webnovel

Chapter 19 : Kematian Yang Tidak Pantas dari Seorang Makmum Terdahulu

Xi Wei, yang sedang memikirkan apa yang bisa dia lakukan selanjutnya di Kerajaan Ilahinya tiba – tiba berhenti.

"Eh? Angora benar – benar bertobat dari orang yang hanya sekedar beriman biasa menjadi orang benar – benar beriman dan taat? Dan sepertinya dia juga menjadi orang yang benar – benar percaya padaku..."

Dia senang dan sekaligus bergumam. "Sepertinya aku sudah memilih orang yang tepat."

Tampaknya Xi Wei benar – benar lupa kalo dia sebelumnya menyebut Angora sebagai orang 'tolol'

Apa yang berikutnya adalah untuk area perkebnan, dan untuk perkebunana yang akan dipanen dan mendapatkan keuntungan dari penduduk kota. Angora tentu tidak akan mengacakan sesuatu yang begitu sederhana.

Selainitu, dengan batas yang ditetapkan pada tanah dan harga, Xi Wei tidak perlu khawatir bahwa Angora akan berkembang terlalu cepat dan menarik perhatian Dewa Panen.

Dia telah meramalkan bahwa keadaan saat ini akan berlangsung dua atau tiga tahun, dan semuanya akan terlambat ketika dewa lain akhirnya menyadaru bahwa ada sesuatu yang tidak biasa.

Xi Wei yakin tentang dirinya sendiri – menjadi seorang transmigran sejati dan memiliki sentuhan Midas sebagai Dewa Permainan, dia akan malu jika dia tidak bisa melawan dewa lokal yang rata – rata setelah duat atau tiga tahun.

"Dan masalah yang paling penting sekarang adalah para pemain..."

Mengingat bahwa tingkat Orde Ilahi Xi Wei terbatas, tingkat maksimum pemain kelas tempur adalah 30 dan tidak dapat ditansfer. Sementara para pemain yang dipimpin oleh Eleena masih asyik menaikkan level dan tidak bisa terganggu, sebagaian besar pemain akan marah ketika mereka mulai merasa terbelenggun setelah mereka mencapai batas level itu.

Sebenarnya ada solusi sederhana untuk masalah itu. Salah satunya adalah untuk memperkuat upaya merekrut orang – orang beriamn dan mengumpulkan lebih banyak energi ilahi yang dengannya ua dapat meningkatkan derajat keilahiannya, yang pada gilirannya secara alami akan memperluas kekuatan Ordo Ilahinya dan meningkatkan level maksimum para pemain. Yang kedua adalah untuk menghancurkan setiap dewa lain dan secara langsung mencuri keilahian mereka, kekuatan di mana ia akan bergabung dengan keilahiannya sendiri.

Jika opsi pertama sombong, opsi kedua tidak diragukan lagi jahat.

Lagipula, Xi Wei tidak akan berani secara mencolok mengganggu wilayah dewa – dewa lain untuk perekrutan orang beriman, dan bentuk pertobatan yang cerdik seperti itu telalu lambat. Tidak tahu sampai tahun kapan dia akhirnya akan mengumpulkan energi ilahi untuk menaikan ke tingkat keilahian selanjutnya.

Selain itu, mencuri dari dewa – dewa lain bukan lah cara efisien, Dewa Pekerjaan dan Anggur yang baik saat ini adalah makhluk ilahi yang biasa dan tidak tahu apa – apa tentang besi. Namun, ia menang atas mantan Dewa Anggur sebelumya dalam pertempuran ilahi, menjarah kekuatan orang lain dan karenanya menjadi dewa Anggur yang seperti sekaraang.

"hmmm, tidak mudah untuk mencari dewa lemah dan bermusuhan dengannya yang ada aku akan bertemu dewa kuat dan akan dengan mudah di hancurkan olehnya" tubuh bulat Xi Wei bergoyang – goyang karena khawatir.

***

Para dewa sendiri tidak memiliki hierarki.

Tapi untuk Tritunggal Pnecipta dan Tujuh Bapa Surgawi yang saat ini diakui sebagai yang terkuat, garis – garis yang memisahkan dewa besar, dewa menengah, dan dewa kecil sebenarnya kabur.

Mmereka semua hanya dikatagorikan secara ambigu berdasarkan kekuatan atau kelemahan Ordo Ilahi mereka, serta kinerja mereka dalam pertempuran ilahi.

Menjaid Dewa Permainana yang baru naik dan baru saja dilahirkan, ia tidak bisa ikut perang antara para dewa. Yang lebih buruk adalah keilahiannya dirusak sehingga dia bahkan mungkin tidak akan dianggap Dewa kecil – jika dia harus meletakkan jari di atasnya, dia mungkin akan digolongkan sebagai dewa lemah dan kelasnya di bawah dewa kecil.

Dan akan sulit untuk menemukan dewa lemah lain yang sama dengannya.

"`kenapa tubuhku sakit?... yah meskipun aku tidak memiliki tubuh untuk saat ini."

Xi Wei memeperpanjang tentakel untuk menggaruk apa yang seharusnya menjadi jarinya, dan tiba – tiba menyadari bahwa ada sesuatu yang salah.

Tidak seperti para dewa yang jumlah pengikutnya mencapai jutaan, mengingat bahwa semua orang yang beriman pada Xi Wei walau ditambah dengan orang – orang yang baru saja beriman dan total semunya tidak melewati dua digit, karena itu ia menyadari setiap rangkaina orang – orang yang beriman padanya.

Baru saja, urah energi ilahi telah menghilang !

Orang beriman itu tampaknya bukan milik pihak Eleena atau wilayah Angora, tetapi orang yang beriman para Dewa Game sebelumnya.

Menurut ingatan yang ia warisis, para pengikut Dewa Game terakhir mungkin adalah entitas yang tidak dapat diandalkan dan hanya bergantung pada judi. Xi Wei sendiri tidak berharap bahwa iman mereka bertahan sampai sekarang.

"Perassan itu... rasanya tidak seperti mereka beralih kepercayaan"

Mustahil bagi seorang mukmin sejati dan orang – orang di atas untuk beralih agam ke agama lain dengan cepat karena seseorang tidak akan menjadi mukmin sejati tanpa keyakinan yang kuta pada dewa pertama mereka. Jika itu adalah mulai kepercayaan baru, iman mereka malah akan perlahan membusuk, dan akhirnya menghilang di tengah – tengah saat – saat terlemahnya.

Hanya ada satu penjelasan untuk seseorang tiba – tiba seperti ini : bahwa orang yang beriman itu sedang sekarat.

Dan karena orang – orang yang beriman sebelumnya itu tidak memiliki sistme, mereka tidak dapat dibangkitkan seperti Eleena dan yang lainnya.

Tidak apa – apa jika orang – orang yang beriman mati secara alami atau dalam tidur mereka.

Namun, jika itu adalah kecelakaan atau pembunuhan, intensitas jiwa orang itu akan melesat cepat ketika mereka menghadapi kematian yang akan datang, dan kemungkinan itu akan menjadi puncak kehidupan mereka.

Mungkin itu adalah alasan yang tepat bahwa Xi Wei memperhatikan bahwa ada jalan yang menghubungkannya dengan emosi pengikutnya sebelum dia menignggal, meninggalkan energi ilahi terakhir mereka di Kerajaan Ilahi dalam apa yang tampak seperti gumpalan kabut perak dengan pandangan sekilas.

Xi Wei ragu – ragu sejenak, tetapi akhirnya meraihnya dengan tentakelnya untuk menyentuhnya.

Itu adalah teror belaka, hati yang penuh duka dan penyesalan, bersama dengan aroma kebencian bercampur baur bahwa dewa yang mereka percayai tidak membantu mereka di saat – saat terakhir mereka.

Pengikut tidak meninggal karena kecelakaan. Dia dibunuh, bahkan mungkin disiksa sebelumnya.

Xi Wei diam, tidak yakin apa yang harus ia pikirkna.

Dia pernah percaya bahwa pendahulunya – dewa permainan yang asli dan orang – orang beriman nya tidak ada hubungannya dengan dirinya sendiri karena merek bukan pengikutnya. Selain itu,

dengan reputasi mengerikan pendahulinya, orang – orang pasti percaya mereka akan segera melompat kapal kapan saja.

Tetapi sekarang dia menyadari bahwa dia salah.

Baik dirinya dan pendahunya tidak diragukan lagi adalah Dewa Permainan, dan orang – orang beriman pendahulunya juga adalah miliknya : orang – orang yang memegang iman dan mempercayakan segalanya padanya.

Meskipun ia mungkin tidak harus sembarang dengan semu pengikutnya, haruskah ia tidak bereaksi dan menyaksikan pengikutnya dibuuh,, bagaimana ia akan menjadi berbeda dari para dewa berdarah dingin lainnya di dunia ini?

"Seperti yang aku pikirkna, aku benar – benar ingin menjadi dewa yang baik."

Pada saat itu, alirang energi ilahi lainnya tiba – tiba menghilang.

Pembantaian orang – orang beriman pendahulunya terus berlanjut.

"Bang*at! Manusia rendahan itu benar – benar meremehkan ku, Dewa Game !"

Setelah membuat pilihannya, Xi Wei merasa seluruh tubuhnya rileks. "Jangan panik, orang – orang ku, tuhanmu akan datang!"

Próximo capítulo