Khanza dan pak Gibran saling menahan dan mengatur napas mereka untuk normal kembali, dan tidak saling canggung saat ini.
Pak Gibran mencoba melihat sekeliling untuk mengalihkan debaran hatinya yang sudah akan memuncak, tiba-tiba saja penglihatannya terhenti pada satu gubuk yang tak jauh dari mereka berdua. Seakan pak Gibran merasa sedang berada dalam situasi yang memaksanya untuk mengingat masa lalu mereka.
Begitupun Khanza yang tanpa sengaja melihat gubuk yang sama. Karena sejak tadi, dia pun berusaha mengalihkan rasa canggungnya dengan melihat sekeliling pesisir pantai. Dia pun sedikit terkesiap, melihat gubuk tersebut lalu dengan cepat menghindarinya.
"Sudah lama sekali," kata pak Gibran berbicara.
"Eng?" Khanza langsung saja meresponnya.
"Iya, sudah lama sekali semua kenangan itu terkubur dan terlupakan begitu saja. Tapi, aku senang aku tetap mau mengenalku dan bertemu denganku."
Khanza tampak gusar akan ucapan pak Gibran barusan.
"Aku…"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com