webnovel

TIDAK MUNGKIN! DIA ITU KOMA!

"Aku benar- benar minta maaf karena telah melibatkan kamu dalam hal ini Senja, tapi aku tidak mempunyai banyak waktu sekarang. Aku butuh bertemu dengannya." Wanita tua itu berkata dengan putus asa.

Ok. Aku sedikit takut sekarang. Dia tidak pernah bertingkah seperti ini sebelumnya…

"Aku akan meningkatkan rasa sensitive- mu yang akan membantumu saat kamu ada disana. Aku akan menuntunmu. Ikuti apa yang akan kamu lihat nantinya dan cari tahu apa itu, karena hal tersebut akan membawamu kepadanya. Aku tidak bisa membantu kamu lebih dari itu, aku minta maaf Senja."

Dan sekarang wanita tua itu meminta maaf lagi, seperti dia telah melakukan sesuatu yang sangat buruk pada Senja.

Apa maksud dari wanita tua ini dengan meningkatkan rasa sensitive- ku? Apakah itu? Apa yang sebenarnya sedang dia katakan? Kenapa dia sangat kuat? Aku tidak bisa menarik tanganku…

Berbagai macam pertanyaan menyeruak di kepalanya. Senja mengerutkan alis matanya dan punggungnya menjadi kaku. Tanpa sadar dia mencoba untuk membuat jarak di antara mereka.

Senja mencoba untuk menjauh dari wanita tua ini sejauh yang dia bisa, akan tetapi dengan tangan yang masih dicengkeram oleh wanita tua ini tidak terlalu banyak yang bisa Senja lakukan.

"Senja… jangan kehilangan benda ini." Dia menggenggam tangan kiri Senja lagi, menekankan betapa pentingnya barang tersebut. "Temukan Yun. Hanya dengan menemukan Yun, kamu bisa kembali lagi." Dia berkata dengan sangat tegas.

Wanita tua itu mencengkeram kedua tangan Senja dengan sangat erat yang membuatnya menarik nafas dengan dalam. Tapi, sebelum Senja dapat menutup matanya karena tekanan, dia dapat melihat balasan pesan dari Sian dari ujung matanya.

Sian: [tidak mungkin! Nenek sedang koma sekarang.]

Apa???

*

*

*

Senja merasa tubuhnya menekuk dengan tidak nyaman sementara seluruh tubuhnya diselubungi dengan kegelapan. Dia tidak dapat terlalu mengerti mengenai apa yang telah terjadi, satu- satunya hal yang dia tahu adalah dia harus segera keluar dari tempat ini. Dia harus bergerak!

Dan untuk melakukan hal tersebut dia menjulurkan tangannya tapi, justru ada sesuatu yang menghalangi, sesuatu yang keras. Seperti dinding.

Apakah itu? Senja mengkerutkan keningnya.

Senja mencoba memahami situasi di sekelilingnya dengan mata yang masih tertutup. Dia tadinya berada di ruang keluarga bersama wanita tua itu. Membicarakan hal- hal tidak masuk akal mengenai menemukan seseorang bernama Yun. Tapi, ketika Senja menutup matanya dia merasakan lingkungan yang berbeda.

Dia mengerjapkan matanya beberapa kali tapi apa yang bisa dia lihat hanyalah kegelapan. Apakah dia menjadi buta? Tidak. Sepertinya bukan begitu. Pada akhirnya dia membuat suatu kesimpulan.

Ini rasanya seperti dia berada di tempat yang sempit dan silinder. Suatu tempat yang seperti barrel?

Sial! Apa yang telah wanita tua itu lakukan padaku? Apakah aku telah pingsan?!

Tapi, Senja harus tenang dan memikirkan jalan keluar dari masalah ini. Setelah beberapa waktu, ketika dia sudah mulai terbiasa dengan kondisinya dan rasa paniknya sudah berkurang, Senja dapat mendengar suara orang lain dari luar barrel yang dia tempati.

Hal ini terasa sepertinya mereka sedang berada dalam situasi yang genting. Beberapa orang meneriakan beberapa perintah.

Mereka sedang berada dalam kekalutan.

Ok. Kalau ini adalah barrel, kalau begitu tutup dari barrel ini berada di atas kepalaku.

Dengan sedikit pengetahuan itu, Senja mendorong tutup barrel di atas kepalanya dengan kedua tangan dan benda itu bergerak!

Dengan suara berderak, cahaya matahari menginterupsi penglihatannya. Senja kemudian memicingkan matanya karena cahaya yang sangat terang itu.

Matahari? Cahaya? Ini bukannya malam hari? Sial! Sebenarnya dimana aku sekarang ini!?

Apakah wanita tua itu sebenarnya adalah penyihir? Senja merinding dengan pemikiran tersebut, tapi apa lagi penjelasan yang lebih masuk akal untuk menjelaskan keadaannya sekarang?

Ketika matanya sudah terbiasa dengan cahaya yang sangat terang tersebut, Senja mendorong tutup dari barrel itu dengan sangat kuat.

Próximo capítulo