webnovel

Pengabdi 12

Tak lama setelah meninggalkan Arfan di foodcourt, Widia dan Angel pun sampai di parkiran mall. Mereka langsung masuk ke dalam mobil Fortuner hitam milik Ayah Angel. Widia masuk lewat pintu penumpang, sedangkan Angel masuk dari pintu pengemudi.

Begitu keluar dari tempat parkir, Angel langsung mencecar Widia dengan berbagai pertanyaan.

"Jadi, laki-laki buncit tadi siapa?" tanya Angel meledek.

"Heh, sembarangan aja nyebut orang buncit!" jawab Widia.

"Ya udah aku ganti pertanyaannya, jadi laki-laki ganteng hitam manis tadi siapa, hee?" Tanya Angel dengan nada sarkas, sambil tetap fokus mengemudikan mobil.

"Kan sudah aku bilang, dia Arfan temannya Rezgy."

"Kamu jangan coba-coba bohong sama aku, pakai alasan aku masuk bimbel segala. Kamu kan tahu hari ini aku libur," ujar Angel.

Widia hanya diam mendengar hal tersebut, namun kemudian sebuah senyum pun muncul di ujung bibirnya.

"Widia … Widia, masih aja jadi playgirl. Udah lama neh kita gak main Truth or Dare. Mau main sekarang gak?" tanya Angel.

"Boleh, siapa takut," ujar Widia sambil menjulurkan lidah ke arah sahabatnya tersebut.

"Oke, dua kali tantangan aja ya, soalnya lagi di mobil gini," ujar Angel. Mereka pun melakukan suit, dan Angel menjadi pemenang. Ia pun bisa menantang Widia terlebih dahulu.

"Aku mulai duluan ya, Truth or Dare?" tanya Angel.

"Truth."

"Apa alasan kamu mengajak si Arfan tadi buat jalan bareng berdua?" Ujar Angel sambil tersenyum.

"Baiklah aku jujur. Dia itu memang temannya Rezgy, dan aku memang sedang ingin jalan-jalan dan memutuskan untuk mengajak Arfan. Bagian waktu aku bilang Rezgy sibuk itu aku benar-benar jujur, mungkin itu salah satu alasannya mengapa aku akhirnya mengajak Arfan untuk jalan."

"Bukan jalan, tapi kencan," ujar Angel memotong ucapan Widia, yang dilanjutkan dengan tawa renyah.

"Terserah deh kamu mau bilang apa. Tapi aku minta maaf gak ngasih tahu kamu lebih dahulu soal ini," jawab Widia sambil cemberut.

"Baiklah aku terima jawabannya. Sekarang giliran kamu."

"Truth or Dare?"

"Truth."

Widia berpikir sejenak, ia meWidiah-Widiah pertanyaan seperti apa yang tepat untuk diajukan untuk sahabatnya tersebut. Ia pun akhirnya menemukan sebuah pertanyaan menarik.

"Ada gak cowok yang lagi kamu suka sekarang?"

Angel terhenyak dengan pertanyaan tersebut. Ia tak menyangka sahabat baiknya itu akan menanyakan hal seperti itu. Ia pun berpikir sejenak dan menjawab pelan,

"Hmm, ada."

Widia pun kaget mendengar jawaban Angel,

"Hah, siapa siapa? Cerita dong sama aku?"

"Eitss, aku kan sudah jawab pertanyaan kamu. Kalau kamu mau tahu lebih lanjut, tanya di kesempatan kedua aja nanti," ujar Angel penuh rasa kemenangan.

"Sial. Ya udah, sekarang giliran kamu kan, aku pilih Truth lagi," ujar Widia yang tak sabar ingin segera mengetahui siapa pria beruntung yang ditaksir oleh sahabatnya yang cantik itu.

"Coba secara spesifik kamu jelaskan apa menariknya si Arfan sampai kamu suka sama dia dan mau ngajak dia jalan?" tanya Angel secara frontal.

Widia kembali kaget dengan pertanyaan tersebut.

"Harus jawab jujur ya?"

"Iya dong, kalau bohong kamu masuk neraka," ujar Angel sambil kembali tertawa. Ia benar-benar menikmati waktu berdua dengan sahabatnya tersebut. Terlebih kali ini ia merasa benar-benar berhasil mengorek rahasia terdalam dari Widia.

"Tapi kamu jangan ketawa."

"Aku janji gak akan ketawa."

"Aku tertarik sama dia karena … benjolan di selangkangannya yang besar," ujar Widia pelan.

"Apaaaa?" teriak Angel. Kalau tidak sadar bahwa ia sedang mengendarai mobil, mungkin perempuan berkacamata itu sudah melepaskan tangan dari setir dan terguling-guling menahan ketawa. Kini ia hanya bisa memejamkan mata dan menutup mulut, menahan tawa.

"Tuh kan kamu ketawa."

"Hmmppff, nggak kok. Ini gak keliatan giginya, hii. Coba jelaskan dengan spesifik, tadi kan aku tanyanya juga spesifik," jawab Angel.

Widia pun mulai menceritakan semuanya kepada sahabat dekatnya tersebut. Ia mulai dengan hubungan dirinya dan Rezgy yang kadang sangat dekat, namun kadang ia merasa kekasihnya tersebut begitu jauh. Widia pun mengakui bahwa ia dan Rezgy telah berhubungan cukup berlebihan, hingga sampai memberikan pelayanan blow job.

Angel pun tak kaget dengan hal itu, karena sejak SMA Widia memang sudah terkenal sering bergonta-ganti pacar dan sering menyaksikan video porno, meski pun banyak orang di luar melihat dia sebagai perempuan yang alim dan anggun.

"Tapi aku sampai sekarang masih perawan kok," ujar Widia.

"Iya, aku percaya," jawab Angel.

Setelah itu, Widia pun menceritakan kejadian ketika Arfan berkunjung ke rumahnya dan Widia tanpa sengaja melihat tonjolan besar di selangkangannya, hingga membuat dirinya tak bisa tidur semalaman memikirkannya.

"Jadi ukurannya lebih besar dibanding punya Rezgy?" tanya Angel.

Widia pun mengangguk.

Perempuan tersebut kini telah semakin yakin untuk menjawab hal tersebut, karena tadi ia kembali melihat seberapa besar kemaluan Arfan yang sedang tegang saat mereka tengah berduaan di dalam bioskop.

Tanpa diketahui Arfan, Widia sebenarnya telah merencanakan semuanya. Perempuan bertubuh seksi tersebut sengaja mengenakan baju yang cukup ketat, dan sedikit berdandan demi menyambut kedatangan Arfan. Sepanjang perjalanan pun perempuan cantik itu sengaja menyentuhkan payudaranya yang besar ke punggung Arfan, demi membuat birahi pria berperut agak buncit tersebut naik.

Widia sebenarnya tidak ingin mencari buku apa pun. Datang ke toko buku hanya kedoknya untuk kemudian mengajak Arfan nonton di bioskop, di mana mereka bisa berduaan tanpa dicurigai oleh orang lain.

Untungnya, Arfan tidak menolak rencana Widia. Pemilihan bangku yang membuat mereka bisa saling berpelukan tanpa dilihat oleh penonton lain pun telah diperhitungkan baik-baik oleh Widia. Ia bahkan sengaja memilih film yang tidak terlalu populer agar bisa bebas memilih posisi duduk yang ia inginkan.

Di dalam bioskop, Widia pun berpura-pura kaget dan memeluk lengan Arfan, demi membuat syahwat teman pacarnya tersebut kian memuncak. Benar saja, di keremangan ruang bioskop, ia bisa melihat bagaimana tonjolan di selangkangan Arfan perlahan membesar dan mencapai puncaknya.

Namun Widia melakukannya dengan penuh kehati-hatian agar Arfan tidak sampai orgasme di dalam ruangan bioskop dan membuatnya malu. Beruntung, Arfan sepertinya cukup kuat untuk menahan birahinya, tidak seperti Rezgy yang sudah kelabakan dengan rangsangan dari Widia.

Widia pun sadar betul bagaimana kemaluan Arfan menjadi sangat besar begitu ia menunjukkan raut muka binal hanya beberapa senti dari wajah Arfan. Kemudian ia pun mengizinkan pria tersebut untuk mengecup wajahnya. Sayang, Arfan hanya berani mengecup keningnya saja. Padahal, Widia tidak akan marah bila lelaki tersebut justru mencium bibirnya yang indah.

Satu-satunya hal yang tidak diperhitungkan Widia adalah kedatangan Angel. Namun karena ia merasa misinya untuk menggoda Arfan dan membuktikan seberapa besar penis pria tersebut telah selesai, maka ia pun memilih untuk pulang dengan Angel.

Widia melakukannya agar Angel tidak curiga, sekaligus mencegah Arfan berbuat lebih banyak hal yang berpotensi membuatnya orgasme di tempat umum, atau justru bertindak kasar kepada Widia. Perempuan tersebut merasa masih harus menjaga status dirinya yang masih merupakan pacar dari Rezgy.

Kembali ke dalam mobil Fortuner milik Angel yang sedang melaju, Widia pun mempersiapkan diri untuk memberikan pertanyaan yang sudah sangat ingin ia tanyakan kepada sahabatnya tersebut.

"Jadi, Truth or Dare?" tanya Widia.

"Dare!" Jawaban Angel tersebut begitu mengagetkan Widia.

"Kamu yakin tidak mau Truth saja?" Tanya Widia kembali, yang sangat ingin mengetahui siapa lelaki beruntung yang bisa mencuri hati perempuan cantik muda yang ada di hadapannya tersebut.

"Yakin, hee," Angel sepertinya benar-benar senang membuat temannya itu kecewa.

Widia tidak mau dirinya pulang dengan tangan kosong. Ia harus menantang Angel dengan sesuatu yang tidak biasa, hingga Angel akhirnya menyesal dan lebih memilih untuk menjawab pertanyaan Widia dengan jujur. Semenit berpikir, Widia pun menemukan jawabannya.

"Baiklah, aku tantang kamu untuk … melepaskan bra sebelum kita sampai rumah," ujar Widia sambil tersenyum. Ia yakin Angel tidak akan mau menyanggupi permintaan tersebut.

Benar saja, Angel tampak bingung mendengar permintaan Widia. Ia ragu apakah ia harus menuruti tantangan itu. Namun bila ia gagal, maka itu artinya Angel harus menjawab pertanyaan tentang siapa lelaki yang sedang ia suka. Ia pun akhirnya mengambil keputusan yang berat.

Di sebuah tempat yang cukup sepi, Angel menepikan kendaraannya. Ketika mobil tersebut telah berhenti, Angel pun mulai melepaskan kancing kemejanya satu per satu. Widia yang melihat hal tersebut merasa sangat kaget, namun ia tidak bisa untuk tidak menertawai tingkah sahabatnya itu.

"Wahh, wah, Angel … Berani juga kamu," ujar Widia.

Angel yang diledek seperti itu hanya diam saja. Ia terus melepaskan kemejanya hingga kancing teratas, meloloskan tangannya, lalu meletakkan kemeja tersebut di dashboard mobil. Setelah itu, ia pun meraih kaitan bra yang berada di belakang punggung, kemudian melepaskannya. Bra berwarna merah muda tersebut langsung ia lempar ke bangku belakang. Putng payudara Angel yang berwarna cokelat muda jadi jelas terlihat.

"Broommm …" Tib-tiba terdengar bunyi knalpot sepeda motor yang cukup kencang, melewati mobil Fortuner tersebut. Angel pun kaget dan langsung menutupi payudaranya dengan tangan. Ia pun bernapas lega begitu tahu motor tersebut telah jauh di depan.

"Puas kan sekarang?" tanya Angel. Widia hanya terkekeh melihat sahabatnya tersebut,

Angel kembali mengambil kemejanya dari dashboard dan mengenakannya kembali. Begitu kemeja telah terpasang, ia pun langsung merapikan pakaiannya agar tidak berbeda dengan kondisi dia sebelumnya. Namun apabila kamu memperhatikan lebih teliti, akan terlihat bahwa Angel kini tidak lagi mengenakan bra untuk menyangga payudaranya yang indah. Angel pun kembali melajukan mobilnya menuju rumah Widia untuk mengantarnya pulang.

"Oke, permainan ini selesai yah," ujar Widia yang masih terus menahan tawa.

^^^

Próximo capítulo