggilan masuk ke ponselnya dan dapat ia lihat nama bogum karyawan yang bekerja di butik jimin menelponnya.
"Siapa?"
"Bogum karyawan jimin."
"Angkat saja mungkin itu penting." Tarhyung pun mengangguk dan mengangkat telepon itu.
"Yoboseo."
"Tuan kim, tuan jimin dibawa paksa oleh tuan jeon." Taehyung mengernyit heran dengan apa yang di katakan oleh bogum dan menatap hyung nya sedang Min seok yang melihat aneh raut taehyung, bertanya tanpa suara bibirnya membentuk kata tanya "ada apa?" Dan taehyung pun menekan loudspeaker pada ponselnya.
"Tuan? Tuan kim? Kau masih di sana?"
"Nde bogum-ah. Kau mengatakan apa tadi?"
"Tuan jeon membawa paksa tuan jimin dari butik. Kami tadi sempat menahannya tapi, tuan jeon melayangkan pukulan pada kami."
"Kau sempat mendengar kemana jimin dibawa pergi?"
"Maaf tuan, kami tidak mendengarnya."
"Baiklah bogum-ah terima kasih informasinya."
"Nde tuan."
Sambungan telepon pun terputus. Taehyung menatap kearah Min seok dengan tatapan yang tak dapat di artikan.
"Kau sudah mengerti maksud ku? Bahwa jimin tidak mungkin melakukan hal hina itu."
"Aku tidak tahu hyung."
𝙋𝙡𝙖𝙠
Sebuah pukulan dari Min seok mendarat pada belakang kepala taehyung. Taehyung pun meringis dan mengusap kepalanya yang terkena pukulan.
"Yak! Kau bodoh atau idiot hah? Jika jimin memang punya hubungan dengan jungkook, Kenapa jungkook membawa jimin secara paksa? Bukankah seharusnya jimin dengan suka rela mengikuti jungkook tanpa di paksa seperti itu!" Dalam hati taehyung membenarkan ucapan Min seok. Kenapa ia baru sadar jika ia sudah di permainkan sahabatnya sendiri?
"Jadi foto-foto itu hanya rekayasa?" Gumamnya yang masih bisa di dengar oleh Min seok.
"Foto apa maksudmu?" Ucapnya sambil menatap tajam pada taehyung. Taehyung pun membuka pesan yang pernah ia terima dari nomor yang tak di kenal dan menunjukkannya pada Min seok. Setelah melihat foto yang di maksud oleh taehyung, Min seok menatap tajam pada taehyung.
𝘽𝙪𝙜𝙝
"Yak! Kenapa memukulku?!"
"Aku ingin kebodohanmu hilang dan otakmu berubah jadi pintar...—Min seok menghela nafasnya kasar—...YAK! TAEHYUNG! BODOH KAU IDIOT. Aishh.." Tiba-tiba Min seok yang tadinya tenang seketika jadi memukul main-main adiknya dengan brutal
"Aw! Aw! Yak! Hyung! Aw! Kau kenapa? Yak!"
"Kau lihat sekarang! Jungkook memperlakukan jimin dengan kasar bodoh! Bukan kah itu menjelaskan bahwa yang di ucapkan jungkook padamu semuanya adalah palsu. Di sini jungkook yang telah mengkhianatimu!" Min seok emosi akibat kebodohan adik nya. Bisa-bisanya ia lebih percaya sahabatnya daripada istrinya sendiri.
"Jika aku tahu kau menyia-nyiakan jimin seperti ini, lebih baik dari dulu aku saja yang menikahi jimin." Setelah mengucapkan itu, Min seok segera pergi dari sana dan meninggalkan taehyung yang membeku.
𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠
Pintu di banting keras saat Min seok menutup pintu ruangan itu dan juga menyadarkan taehyung dari keterdiaman nya.
"A-apa? Yak! Jangan macam-macam kau hyung!" Teriaknya setelah ia bisa mencerna ucapan dari Min Seok.
***
Malam pun tiba, saat ini jimin sedang duduk di atas sofa yang ada di dalam kamar itu. Ia sudah membersihkan diri dan berganti pakaian yang di antar oleh seorang pelayan.
Kini jimin menengadahkan kepalanya sambil mengusap perut datarnya. Ia masih memikirkan tawaran yang jungkook berikan. Jimin sangat ragu untuk menerimanya, ia takut jika saja jungkook melakukan hal yang tidak di inginkan pada janin nya. Jimin masih ingat dimana jungkook meminta jimin untuk menggugurkan kandungan nya. Jimin memejamkan matanya ia sangat lelah hari ini. Saat jimin masih larut dalam pikirannya, sebuah tangan mengusap pipinya. Membuat jimin seketika membuka matanya.
"Jika kau sudah mengantuk tidurlah di ranjang. Jika di sini kau tak akan bisa nyaman." Jungkook menarik lengan kiri jimin untuk membuatnya berdiri. Dan menuntun pemuda mungil itu ke arah ranjang. Mendudukkan jimin di tepinya kemudian jungkook menatap jimin yang sedang menunduk.
"Sudah kau pikirkan tawaranku sore tadi? Aku tak mau menunggu lama jimin." Jimin bingung, haruskah menjawabnya sekarang?
"Haruskah sekarang?" Lirih jimin yang masih menunduk.
"Aku tak ingin menunggu lama."
"Boleh aku mengajukan satu persyaratan?" Jungkook menaikkan sebelah alisnya.
"Katakan."
"Jika aku menerima mu, bolehkah aku memilik bayi ku? Aku tak ingin kehilangannya kook." Ucap jimin masih menunduk dengan perasaan gelisah. Ia takut jika jungkook menolak keberadaan janinnya.
"Tentu aku akan membiarkan janin itu tumbuh di perutmu. Tapi, aku ingin kau mengakui jika kehamilan mu itu karena diriku bukan dengan taehyung. Bagaimana?" Jimin seketika mendongakkan kepalanya menatap jungkook dengan tatapan tak percayanya.
"Tapi kook...
"Jika kau menolak, ku pastikan besok kau akan melakukan aborsi."
"T-tidak.. Aku mohon jangan lakukan itu!" Jimin menggelengkan kepalanya menolak jungkook yang berniat melakukan aborsi pada janin nya.
"Jadi?"
"Nde, a-aku akan melakukannya."
"Bagus, siapa pun yang menanyakan nya katakan pada mereka jika kau hamil dengan ku dan setelah masalah perceraian mu selesai kita akan segera menikah."
Jungkook menarik jimin untuk duduk di pangkuannya dengan posisi jimin menghadap padanya. Jimin terlihat sangat gugup karena baginya jungkook masih lah orang asing yang secara paksa masuk ke dalam hidupnya.
"Belajar lah untuk menerimaku dan mencintaiku. Aku janji akan memperlakukanmu dengan sangat baik, baby." Jimin pun mengangguk ia pasrah karena bagaimana pun ia tak ingin terjadi hal buruk pada kandungannya tapi, jimin sadar ia salah telah menerima jungkook namun ia bingung, bagaimana caranya ia bisa melepaskan diri dari pria itu. Jungkook kini membawa tubuh jimin semakin mendekat dan memeluknya. Tangan kanannya terulur mengusap belakang kepala pemuda mungil yang kini menjadi miliknya dengan pelukan yang semakin erat seolah tak ingin melepasnya.
𝙏𝘽𝘾