"Ya udah kamu hati hati ya di sana !! Cepet kabarin aku kalau ada apa apa." Raut muka Arya berubah muram karna selama beberapa hari kedepan dirinya tak bisa bertemu dengan kekasihnya. Tanpa Arya sadari ada yang diam diam memeperhatikan dirinya dari belakang. Surya melihat ada yang aneh dengan putranya belum pernah dia melihat putranya menjadi gusar hanya karena seorang gadis, hanya karena panggilan teleponnya tak diangkat Arya terlihat galau da kalang kabut. Biasanya Arya hanya akan seperti itu penyebabnya hanya seputar bisnis.
Surya juga tau putranya pernah menjalin hubungan dengan gadis mana saja tapi selama ini yang tetap jadi prioritas tetaplah bisnis sama seperti dirinya. Surya sadar perasaan Arya pada putri mantan sahabatnya cukup dalam dan serius, hanya saja dirinya masih tak suka jika gadis itu putri sulung Bima, saingan bisnisnya.
****
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com