Khanza semakin geram melihat Denis begitu keras kepala, ingin sekali Khanza memakinya namun dia tahan karena mengingat saat ini dia masih berada di halaman sekolah. Kemudian Chika mencoba untuk merayu sahabatnya itu, dalam hati dia juga merasa kasihan pada Denis. Dia sudah rela bertingkah konyol begini demi menyatakan perasaannya pada Khanza, entah kenapa Khanza malah justru lebih memilih pak Gibran yang sudah jelas telah memiliki seoang istri dan dua anak, pikir Chika.
"Za, mending kau memberinya jawaban agar dia mau segera pergi. Kasihan dia terus duduk begitu, cuaca juga panas sekali."
"Diam kau!" bentak Khanza pada Chika. Yang kemudian menatap tajam pada Denis.
"Terserah! Terserah jika kau mau terus duduk seperti orang gila begitu, Denis. Aku enggak peduli, aku mau pulang." Kembali Khanza bersikap kasar dan mengacuhkan Denis lalu beranjak melangkah melewati nya. Dengan sigap Denis berdiri kembali dan menangkap lengkap tangan Khanza.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com