Dengan setia Adel memegang tangan Arma, tidak sedetikpun Adel meninggalkan anaknya yang masih belum membuka matanya. Obat yang masuk ke dalam tubuh Arma melalui infus membuat deam Arma semakin berkurang.
Adel melihat tangan Arma yang dibungkus dengan kain kasa, untuk membuat jarum infus yang tertancap tetap aman an tidak lepas itu dengan tatapan sayu. Adel tidak bisa membayangkan bagaimana sakit yang dirasakan olehArma saat dokter menusuk kulitnya untuk memasukkan jarum itu.
Cup… Cup… Cup…
Adel mencium tangan Arma yang ada jarum infusnya, berusaha untuk menghilangkan rasa sakit yang dirasakan dari jarum itu. Adel yang berkali-kali merasakan sakitnya jarum itu saat tertancap mengetahui seperti apa rasanya.
"Maafkan bubu ya Sayang. Seandainya bubu lebih berhati-hati lagi kemungkinan kamu tidak akan merasakan sakit seperti ini. Semua ini memang kesalahan bubu. Bubu yang terlalu ceroboh sehingga kamu yang merasakan dampaknya."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com