webnovel

part 19

"Yoona bagaimana keadaan jimin? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Sungwoon pada dokter wanita bernama Im Yoona yang sedang memeriksa keadaan jimin saat ini. yoona adalah dokter di salah satu rumah sakit ternama di Seoul dan Yoona adalah sahabat Seungwoon saat masa SHS(Senior high school)

"Adikmu baik-baik saja sungwoon-ah. Tapi, aku punya berita bahagia untuk kalian." Ucap Yoona dengan senyum lebarnya.

"Berita bahagia? Maksudmu?" Sungwoon mengernyit bingung. Sedang jimin yang tadinya terlelap mulai terusik dengan suara obrolan dari sampingnya dan berakhir membuka mata menatap kedua orang itu bergantian.

"Ah.. Jimin-ah kau sudah bangun rupanya. Aku punya berita bahagia untukmu." Ucap Yoona pada jimin yang baru saja terbangun.

"Eoh? Berita bahagia?" Jimin bingung dengan apa yang di maksud dari ucapan dokter cantik itu.

"Nde, berita bahagianya adalah... Selamat jimin-ah kau saat ini sedang hamil dan usia kandungan mu baru dua minggu."

"A-apa? Noona tidak bercanda kan?" Jimin benar-benar terkejut atas apa yang di ucapkan wanita itu sebuah berita yang begitu ia dan suaminya harapkan. Namun, saat teringat taehyung, jimin kembali merasa sedih karena saat kabar bahagia ini datang sang suami tak lagi bersamanya.

"Hamil? Woah selamat jimin-ah hyung sangat senang mendengarnya." Sungwoon sangat senang akan kabar itu. Ia pun menggenggam tangan mungil jimin dengan erat menyalurkan rasa bahagianya pada sang adik.

"Untuk selanjutnya kau harus memeriksakan kehamilan mu pada dokter kandungan dan jangan terlalu lelah kau harus banyak beristirahat karena kehamilan seorang pria sangatlah rentan. Yah.. Itu saja dari ku aku tak bisa memberikan resep apapun padamu karena bukan keahlian ku dalam memberikan berbagai vitamin untuk ibu hamil dan janinnya jadi biar dokter kandungan saja yang memberikan semua itu. Baiklah aku pergi sekarang ne karena aku harus kembali ke rumah sakit."

"Nde Yoona-ya terima kasih sudah mau datang dan memeriksa jimin." yoona pun tersenyum dan mengusap lengan sungwoon.

"Nde, aku juga senang kau masih mengingat ku. Sudah lama kita tak pernah bertemu karena kesibukan kita."

"Hum, kau benar aku sangat sibuk dengan Cafe dan resto ku. Akhir-akhir ini semakin ramai saja. Sekali lagi terima kasih."

"Sama-sama Sungwoon-ah. Baiklah aku pergi. Jimin-ah jaga kesehatanmu dan jaga baby ne.."

"Nde Noona terima kasih." Jimin pun tersenyum pada dokter cantik itu.

Sungwoon pun mengantarkan Yoona keluar dari apartemennya sedangkan jimin saat ini sudah tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘤𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘵𝘢𝘦-𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨? 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘵𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘬𝘶. 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘏𝘢𝘩𝘩.... 𝘈𝘦𝘨𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘮𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪. 𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘯𝘦.. 𝘔𝘢𝘮𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘱𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢. 𝘉𝘢𝘣𝘺 𝘴𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘯𝘦..." Ucapnya dalam hati dengan mengulas senyum sambil mengusap perutnya yang masih datar.

***

Saat ini taehyung sedang berada di apartemennya yang dulu ia tempati bersama jimin. Merebahkan tubuhnya di ranjang king Size nya yang terasa lelah hingga tanpa sengaja netra nya menangkap sebuah figura foto besar yang terdapat di dinding kamarnya. Di sana terdapat beberapa foto dirinya dan jimin terpasang di dalam satu tempat. Ia sangat ingat bahwa jimin lah yang membuatnya.

Taehyung menatapnya begitu lama. Hingga akhirnya perasaan rindu kini mengisi relung hatinya. Namun taehyung menepisnya dia tak ingin lagi mengingatnya. Taehyung tak ingin menatap lagi ke belakang ia sudah terlanjur kecewa karena pemuda mungil itu mengkhianati cintanya.

"Aku harus segera mengirimkan surat cerai lagi padanya." Taehyung pun bangkit dari ranjangnya dan pergi ke arah kamar mandi namun sebelum itu sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya. Taehyung pun kembali berjalan ke arah samping ranjang yang terdapat nakas dan kemudian mengambil ponselnya yang sebelumnya ia letakkan di sana.

𝙁𝙧𝙤𝙢: +8245666******

𝙏𝙤: 𝙔𝙤𝙪

𝚃𝚊𝚎-𝚑𝚢𝚞𝚗𝚐

𝚑𝚢𝚞𝚗𝚐

𝚃𝚊𝚎𝚝𝚊𝚎

𝙁𝙧𝙤𝙢: 𝙔𝙤𝙪

𝙏𝙤: +8245666******

𝙷𝚎𝚗𝚝𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚊𝚗𝚐𝚐𝚒𝚕𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞

𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚞 𝚖𝚊𝚞 𝚓𝚒𝚖𝚒𝚗-𝚜𝚜𝚒

𝙁𝙧𝙤𝙢: +8245666******

𝙏𝙤: 𝙔𝙤𝙪

𝙷𝚢𝚞𝚗𝚐 𝚊𝚔𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚎𝚖𝚞 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗𝚖𝚞

𝙁𝙧𝙤𝙢: 𝙔𝙤𝙪

𝙏𝙤: +8245666******

𝚄𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒

𝙁𝙧𝙤𝙢: +8245666******

𝙏𝙤: 𝙔𝙤𝙪

𝙷𝚢𝚞𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚝𝚊𝚛 𝚜𝚊𝚓𝚊

𝚔𝚞 𝚖𝚘𝚑𝚘𝚗

𝙁𝙧𝙤𝙢: 𝙔𝙤𝙪

𝙏𝙤: +8245666******

𝙱𝚊𝚒𝚔𝚕𝚊𝚑 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚗𝚢𝚊

𝙳𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊?

𝙁𝙧𝙤𝙢: +8245666******

𝙏𝙤: 𝙔𝙤𝙪

𝙱𝚎𝚜𝚘𝚔 𝚜𝚒𝚊𝚗𝚐, 𝚍𝚒 𝚋𝚞𝚝𝚒𝚔.

𝙁𝙧𝙤𝙢: 𝙔𝙤𝙪

𝙏𝙤: +8245666******

𝙱𝚊𝚒𝚔𝚕𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚞 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚠𝚊 𝚜𝚞𝚛𝚊𝚝 𝚌𝚎𝚛𝚊𝚒 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚍𝚊𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗𝚒𝚗𝚢𝚊

𝙁𝙧𝙤𝙢: +8245666******

𝙏𝙤: 𝙔𝙤𝙪

𝙷𝚢𝚞𝚗𝚐, 𝚝𝚊𝚔 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚔𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚓𝚎𝚕𝚊𝚜𝚊𝚗𝚔𝚞 𝚍𝚞𝚕𝚞?

𝙰𝚔𝚞 𝚝𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚔𝚑𝚒𝚊𝚗𝚊𝚝𝚒𝚖𝚞 𝚑𝚢𝚞𝚗𝚐

𝙁𝙧𝙤𝙢: 𝙔𝙤𝙪

𝙏𝙤: +8245666******

𝚂𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚌𝚞𝚔𝚞𝚙 𝙹𝚒𝚖𝚒𝚗-𝚜𝚜𝚒 𝚔𝚎𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗𝚔𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚞𝚕𝚊𝚝

𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚌𝚞𝚔𝚞𝚙! 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚏𝚘𝚝𝚘-𝚏𝚘𝚝𝚘 𝚒𝚝𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚔𝚝𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚒𝚊𝚙𝚊 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚖𝚞 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊.

𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚞𝚊𝚔 𝙹𝚒𝚖𝚒𝚗-𝚜𝚜𝚒

𝙁𝙧𝙤𝙢: +8245666******

𝙏𝙤: 𝙔𝙤𝙪

𝙷𝚢𝚞𝚗𝚐 𝚔𝚞 𝚖𝚘𝚑𝚘𝚗 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚞

𝚑𝚢𝚞𝚗𝚐

𝚃𝚊𝚎𝚝𝚊𝚎

𝙁𝙧𝙤𝙢: 𝙔𝙤𝙪

𝙏𝙤: +8245666******

𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚑𝚊𝚕 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚏𝚘𝚝𝚘 𝚙𝚛𝚘𝚏𝚒𝚕𝚖𝚞 𝚒𝚝𝚞 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚝𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑 𝚊𝚙𝚊𝚙𝚞𝚗

𝙁𝙧𝙤𝙢: +8245666******

𝙏𝙤: 𝙔𝙤𝙪

𝙽-𝚗𝚍𝚎 𝚑𝚢𝚞𝚗𝚐 𝚖𝚒𝚊𝚗𝚑𝚎

Dan jimin pun berakhir mengubah foto profilnya.

"Cih! Menjelaskan maksudnya eoh? Dia ingin aku mempercayainya?! Itu tak akan pernah terjadi." Taehyung pun meletakkan kembali ponselnya dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

•••

Di sisi lain jimin sudah menangis. Menangis dalam diam ia tak menyangka bahwa rumah tangganya yang begitu harmonis kini hancur karena Jungkook pria yang seharusnya tak pernah dan tak ingin mengenal ia kenal. Namun entah mengapa tuhan merencanakan ini semua? Merencanakan kehancuran untuk kebahagiaannya dan suaminya. Apa ini jalan hidupnya? Apa ini takdir yang di berikan tuhan padanya? Ia benar-benar tak mengerti kenapa tuhan memberikan ujian sebesar dan seberat ini.

"Aku ingin kembali padanya. Aku sangat mencintainya. Aku tak ingin berpisah darinya." Jimin mengusap perut datarnya dengan senyum miris dan menertawakan jalan hidupnya.

"Jim, kau belum tidur?" Ucap Sungwoon yang tengah menyembulkan kepalanya pada pintu kamar jimin.

"Belum hyung aku belum mengantuk." Sahut jimin yang berada di balkon kamarnya kini berjalan masuk dan mendudukkan diri di tepi ranjang bersama hyung nya.

"Sudah malam kenapa belum tidur hum? Kau harus beristirahat kasihan baby kalau kau terus di luar," Ucap sungwoon sambil menyentuh tangan mungil adiknya.

"Lihat tanganmu sangat dingin! Jaga tubuhmu dari hawa dingin jimin agar kau bisa melahirkan bayi yang sehat nantinya." Ucap sungwoon sambil menyelimuti tubuh adiknya.

"Hyung."

"Nde?"

"Temani aku tidur malam ini." Sungwoon pun tersenyum dan membawa tubuh adiknya berbaring.

"Nde, hyung akan tidur bersamamu," Sungwoon pun ikut masuk ke dalam selimut yang jimin pakai. Jimin pun menghadapkan tubuhnya ke arah sungwoon dan memeluk tubuh hyung nya.

"Sekarang tidurlah." Ucapnya sambil mengusap usap rambut adiknya.

"Em.. Hyung, besok aku akan ke butik. Aku mengecek pekerjaan di sana." Ucap jimin

"Ne baiklah tapi kau tidak boleh kelelahan, mengerti?!"

"Ne hyung aku janji."

"Baiklah sekarang kita tidur." Sungwoon pun memejamkan matanya karena rasa kantuk yang tak bisa di tahan lagi. Sedang jimin masih membuka matanya dia masih memikirkan bagaimana pertemuannya dengan taehyung pria yang sangat ia cintai. "𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘶𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘦-𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬  𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘮𝘪 𝘶𝘳𝘪 𝘢𝘦𝘨𝘺𝘢."  Ucap jimin dalam hati kemudian ia pun memejamkan matanya menyusul sungwoon hyung nya ke alam mimpi.

𝙏𝘽𝘾

Próximo capítulo