Kedai di tengah ibukota sangat ramai dan padat pelanggan, meja-meja hampir terisi dengan penuh, para pelayan mondar-mandir dengan tangan penuh membawa pesanan. Daging adalah hidangan utama di kedai ini, aroma lezat makanan menguar di udara, membuat siapa pun yang berada di dalam kedai itu merasakan perutnya bergemuruh.
"Aku lapar." Morgan mengabaikan Iris dan Thomas yang masih berdiri di luar sana. Ia menyelonong masuk dan memesan apa pun yang terlihat lezat di matanya.
Iris bersikeras menenangkan Thomas, ia menyeret dengan susah payah masuk ke dalam kedai dan memelototi Morgan yang siap menyantap makanannya.
"Aku lapar." Morgan membela dirinya.
"Lepaskan aku!" Thomas berusaha menepis tangan Iris, penyihir itu kemudian mendorongnya duduk ke bangku, ketika ia ingin bangkit lagi Thomas melihat mata Iris yang melotot padanya, ia menghela napas.
Kakaknya pasti sangat menderita saat ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com