"Mohon maaf, tapi Nyonya dan Tuan, kedua putri Anda memiliki ciri-ciri dari penderita Albino, dan..."
Dokter wanita itu tidak melanjutkannya, tapi kata-kata lanjutannya seharusnya ini:
""Melihat refleksi retina mata keduanya, ada kemungkinan bahwa mereka terlahir buta.""
– Dua gadis kecil yang manis harus menanggung ini, Dunia sialan! Ini kali pertama aku mengumpat pada Dunia...Sial! Aku tidak berguna.
"Albino....Dua putriku, mengidapnya...Tidak mungkin, mereka..." Tubuh Laelia bergetar pada saat ini.
Dia benar-benar merasa bahwa Dunia disekitarnya berubah menjadi abu-abu. Tapi ketika dia merasakan dua kehangatan di sisi kanan dan kirinya, warna itu perlahan kembali dengan tenang.
Dan Samael...
Srettt...
"Apa maksudmu dengan mengatai itu pada putriku, Hah?!"
Dengan mata dingin, Samael mencekik dokter wanita itu hingga dia terangkat ke udara!
"Ugh...Khhh, itu... Kenyataan...Hkkk..."
"Sa-Samael! Turunkan, dia!...Huhhh, Huhh..."
Plop!
Samael melepaskan dokter itu, tapi saat dia berjongkok, mata dingin itu membuat nafas dokter wanita itu tercekat. Terutama mata tanpa emosi yang penuh akan rasa darah yang berat!
"Apakah kau tahu apa artinya mengatakan itu? Putriku cacat? Hahhh? Katakan lagi, berikan bukti, jangan bicara dari mulut ini secepat itu, jika tidak...dimasa depan, mulut ini akan kuhancurkan...."
"Paham?" katanya saat mendekati wajah dokter itu dengan tampilan kasar.
Dokter wanita itu dilepaskan, tapi tanpa disadari, ada bau menjijikkan dari bawah yang merupakan air seni dari dokter wanita itu!
Samael mendecakkan lidahnya, kemudian saat dia menatap dua putri kecilnya, wajah itu langsung meleleh dan menunjukkan raut wajah konyol!
Mengangkat salah satu diantara keduanya, Samael dengan hati-hati memeluk mereka: "Ouou, hehe, ini putriku, putriku yang cantik~~"
"Kyakyayaayaya...Heheheh~~"
Suara kecil manis susu itu membuat Samael merasa dunia disekitarnya benar-benar cerah, dan bahkan lingkungan Surga tidak sebaik lingkungannya sekarang!
Laelia tersenyum pada saat ini, tapi saat dia melihat putri satunya, dia merasa sedikit sedih...
Dia kemudian bertanya pada perawat disana yang membantu dokter wanita yang ketakutan tadi:
"Nona perawat....bisakah kita mendapatkan hasil tes mengenai dua putri kami? Tolong."
"Lia, kau..."
"Diam sayang. Ini bukan Dunia kita lagi. Warna rambut putih identik dengan penyakit Albino disini, dan warna pupil putri kita juga aneh di Dunia ini....Kita harus siaga dan, kau tidak ingin ada kecelakaan dengan putri kami bukan?"
Samael membuka mulutnya, tapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Laelia benar. Di Dunia sana, warna rambut seperti ini sangatlah biasa, bahkan rambut perak murni seperti Atira disana sangat biasa karena ada keberadaan kekuatan super.
Tapi disini, Dunia ini tanpa kekuatan super, sihir, atau apapun itu. Ini dunia yang murni tentang teknologi, dan keabnormalan adalah pertanda penyakit disini!
Melihat putri kecil di pelukannya, Samael entah kenapa merasa sakit memikirkannya.
Pada akhirnya dia hanya bisa menganggukkan kepalanya: "Aku mengerti, mari kita lakukan tesnya."
Setelah kejadian itu, Laelia dipindahkan ke ruangan VIP untuk perawatannya. Disaat yang sama, Samael membawa dua putrinya, Aura dan Lily untuk pengambilan sampel darah dan tes di mata mereka untuk menemukan apakah ada kelainan.
Saat keduanya menangis karena jarum suntik itu, Samael merasa hatinya sangat sakit dan disaat yang sama aura membunuh itu ditujukan kepada dokter pria itu yang sangat ketakutan.
Karena aura membunuh ini, proses pengambilan sampel menjadi sangat lama, tapi untungnya berhasil dengan baik~
Dan sekarang, Samael masuk ke ruangan VIP sambil membawa dua putrinya di kedua tangannya dengan lembut.
Saat dua masuk, terlihat kelompok wanita yang terdiri dari Atira, Lucy, Chelsea, Agnes, Kalika, Alisha, dan Nirenga!
"Wahhh! Apakah ini putri kecilku ?! Lihat, lihat! Aku ingin menggendongnya~" (Kalika)
"Tunggu! Dasar gendut, jangan ambil dulu, aku duluan! Dan dia bukan putrimu!" (Lucy)
"Aku tidak gendut! Hanya saja, perutku, perutku agak membesar!"
"Itu gendut, bodoh!"
"Hehe, siapa namanya suamiku?" tanya Atira saat mengambil satu diantara dua putri salju tidur itu.
Disaat yang sama, Atira benar-benar ingin cepat-cepat melahirkan. Usia kandungannya sudah 6 bulan, kurang tiga bulan...dan dia sudah tidak sabar;
"Kakak perempuan yang kau gendong, namanya adalah Lily Duodere, dan digendonganku adalah si adik, Aura Duodere."
Sebenarnya, nama keduanya seharusnya Lily Brandish Conna dan Aura Brandish Conna.
Tapi Samael merasa aneh dengan penamaan "Brandish Conna" yang diberikan "dirinya" dan Kakek Dewa itu dulu.
Jadi dia tidak menambahkan Brandish Conna kedalam nama keduanya, dan menggantinya dengan nama keluarganya sendiri.
Maksudku...bukankah sudah sewajarnya kalau nama keluarga mereka menjadi Duodere? Aku akan protes kepada Kakek sialan itu nanti jika dia tidak puas.
Bahkan jika itu tidak sesuai dengan masa depan, tapi sejarah bisa berubah, terutama ini adalah kejadian di Dunia Paralel...Tidak ada masalah bahkan jika namanya berubah!
"Heee~ Aura dan Lily, salam kenal sayang. Dan, selamat datang di Dunia~" bisik Atira dengan penuh cinta ibu.
Laelia sendiri, dia mengulurkan kedua tangannya: "Biarkan Mama memeluk putrinya, bisa bukan, Papa? Jangan memonopolinya?"
"Ugh, aku tidak memonopoli, nah, hati-hati...."
Laelia menggendong Aura dengan sangat lembut, dan senyuman penuh cinta ibu akhirnya muncul disana.
Melihat kejadian ini, para wanita yang lain tergerak san segera berisik sehingga membuat Lily dan Aura menangis.
Alhasil suasana menjadi ramai karena berusaha menenangkan keduanya.... Benar-benar....hanya karena dua bayi, suasana bisa berubah sebegitu besarnya.
Setelah dua jam, tiba-tiba dokter membawa dokumen dengan wajah aneh kepada Samael, dan hasilnya membuat Samael puas:
"Lihat! Putriku hanya unik, itu bukan penyakit albino atau apalah!"
"Ya! Ya! Saya salah, dan selamat Tuan..."
Tapi dalam hati, dokter itu mengeluh: ""Jelas hanya tes, tapi kenapa rasanya kau sangat sombong! Tapi ini benar-benar langka....rambut putih dan pupil ungu tanpa kelainan pada gen atau sel yang artinya lahir alami....""
""Seolah peri yang lahir dalam dongeng ke Dunia manusia!""
Samael tidak peduli dan membeberkan berita ini kepada semua orang sehingga kebahagiaan melejit pesat karena taju bahwa alasan Lily dan Aura memiliki rambut putih dan pupil ungu karena alami dan bukannya karena penyakit!
Melihat para wanita itu yang bahagia, Samael yang duduk di sofa ruangan VIP itu tersenyum hangat.
Tapi dalam hatinya dia berbisik:
""Kakek, kau disana kan? Keluarlah, dan berikan penjelasan.""
Wushh...
Dunia sekali lagi menjadi abu-abu secara asli, dan Samael melihat bahwa hanya dia, Laelia dan dua putrinya yang tidak terpengaruh pada penghentian waktu.
"Sayang, ini..."
"Oh? Apakah ini cucuku? Wahaha, sangat cantik, lucu, imut!" suara itu tiba-tiba muncul disamping Laelia yang membuatnya terkejut.
Samael sendiri tidak banyak basa-basi: "Jelaskan Kakek, kenapa kedua putriku memiliki kelainan seperti ini? Seharusnya, mereka memiliki rambut emas dan pupil biru atau emas, kenapa ini terjadi?"
Kakek Dewa menggendong Lily dan berkata sambil mencemooh Samael: "Apakah induksimu tumpul setelah lama tinggal disini?"
"Hah? Apa maksudmu?"
"Tsk." Kakek Dewa mencibir Samael dan berkata: "Kau ingat siapa kau yang sebenarnya? Kau adalah reinkarnasi Michael dan Lucifer...Dan seperti yang kukatakan dulu, anakmu tidak akan menjadi biasa-biasa saja setelah lahir."
"Ditambah, ini adalah putrimu dengan gadis ini, jadi kekuatannya luar biasa abnormal. Selain itu, Dunia ini tidak memiliki "Mana" sehingga mereka berdua yang baru lahir kekurangan asupan gizi Mana sehingga rambut dan mata mereka menjadi "layu" seperti ini."
"Nah, ini juga bisa kalian simpulkan bahwa kekuatan keduanya tersegel di Dunia ini sama seperti halnya kekuatan kalian."
"Dunia, menyegel putri kami, Kenapa?" x2
Raut wajah Kakek Dewa menjadi serius, saat akhirnya dia mengatakan: "Kenapa? Bukankah sudah jelas?"
"Dunia disini lebih lemah secara garis besar."
"Jadi jika kedua gadis ini dibiarkan, Dunia ini akan hancur oleh anak kalian berdua, semudah membalikkan telapak tangan mereka...orang tua bodoh."