Hadyan harus menyesal lagi atas perbuatannya di kala itu. Dari awal ia sudah mengira, apa yang ia perbuat akan berdampak panjang ke depannya. Namun ia tidak menyangka semua akan jadi sefatal ini.
Tabib mengangguk dengan wajah tegang, "Kelihatannya kutukan pelindung rahim yang dimiliki Permaisuri sudah hancur. Sehingga benih milik Yang Mulia dapat menembus sehingga berhasil terjadi pembuahan. Namun benih yang aku maksud ini bukanlah benih biasa. Itu berasal dari siluman utuh yang akan tumbuh menjadi sosok siluman yang terlampau kuat. Janin buah dari siluman utuh akan menghancurkan induknya sendiri tanpa sadar, karena mereka terlalu kuat."
Dada Hadyan terasa sangat sesak. Namun ia tau, jiwa Tasia pasti lebih hancur berkeping-keping dibanding dirinya. Apa yang Hadyan rasakan saat ini tidak ada apa-apanya dibanding Tasia yang harus menanggung semua perbuatan kejinya.
"Tidak apa-apa." Hadyan langsung menoleh horor mendengar jawaban Tasia.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com