webnovel

Celana hijau

WARNING!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa. Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini.

Tahu Zidan ada di tempat tidurnya, Jay tak memilih tempat itu untuk bercinta. Dia membawa Tiara ke arah sofa yang sebelumnya mereka duduki. Kini mereka tengah asyik berbaring dengan saling melumat bibir masing-masing. Jay bahkan dengan manis mengambil selimut agar Tiara tak kedinginan karena aktifitas mereka yang baru saja selesai mandi. Jay mengecup-ngecup semua bagian wajah istrinya. Dia membuat tanda-tanda kemerahan di leher, bahu sampai dadanya. Tiara seperti santapan yang lezat yang siap dinikmati. Jay bangkit sebentar memastikan bahwa Jeje sudah siap untuk merasuki Tiara namun istrinya itu malah ikut bangkit.

"Abang duduk." Perintah Tiara. Jay menurut. Dia duduk disofanya sementara Tiara segera mengambil posisinya. Dia melebarkan paha Jay agar dia bisa berada disela-selanya. Sempat sedikit ragu tapi akhirnya Tiara mengulum Jeje dengan mulutnya. Tangannya bahkan ikut naik turun seakan memegang Jeje agar tak kemana-mana. Jay yang duduk hanya bisa menikmati itu. Ini hangat.

"Ahhh...." Desah Jay sambil melihat ke arah Tiara. Meskipun ini bukan pertama kali bagi Tiara tapi rasanya ini berbeda. Ini punya rasa yang lebih nikmat. Jeje semakin menegang bahkan dia sudah benar-benar keras. Suara Zidan sempat terdengar membuat Tiara menghentikan aksinya sementara Jay refleks menoleh ke belakang.

"Apa bangun?." Tanya Jay. Bisa bahaya juga jika Zidan terbangun disaat seperti ini. Permainan mereka bahkan belum benar-benar dimulai.

"Engga, kayanya dia cuman mimpi." Tiara dengan yakin. Terlanjur berdiri akhirnya Tiara duduk dipangkuan Jay dan tanpa menunggu lagi menggenggam kembali Jeje. Dia mulai memasukkan milik suaminya itu perlahan-lahan seakan memastikan tak ada yang tertinggal. Kini dengan posisi itu Tiara mulai melakukan gerakan yang membuat Jay mendesah lagi sementara kedua tangan Jay menggapai pinggang Tiara.

"Ahh...Ahhh..." Suara Tiara kecil. Tangannya bermain di belakang rambut Jay. Payudaranya terlihat turun naik tepat di wajah suaminya. Jay sempat memegangnya dan juga bermain-main disana. Dia tak berani menghisapnya selama Tiara menyusui. Dia takut Air susunya akan keluar. Itu milik Zidan sepenuhnya. Belum selesai sampai disana, Tiara kini membelakangi Jay dan mulai melakukan gerakan lagi seperti tadi hanya saja dia menambahkan goyangan yang luar biasa membuat Jay semakin terangsang.

"Ahh...Ra.." Jay memeluk Tiara dari belakang. Menciumi punggung istrinya. Tiara malam ini terlihat begitu bersemangat. Mungkin...dia juga rindu dengan Jay. Gerakannya lincah dan menggoda.

"Sini..." Jay dengan kekuatannya menuntun badan Tiara untuk tidur di sofa dengan posisi miring sementara dirinya masih betah berada dibelakang Tiara. Jay tak lupa mengambil bantal kursinya agar kepala Tiara tak sakit. Kini giliran dia yang melakukan penetrasi. Dari belakang Jay mulai bergerak maju dan mundur. Begitu lembut namun sesekali menambah kecepatannya. Ternyata butuh keahlian ekstra untuk bercinta diatas sofa apalagi di sofa kamar Tiara. Jay baru pertama mencobanya. Tangan Jay memutar-mutar dibagian payudara Tiara. sementara kepalanya Tiara tarik pelan agar bisa mendekat. Jay berhenti sejenak dan berciuman dengan Tiara. Tanpa melepaskan tautannya Tiara membenarkan posisinya agar telentang dan membiarkan Jay menaiki dirinya.

"Sofanya kecil.." Keluh Jay saat kakinya mau tak mau harus turun kelantai. Dia belum terbiasa.

"Bisa sayang..." Tiara meyakinkan. Jay hanya perlu mencoba. Dengan posisi itu Jay kembali memasukkan Jeje kemudian bergerak maju mundur lagi. Dia melihat peraduan mereka yang semakin lama semakin basah bahkan sampai terdengar bunyi yang menggoda. Jelas itu tanda keduanya sedang diselimuti nafsu birahi yang tinggi.

"Ahh...Ahhh...Ahhh.." Tiara sambil menggigit pelan salah satu jemarinya. Kalau ibunya dengar biasa bahaya apalagi ayahnya pasti heboh.

"Ahh...bang hh...aku...aku..." Tiara sepertinya mendapatkan pelepasannya namun belum dengan Jay. Kini suaminya mengangkat Tiara duduk diatas bahu kursi sementara dia berdiri tepat di belakang Tiara. Dia bergerak lagi menggoyangkan dirinya. Tiara yang sedikit lemas akibat pelepasannya tadi hanya bisa memeluk Jay.

"Kok ketawa?." Jay aneh saat mendengar suara cekikan kecil dari mulut Tiara.

"Abang goyangnya aneh."

"Ini goyangan yang sering aku lakuin kok.."

"Engga, ga gitu.."

"Iya gini sayang..." Jay memutar pinggulnya. Tiara jadi heran itu gerakan apa. Biarlah kalo itu biasa membuat Jay mendapatkan kenikmatannya Tiara hanya menurut.

"Bang...teken dikit lagi..."

"Gini sayang?."

"Ahhh...." Tiara menunduk sejenak saat merasakan penuh didalamnya. Jay kini memerintahkan Tiara untuk ikut berdiri. Dia diperintahkan berpegangan pada tempat dimana dia duduk sebelumnya sementara Jay tetap bergerak dari belakang.

"Ahhh..hhh..hhhh.." Jay meremas-remas pantat Tiara. Dia semakin bergerak cepat tatkala merasakan sesuatu akan keluar. Jeje sepertinya sudah siap memuntahkan miliknya.

"Ya...hhhh....ya...Ahhh...." Jay meracau sendiri saat mengeluarkan miliknya di dalam. Dia mendorong dan membiarkan Jeje didalam sejenak. Badannya kini dipenuhi keringat padahal baru tadi dia mandi. Setelah cukup yakin tak ada lagi keluar, Jay mengeluarkan Jeje hingga terdengar bunyi lagi. Dia memandang miliknya yang basah.

"Aku harus cuci Jeje.." Jay sambil memegangi miliknya membuat Tiara tersenyum kecil geli. Mereka pergi ke kamar mandi lagi untuk membersihkan bagian yang membuat kenikmatan itu. Tiara mengambil celana dalamnya dan memakainya cepat sementara Jay berdiri bingung harus mengenakan apa.

"Kenapa bang?." Tiara sambil menarik selimut.

"Aku ga punya baju."

"Ya udah tidurnya gitu aja." Tiara jahil.

"Jeje dingin.."

"Makannya sini masuk selimut." Tiara membuka selimutnya lebar. Dengan masih telanjang Jay masuk kedalam selimut itu.

"Ujung deket Zidan kasih bantal sama guling bang." Tiara tetap memperhatikan anaknya yang tidur tepat disamping Jay sementara dirinya ada di belakang Jay.

"Ya udah aku tidur disana."

"Jangan, disini dulu supaya ga dingin." Tiara membuat alibi padahal dia memang ingin berada didekat Jay. Rasanya sudah lama juga mereka tak pernah tidur berdampingan. Jay menurut. Dia memperbaiki posisi Zidan terlebih dahulu setelah itu dia membenarkan posisi tidurnya. Tiara dengan manja tidur dalam dekapan Jay dengan memegangi pinggangnya.

"Aku ga bisa tidur kalo ga pake celana."

"Ada juga celana Zidan, mau?." Canda Tiara.

"Harusnya aku tadi pulang dulu bawa baju." Jay mengusap-usap bahu Tiara yang polos. Kini istrinya berdiri dan beranjak menuju lemari. Dia membuka dan mencari sesuatu.

"Ada kok bang ada, aku simpen baju Abang sebagian disini. Nih pake celananya." Tiara memberikan celana dalam.

"Kenapa warnanya hijau?apa iya aku punya celana hijau?." Jay teringat sesuatu dengan celana hijau. Itu semacam pesugihan yang melibatkan hewan bernama babi.

"Ya ampun perkara warna aja. Ini celana abang. Udah pake kasian loh Jeje." Tiara senyum-senyum sambil melirik kearah Jeje. Jay terduduk dan memakainya.

"Sini...kamu pasti cape.." Jay sambil membuka lebar lengannya. Tiara dengan senang hati masuk kedalam pelukannya.

"Makasih, selamat malem.." Jay mencium puncak kepala Tiara.

"Malem, selamat tidur." Jawab Tiara yang perlahan memejamkan matanya sementara Jay menarik selimutnya lagi sampai bahu bagaimanapun mereka masih setengah telanjang.

****To be continue

Próximo capítulo