webnovel

Menata Masa Depan

Sesuatu yang selama ini pak Gibran hindari ketika bersama Dea, sudah kembali terjadi dan benar-benar dilakukan atas dasar suka sama suka.

"Kau memang wanita gila, Dea! Entah apa yang terjadi padamu, aku hampir kehilangan nafas mendapatkan perlakuanmu ini. Kau berhasil mengalahkanku," ucap pak Gibran dengan nada suara terengah-engah. Dia sangat kelelahan terbaring di atas kasur.

Dea tersenyum nakal menyipitkan kedua matanya menatap wajah pak Gibran dari atas, posisi Dea masih menindih dadanya.

"Ah, gak seru! Kau sengaja mengalah atau memang kalah dari permainanku?"

Pak Gibran terdiam sesaat, dia mencoba mengatur nafasnya untuk perlahan kembali normal. Dia sungguh merasa bagaikan di terbangkan ke langit ke tujuh tapi di hempaskan kembali namun dengan kenikmatan yang tak terlukiskan.

Dea bermain dengan penuh kelembutan kali ini, berbeda dari biasanya sehingga pak Gibran berulang kali memohon ampun dan meminta untuk menghentikan permainannya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com

Próximo capítulo