Joe begitu sibuk dengan berkas-berkas di atas mejanya sampai dia melupakan undangan makan siang dari Kakek Permana. Ketika hampir jam makan siang, Joe menekan kedua pelipisnya. Lelaki itu terlalu penat dengan seluruh pekerjaannya. Tiba-tiba saja, Aditya masuk dengan sedikit terburu-buru.
"Bos ... Stevani sudah menunggumu sejak tadi, bagaimana kamu bisa mematikan ponselmu?" tanya Aditya dengan wajah cemas.
"Apa ponselku?" Joe baru teringat jika baterai ponselnya telah habis dan dia mengisi daya ponsel itu di meja dekat jendela. "Sial! Aku ada janji makan siang dengan Kakek," gerutunya sambil berjalan ke arah pintu keluar. "Di mana dia menungguku?" tanyanya pada sang asisten.
Aditya menjadi lebih panik lagi ketika melihat atasannya begitu cemas. "Dia masih di persimpangan jalan yang biasanya," sahut Aditya dengan wajah serba salah.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com