webnovel

Chapter 14 : I'll Follow Wherever You Go

"Aku akan pergi dari desa"

Duk..

"Ittai, kenapa kau menjitakku Sakura chan?"

Naruto hanya bisa mengelus elus kepalanya, setelah secara tiba tiba Sakura sudah memukul kepalanya.

"Humph, makannya jangan suka ngelantur, Naruto baka"

Sakura memalingkan wajahnya dari Naruto, setelah itu segera menyilangkan kedua tangannya, kesal dengan apa yang baru saja Naruto katakan, tidak lucu jika itu hanya sebuah lelucon, sekalipun untuk Naruto yang sering bercanda kelewatan.

"Aku tidak ngelantur, Apa maksudmu?"

Naruto menatap Sakura dengan ekspresi serius, mencoba meyakinkan gadis berambut merah muda itu, bahwa semua perkataannya bukanlah candaan belaka.

"Jadi kau serius?"

Mata Sakura mulai melebar, merasa tidak percaya, bahwa Naruto serius dengan perkataannya barusan.

Mendengar perkataan Sakura, Naruto hanya mengangguk sambil memegang kedua pundak Sakura, mencoba meyakinkan Sakura kembali, bahwa semua perkataannya itu adalah hal yang serius.

"Kenapa kau ingin pergi?"

Sakura hanya menunduk lesu, segera melepaskan pegangan Naruto, dan perlahan bergerak mundur menjauhi Naruto. Sakura merasakan Sakit di hatinya, mengetahui seseorang yang dicintainya akan pergi menjauh darinya.

"Itu.."

Naruto hanya menunduk lesu, tidak berani menatap Sakura, Naruto tahu betul hal ini akan melukai hati Sakura, apalagi jika dia sampai tahu alasan yang sebenarnya dibalik rencana kepergiannya ini.

"Kenapa kau tidak bisa menjawabnya?"

Nada bicara Sakura mulai berubah, menjadi lebih dingin dari biasanya, mengalahkan udara dingin pada malam itu.

"Sakura chan..aku.."

Naruto sebenarnya ingin menjawab dengan jujur, namun entah kenapa mulut dan hatinya tidak mau mengikuti keinginannya, ya Naruto merasa seperti pengecut yang tidak mau menghadapi kenyataan. Perlahan tangan Naruto mulai mengarah kepada Sakura, mencoba mengembalikan gadis itu kedekapannya.

Melihat Naruto yang tidak ada tanda tanda ingin menjawab pertanyaannya, membuat hati Sakura semakin sakit, merasa Naruto menyembunyikan sesuatu hal darinya, segera dia menepis tangan Naruto yang berusaha meraihnya.

"Kenapa?! kenapa kau mau pergi Naruto?! jawab aku!"

Sakura tidak dapat menahan emosinya, perlahan air matanya mulai menetes, tidak kuat menahan rasa sakit di dadanya.

Naruto mulai melebarkan matanya, merasa sangat bersalah, merasa sifat pengecutnya membuat Sakura menangis, hal itu membuatnya kembali menunduk lesu.

Di sisi lain semua orang yang berada di sekitar Naruto hanya bisa berekspresi kaget setelah mendengar teriakan Sakura. Semua orang mengalihkan pandangannya ke arah Naruto, merasa tidak percaya dengan perkataan Sakura barusan.

"Hoi hoi tenanglah kalian berdua, ada apa ini sebenarnya?"

Semua orang segera mencoba menenangkan suasana yang secara tiba tiba berubah menjadi tegang setelah Sakura berteriak.

Ino sebagai sahabat Sakura segera menghampiri sahabat gadisnya itu, mencoba menenangkan Sakura didalam pelukannya, sementara Sakura hanya bisa menangis dipelukan sahabatnya itu.

"Hoi Naruto, kenapa Sakura bisa menangis seperti ini?"

Naruto hanya bisa diam seribu bahasa mendengar pertanyaan Ino, dirinya merasakan kaku ditempat setelah Ino yang secara tidak langsung menyalahkan keadaan Sakura padanya.

"Hoi jawab brengsek, ada apa ini sebenernya? apa yang kau lakukan pada Sakura?"

Kiba tidak bisa menahan emosinya setelah melihat Naruto hanya diam seperti patung, dirinya kemudian mendekati pemuda pirang itu, dan segera memegangi kedua kerah kimono milik Naruto.

Naruto hanya bisa diam dan masih menunduk lesu setelah diperlakukan seperti itu.

"Kiba hentikan!"

Shino mencoba menenangkan Kiba, berusaha untuk mencegah terjadinya perkelahian yang di akibatkan emosi Kiba.

"Cih"

Kiba segera melepaskan pegangannya dan mulai bergerak mundur menjauhi Naruto.

Sekarang semua pandangan tertuju pada diri Naruto, sementara para gadis yang ada disana mencoba menenangkan Sakura yang masih menangis.

"Apa maksud Sakura dobe? kau ingin kabur dari desa?"

Sasuke mencoba bertanya secara baik baik, sadar jika bertanya menggunakan emosi tidak akan membuat Naruto menjawab pertanyannya.

"Tidak bukan itu"

Naruto mencoba untuk memberanikan dirinya, mulai menjelaskan maksud dari perkataannya kepada Sakura, tidak mau teman temannya berperasangka buruk padanya.

"Lalu untuk apa?!"

Semua orang seketika itu sangat kaget setelah mendengar sebuah teriakan, terlihat Sakura yang masih meneteskan air matanya berteriak kepada Naruto, meminta pemuda berambut pirang itu untuk segera menjelaskan alasannya pergi dari desa.

"Aku hanya ingin pergi, itu saja! lagipula kenapa kau sangat penasaran dengan alasanku?"

*Plak*

Tangan Sakura mendarat dengan keras di pipi Naruto, memberi Naruto sebuah tamparan keras, bisa bisanya pemuda berambut pirang itu menanyakan hal seperti itu.

"Sudah jelas bukan? karena aku pacarmu!"

Mata Naruto mulai melebar, tidak percaya dengan Sakura yang baru saja mengatakan kata "pacarmu." Sedangkan di sisi lain Sakura juga menjadi tersipu malu, tidak percaya dirinya baru saja keceplosan menyebut kata "pacar."

Namun tidak beberapa lama Naruto hanya bisa tersenyum kecut, sungguh ironis bisa dibilang, biasanya Naruto lah yang menganggap Sakura sebagai pacarnya, tapi Naruto mengerti kenapa Sakura mengatakan hal itu, dia juga merasa bahwa hubungannya dengan Sakura berkembang menjadi lebih spesial setelah momen ciuman itu.

"Maafkan aku Sakura chan..aku memang bodoh"

Naruto segera memeluk gadis yang berada di depannya itu, merasa memiliki hutang permintaan maaf kepada Sakura, setelah tanpa sadar kata katanya membuat Sakura seolah olah menjadi orang asing bagi dirinya.

"Baka..Naruto baka!"

Sakura hanya bisa memukul mukul kecil dada Naruto, perlahan air matanya menetes kembali, rasa sakit dihatinya perlahan mulai hilang setelah Naruto memeluknya.

setelah beberapa saat, sakura perlahan melepaskan pelukan Naruto, kembali teringat dengan rasa penasarannya, kenapa Naruto memutuskan pergi dari desa.

"Jadi, apa kau bisa jujur padaku sekarang?"

Mata Naruto mulai melebar, teringat dirinya masih mempunyai satu hutang pada Sakura, penjelasan kenapa dia memutuskan untuk pergi, dia segera menghela nafasnya sebelum mengatakan sesuatu kepada Sakura.

"Itu sebenarnya, hal ini sudah lama sekali aku rencanakan, dan untuk alasannya, aku tidak akan mengatakannya untuk sekarang, maafkan aku Sakura chan"

Naruto hanya bisa menunduk lesu, hatinya belum siap mengatakan yang sebenarnya, tahu jika hal itu akan mengakibatkan Sakura menjauhi dirinya duluan.

"Apa maksudmu Naruto?"

Sakura hanya bisa menaikkan salah satu alisnya, masih tidak mengerti kenapa Naruto tidak mau berbicara jujur kepadanya.

"Aku hanya belum siap, itu saja"

Naruto masih menunduk, mencoba meyakinkan Sakura, bahwa dirinya masih memerlukan waktu sebelum mengatakan yang sebenarnya, sedangkan di sisi lain, Sakura secara tiba tiba memberikan kecupan singkat pada bibir Naruto, membuat pemuda pirang itu melebarkan kedua matanya, dan perlahan air matanya mulai menetes, merasa kecewa dengan dirinya yang tidak memiliki keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Kalau begitu, aku akan menunggu, sampai dirimu siap mengatakan yang sebenarnya"

Tangan Sakura kembali mendarat di pipi Naruto, namun bukan untuk memberikan sebuah tamparan, melainkan mencoba menghapus air mata yang berada di wajah Naruto.

"Terima kasih..terima kasih sudah mau mengerti Sakura chan"

Naruto tidak bisa menahan kebahagiannya lagi, mengetahui Sakura yang mau mengerti dengan keadaannya, segera dia menunjukkan senyumnya sambil memegang tangan Sakura yang berada di pipinya, merasa berterima kasih kepada Sakura yang mau mengerti perasaannya sekarang. Sedangkan di sisi lain Sakura hanya bisa tersenyum, karena setidaknya Naruto tidak akan menyembunyikan suatu hal lagi darinya.

"Sudah sudah jangan menangis lagi bodoh"

Sakura kemudian memegang kepala Naruto, mengacak acak surai pirang milik pemuda itu, sedangkan Naruto hanya mengangguk sambil berusaha menghapus air matanya yang masih menetes dengan kedua tangannya.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita lanjutkan kencan kita?"

"Ehh"

Naruto yang sudah bergembira, segera menarik tangan Sakura dan menuntunnya pergi menjauh dari teman teman mereka, sedangkan Sakura hanya bisa berekspresi kaget setelah Naruto menarik tangannya.

"Ehh secepat itukah mereka baikkan?"

Semua orang sangat bingung setelah melihat Sakura dan Naruto yang sangat cepat menyelesaikan masalah mereka, namun masih terlintas rasa penasaran diantara mereka semua, kenapa Naruto memutuskan pergi dari desa.

"Tapi aku masih belum mengerti, kenapa Naruto memutuskan pergi dari desa? bukankah dia ingin menjadi hokage?"

Choji segera memecah keheningan yang terjadi diantara mereka semua, membuat semua orang juga ikut terpikirkan hal yang sama dengan hal yang baru choji katakan sebelumnya.

"Cih merepotkan, baru saja kita dihadapkan dengan masalah bulan, sekarang Naruto ingin pergi dari desa? masalah selalu saja muncul"

"Tapi ada yang aneh.."

Semua orang seketika itu kaget setelah mendengar perkataan Sasuke, merasa bahwa pemuda bermabut hitam itu menyadari sesuatu yang tidak mereka semua sadari sebelumnya.

"Apa maksudmu Sasuke kun?"

"Cih apa kalian tidak menyadarinya?"

Semua orang hanya menggelengkan kepalanya kecuali Shikamaru yang masih terus berpikir, mencoba mengingat apa yang baru saja dia lewatkan, setelah beberapa lama dia berpikir akhirnya dia menyadari sesuatu.

"Apakah maksudmu, ekspresi sedih yang ditunjukkan Naruto?"

"Hm"

Sasuke hanya mengangguk, sedikit lega ada seseorang yang bisa mengerti arah pembicaraannya, sedangkan yang lainnya hanya bisa menatap heran kepada Shikamaru dan Sasuke, merasa masih belum mengerti maksud pembicaraan mereka berdua.

"Apa maksudmu Shikamaru?"

"Cih merepotkan, apakah kalian tidak lihat? Naruto hanya menunjukkan ekspresi sedihnya kepada Sakura"

Semua orang sontak kaget, menyadari perkataan Shikamaru itu ada benarnya, mereka baru teringat Naruto hanya berekspresi sedih kepada Sakura.

"Jadi maksudmu Naruto pergi dari desa karena Sakura, bukan begitu?"

Mendengar perkataan Shino, membuat Shikamaru dan Sasuke mengangguk secara bersamaan, sementara semua orang yang melihat hal itu semakin kaget dibuatnya.

"Apa maksud kalian? kenapa Sakura yang menjadi penyebabnya?"

"Cih merepotkan, aku juga belum tahu pasti apa masalahnya, ini baru asumsiku, jika Naruto ingin pergi seharusnya dia menunjukkan ekspresi sedihnya kepada kita semua, itulah hal aneh yang terjadi disini"

"Iya kau benar Shikamaru, Naruto harusnya sedih meninggalkan kita semua, Namun ekspresinya tadi memanglah sangat aneh"

Semua orang segera berpikir, mencari kesimpulan dari pemikiran mereka tentang alasan Naruto yang berkaitan dengan Sakura, sementar itu Sai mulai mengingat sesuatu, merasa sesuatu ini bisa memecahkan masalah ini.

"Sepertinya ada seseorang yang mengetahui alasan Naruto pergi"

"Siapa?!"

Semua orang sontak sangat kaget mendengar perkataan Sai, sangat penasaran dengan orang yang dimaksud oleh Sai.

"Kakashi sensei"

"Kakashi sensei? tapi kenapa?"

"Perkataan Sai masuk akal, jika Naruto tidak ingin menjadi ninja pelarian, dia pasti memberitahu Kakashi terlebih dahulu tentang rencana kepergiannya ini"

"Kau benar Shikamaru"

Semua orang hanya mengangguk, mereka semua setuju dengan perkataan Shikamaru, jika mereka ingin menjawab rasa penasarannya, mereka harus menemui Kakashi sensei.

"Apakah kita harus memberitahu Sakura?"

"Tidak"

Semua orang sontak kaget setelah mendengar perkataan Sasuke, membuat semua orang berekspresi heran kepadanya kecuali Shikamaru.

"Sasuke benar, jika asumsi kita benar, maka Sakura harus mendengarnya sendiri dari Naruto"

Semua orang segera mengangguk, setuju dengan perkataan Shikamaru, masalah ini hanya bisa diselesaikan Sakura dan Naruto, membuat mereka semua memutuskan untuk tidak terlalu jauh campur tangan kedalam masalah ini.

Beberapa jam setelahnya...

Naruto dan Sakura sekarang sudah berada di depan rumah Sakura yang terlihat dipenuhi banyak sekali hadiah dari permainan bola air sewaktu festival.

"Akhirnya sampai juga, terima kasih Naruto sudah mau mengantarku pulang"

"Tidak masalah Sakura chan"

Naruto segera mengangkat jempolnya dan tersenyum riang kepada Sakura, sedangkan Sakura hanya bisa terkekeh melihat kelakuan Naruto itu.

"Ohh iya aku jadi ingat sesuatu"

Naruto segera tersadar, dia sudah menyiapkan sebuah hadiah untuk Sakura yang bsru saja dia beli di festival tanpa sepengetahuan Sakura.

"Kenapa Naruto?"

"Sebelumnya tutup matamu dulu Sakura chan"

"Ehh emangnya apa sih?"

"Sudahlah tutup dulu"

Sakura hanya bisa berekspresi heran, namun dia segera menuruti perkataan Naruto dan mulai menutup kedua matanya. Setelah Sakura menutup matanya, Naruto segera mengeluarkan benda tersebut, yang tak lain adalah sebuah bando berwarna merah, segera dia memasangkan bando itu diatas kepala Sakura.

"Sekarang coba buka matamu"

Sakura segera membuka matanya, dan menyadari Naruto sedang tersenyum kepadanya, namun tiba tiba fokusnya teralihkan setelah merasakan sebuah bando sudah berada di atas kepalanya.

"Bagaimana kau suka? aku teringat bandomu yang dulu terjatuh di salah satu dimensi Kaguya, jadi aku membelikanmu yang baru"

Mata Sakura mulai melebar, tidak percaya Naruto selama ini menyadari dirinya yang kehilangan bando merah pemberian Ino dulu, segera muncul rona merah di pipi Sakura, tidak dapat menahan rasa bahagianya, Sakura segera memeluk Naruto sambil menangis.

"Ehh Sakura chan, kenapa? kau tidak suka dengan hadiahnya?"

"Tidak tidak, aku sangat menyukainya Naruto!"

Naruto tersenyum mendengar perkataan Sakura, dan segera membalas pelukan yang diberikan Sakura.

Karena sudah merasa terlalu lama di depan rumah Sakura, akhirnya Naruto pamit kepada Sakura untuk pulang ke apartemennya, namun belum sempat Naruto pergi menjauh, dirinya segera menghentikan langkahnya setelah mendengar Sakura berbicara tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Kapan kau akan pergi?"

Sakura tertunduk lesu, walaupun dirinya sedang bahagia, dia tetap tidak akan melupakan fakta bahwa Naruto akan pergi meninggalkannya.

"Tenang saja Sakura chan, jika aku ingin pergi, kaulah orang pertama yang akan kuberitahu, ja Sakura chan!"

Tanpa berbalik, Naruto menjawab pertanyaan Sakura, mencoba untuk membuat kekasihnya itu untuk tidam terlalu memikirkan masalah itu, Naruto segera mengangkat tangan Kanannya sebelum pergi menjauhi Sakura, sedangkan di sisi lain, Sakura terus memperhatikan tubuh Naruto yang perlahan menghilang dari pandangannya, tanpa sadar air matanya mulai menetes, merasa sedih Naruto akan pergi darinya.

"Apapun alasanmu, aku akan pergi bersamamu" batin Sakura.

Beberapa saat setelahnya...

Naruto sekarang sudah memasuki apartemennya yang terlihat sangat gelap, sebelum menyalakan lampu, Naruto merasakan angin dingin malam memenuhi apartemennya itu, iya dia lupa menutup jendela apartemennya sebelum pergi menjemput Sakura.

Naruto segera berjalan menghampiri jendela, hendak menutup jendela itu sebelum pergi tidur, namun saat hendak menutup jendelanya dia dikagetkan dengan seseorsng yang tiba tiba muncul di atas jendelanya.

"Oii"

"Hantu!"

Naruto sangat kaget dan segera jatuh ke lantai apartemennya, dia lalu segera melempar boxernya ke arah sosok yang dikiranya hantu itu.

"Haruskah sebuah boxer dobe?"

"Dobe? Teme! sedang apa kau disini? bikin kaget saja!"

Sasuke segera melempar sebuah kunai ke arah Saklar lampu, membuat apartemen Naruto sekarang menjadi terang, dan memperlihatkan wajah Sasuke yang tertutup boxer Naruto, sedangkan di sisi lain, Naruto yang melihatnya mulai menertawai penampilan bodoh sahabatnya itu.

"Hei berhentilah tertawa!"

Sasuke segera melempar boxer itu ke arah wajah Naruto, membuat tawa Naruto berhenti, karena mulutnya tersumpal oleh boxernya sendiri, Naruto yang merasakan hal itu segera memuntahkan boxer itu, dan mulai meracau tidak jelas kepada Sasuke sambil menunjuk kearah pemuda berambut hitam itu.

"Hoi apa maksudmu datang ke sini Sasuke, bisakah datang melewati pintu saja?"

"Cih, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu"

Naruto melebarkan matanya setelah mendengar perkataan Sasuke, penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan Sasuke, sampai sampai membuatnya menyusup ke apartemen Naruto, segera setelah dia mulai berdiri sebelum berbicara kembali.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Kenapa kau ingin pergi dari desa?"

Naruto terkejut dengan pertanyan dari Sasuke, membuatnya kembali teringat dengan sifat pengecutnya kepada Sakura, akhirnya Naruto hanya bisa diam sambil menunduk lesu.

"Apa kau ingin menjauhi Sakura?"

Pertanyaan itu sukses membuat Naruto merasakan jantungnya berhenti beberapa saat, dia lupa dengan intuisi tajam Sasuke, sahabatnya itu sudah bisa mengetahui hal yang ingin dia sembunyikan selama ini, Naruto merasa tidak bisa lagi untuk mengelak kali ini, membuaf dirinya hanya mengangguk lesu, menandakan perkatan Sasuke benar.

"Kenapa?"

"Ini sudah aku putuskan selama beberapa bulan kebelakang, aku selalu dihantui dengan pikiran bahwa Sakura masih mencintaimu, dan aku rasa dengan perjalanan ini aku bisa mulai melupakan dia"

Naruto masih menunduk, tidak berani menatap Sasuke, karena merasa bersalah telah melibatkan Sasuke kedalam masalah pribadinya.

"Temanku ini memang idiot ternyata"

"Hoi apa maksudmu?"

"Sudahlah, aku tidak mau terlibat dengan masalah seperti ini"

Sasuke segera beranjak pergi, setelah merasa rasa penasarannya sudah terpenuhi, namun saat hendak meloncat dari jendela, dia segera menatap Naruto yang masih berdiri mematung dibelakangnya.

"Beritahu dia, sebelum dia tahu dari mulut orang lain"

Segera setelah itu Sasuke pergi dari pandangan Naruto, mendengar hal itu membuat mata Naruto melebar, menyadari perkataan Sasuke ada benarnya, dia tidak bisa membayangkan jika Sakura tahu hal ini dari mulut orang lain, mungkin Sakura tidak akan pernah memaafkannya.

"Cukup, aku tidak ingin menyesal lagi, aku akan memberitahunya besok" batin Naruto.

Keesokan harinya...

Naruto masih sibuk dengan persiapan perjalanannya, baru kali ini dia buntu dalam mempersiapkan kebutuhan untuk perjalanannya, ya mungkin karena ini pertama kalinya dia berpergian jauh dalam waktu yang lama tanpa ada seseorang yang menemaninya. Merasa sudah berjam jam tidak menemukan jawaban akhirnya membuat Naruto putus asa, tanpa dia sadari hari sudah mulai gelap.

"Ehh tunggu dulu...mungkin aku bisa menanyakan Sasuke tentang persiapan ini" batin Naruto.

Naruto segera mendapat ide untuk pergi menanyakan hal tentang persiapan perjalanannya kepada Sasuke, segera setelah itu dia melompat dari jendela kamarnya, dan bergerak ke suatu tempat.

Namun belum beberapa lama melompat dari atas gedung ke gedung yang lainnya, Naruto mulai mengingat sesuatu di kepalanya, tentang kejadian semalam saat Sasuke menghampiri apartemennya.

"Beritahu dia, sebelum dia tahu dari mulut orang lain"

*Deg*

Naruto segera ingat perkataan Sasuke, membuat dirinya menghentikan langkahnya disebuah atap gedung.

"Naruto bodoh, bagaimana kau bisa lupa" batin Naruto.

Naruto segera tersadar melihat bulan purnama yang sudah berada di langit desa, menandakan malam hari telah tiba, ya Naruto lupa dengan janjinya semalam karena terlalu sibuk dengan persiapannya, bahkan hari ini dia sama sekali belum menemui Sakura.

"Aku harus menemui Sakura sekarang" batin Naruto.

Naruto segera bergerak menuju ke arah rumah sakit konoha, tempat yang satu satunya ada dipikiran Naruto untuk menemukan keberadaan Sakura. Benar saja, dari kejauhan terlihat salah satu jendela rumah sakit terbuka, memperlihatkan Sakura yang memakai jas dokternya sedang sibuk dengan berkas yang ada di mejanya.

Melihat hal itu, Naruto segera mempercepat langkahnya dan tanpa sadar dirinya sekarang sudah berada di jendela yang terbuka itu. Sakura yang sadar segera melihat ke arah jendela, mendapati Naruto sedang tersenyum kepadanya.

"Ikut aku"

Setelah mengatakan hal itu, Naruto segera turun dari jendela yang berada di lantai dua rumah Sakit itu, sedangkan Sakura hanya bisa berekspresi bingung setelah mendengar ajakkan Naruto, membuat dirinya segera melepaskan jas dokternya dan bergerak menghampiri jendela yang terbuka itu.

Setelah sampai di jendela tersebut, Sakura segera melihat ke arah bawah, mendapati Naruto yang masih melihat dirinya sambil tersenyum, mencoba meminta gadis berambut merah muda itu untuk turun dan mulai mengikutinya.

Naruto segera bergerak menjauhi Sakura, Sakura yang melihat hal itu segera mengikuti Naruto dari belakang. Setelah beberapa lama mereka berdua akhirnya sampai ke tempat yang dimaksud Naruto, terlihat tempat itu adalah sebuah danau yang sangat jernih dan merefleksikan bintang bintang yang ada di langit malam. Di sekitar danau juga terdapat beberapa pohon Sakura yang baru mekar, Sakura yang melihat itu, begitu takjub dengan tempat yang menurutnya sangat indah di malam itu, terlihat dari matanya yang berbinar binar dan rona merah yang muncul di pipinya.

"Woaah, tempat ini sangat indah Naruto"

"Hah benarkah?"

Naruto hanya tersenyum sambil melihat ke arah danau yang indah itu, sementara Sakura hanya mengangguk antusias, merasa senang Naruto membawanya ketempat yang indah ini.

"Kau tahu, tempat ini adalah tempat rahasiaku saat masih kecil, entah kenapa setiap aku ketempat ini, aku bisa melupakan semua tatapan sinis yang dulu penduduk desa berikan padaku, aku merasa damai, dan kadang kakek sandaime sering pergi bersamaku ketempat ini"

"Naruto.."

Sakura hanya bisa menatap sedih Naruto yang sedang tersenyum, merasa pemuda berambut pirang itu pintar sekali menyembunyikan perasaannya.

"Jadi sebelum aku pergi, aku ingin menitipkan tempat ini padamu, tolong jaga tempat ini selama aku pergi Sakura chan"

Naruto segera mengalihkan pandangannya kepada Sakura, menatap gadis itu dengan tatapan penuh arti sambil tersenyum hangat kepadanya, melihat hal itu Sakura hanya menunduk lesu, mengetahui Naruto akan segera pergi darinya.

"Naruto..bagaimana jika aku bilang kalau aku ingin ikut denganmu?"

Muncul rona merah di pipi Sakura,

berharap Naruto menyetujui keinginannya untuk ikut pergi dengan pemuda berambut pirang itu, sedangkan di sisi lain, Naruto sangat kaget mendengar perkataan Sakura, terlihat dari matanya yang mulai melebar dan berkaca kaca, merasa bahagia dan sedih secara bersamaan, inilah yang diinginkan Naruto, sakura ikut bersamanya, namun dia juga merasa bersalah karena masih menyembunyikan satu hal dari Sakura.

"Sakura chan, sebenarnya aku pergi dari desa untuk menjauhi dirimu, selama beberapa bulan kebelakang aku selalu dihantui dengan pemikiran bahwa kau masih mencintai Sasuke, dan dengan perjalanan ini aku ingin mencoba untuk mulai melupakan dirimu, tapi akhirnya aku sadar..."

"Apa maksudmu Naruto?"

Sakura sebenarnya sangat kaget setelah mendengar alasan Naruto, perlahan dia merasakan sakit di hatinya, membuat dirinya hampir meneteskan air mata, namun dia berusaha untuk tenang, mencoba menahan emosinya.

"Aku sadar, aku tidak bisa menjauhimu Sakura chan"

"Naruto.."

"Terima kasih Sakura chan...terima kasih, aku sangat senang mendengar kau ingin ikut denganku, tidak ada lagi hal yang bisa membuatku sebahagia ini"

Naruto segera memeluk Sakura sambil menangis, membuat Sakura tidak dapat lagi menahan emosinya, Sakura juga mulai menangis, merasa bahagia karena Naruto menyetujui keinginannya, dia sama sekali tidak mengambil pusing alasan Naruto, karena yang penting baginya sekarang adalah terus berada disisi Naruto.

"Aku akan mengikutimu, kemanapun kau pergi Naruto"

Sakura kemudian segera membalas pelukan Naruto, akhirnya tidak ada lagi keraguan dihati mereka berdua, untuk selamanya Sakura akan berada di sisi Naruto, begitu pula sebaliknya, Naruto tidak akan pernah meninggalkan Sakura untuk selamanya.

To Be Continued

Próximo capítulo