"Aku terlalu naif, kenapa aku tidak dapat berciuman dengan pria lain selain Rayhan." Gerutu Isabella sambil jalan setelah keluar dari dalam lift.
"Jadi aku adalah yang pertama dan satu-satunya?"
Langkah kaki Isabella langsung berhenti, ia menoleh dan melihat Rayhan yang tersenyum penuh makna kepadanya.
Isabella sama sekali tidak menduga jika Rayhan masih berada di sana seolah ia memang sengaja menunggunya padahal tadi Isabella membiarkan pintu lift kembali tertutup barulah ia memberanikan diri keluar agar tidak kembali bertemu dengan Rayhan.
Rayhan melangkah kearahnya membuat Isabella merasa terintimidasi seketika.
"Jadi?" Tanya Rayhan menggantung.
"Jadi?" Isabella mengulangi kalimat Rayhan karena bingung.
"Ayo kita sarapan, aku sangat lapar." Diluar dugaan, Rayhan malah menarik tangannya dan menggandengnya, membawanya bersamanya tanpa memperdulikan tentang persetujuan Isabella terlebih dahulu.
***
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com