"Apa kau takut? Mari aku temani!" Cipto membuat penawaran dan tanpa basa-basi kini ia langung menggapai bahu mulus Sheila yang sebagian terbuka karna hanya mengenakan atasan tanpa lengan.
"Tidak perlu.. di resort ada banyak orang yang akan menemaniku. Jadi aku bisa lebih tenang disana." Sheila tetap berkilah agar Cipto mengijinkannya untuk bisa pergi dari villa tersebut.
"Kau akan tidur disana besok. Tapi malam ini kau tidur bersama denganku." Cipto tetap memaksa. Ia tetap menuntun Sheila kembali menuju kamarnya dan membiarkan koper yang tadi diseretnya masih berada di dekat pintu keluar. Malam ini Cipto ingin mendapatkan jatahnya. Jatah yang entah sejak kapan di berikan Sheila hingga pria tua bangka itu ketagihan dan hingga kini tak bisa berpaling darinya.
Sheila hanya diam seribu bahasa walau dirinya sebenarnya ingin sekali menolak pria tua itu. Namun ia tak bisa dengan tiba-tiba merubah sikapnya. Ia butuh suatu strategi agar perlahan ia bisa menjauh dari Cipto.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com