webnovel

Perbedaan Pendapat

"Bagaimana mungkin." Santiago mengangkat bahunya malas saat mengatakan ini dengan nada mengejek.

"Burj Khalifa memang menjadi simbol penting Dubai. Tapi apa kau tahu dampak dari kemunculan ini? Pasar menyempit tanpa kau sadari hanya demi kemewahan belaka."

"Kalau begitu saya mungkin sedikit skeptis sekarang, Tuan Santiago." Samael tiba-tiba mengatakan ini saat meletakkan laporan Santiago.

Menatap mata Santiago yang meminta jawaban, Samael menjawab: "Jika Anda mengatakan Burj hanyalah pemborosan dan penyempitan lingkungan kerja, maka Anda harus membaca terlebih dahulu apa itu Dubai yang sebenarnya."

Sayangnya Santiago menggelengkan kepalanya saat mengatakan: "Tidak perlu meninjau lagi. Sebagai arsitek, saya lebih tahu detail tentang kota ini dibandingkan Anda. Bagi saya, karena Burj ada dan kemewahan itu ada, kota ini selalu tampak seperti tidak memiliki jiwa."

"Tinggal disini memang memiliki fasilitas yang menunjang, tapi itu didasari oleh harga yang mahal. Tapi bukan hanya itu saja, tinggal disini bagi saya hanya seperti tinggal di satu mal super besar."

"Yang lebih menjengkelkannya lagi, sebagian besar lingkungan lama dihancurkan, semua budaya diimpor hanya untuk menjadi simbol kekayaan. Jika untuk liburan saja, saya lebih memilih Oman dan Yordania dibanding Dubai atau Abu Dhabi. Tidak, Abu Dhabi masih lebih baik..."

"Lalu kenapa Anda menginginkan proyek ini diadakan di kota ini? Apakah itu sama saja dengan dirimu menambahkan Simbol Kekayaan yang kau benci ini?" Samael menyilangkan kakinya saat menatap tajam Santiago.

"Selain itu, saya merasa Anda tidak membicarakan Dubai. Bukankah Las Vegas dan Los Angeles juga sama? Kupikir Anda memiliki sedikit kesalahan?"

"Bisakah Anda menjelaskannya?"

Liu Yue dibelakang terkejut melihat Samael yang sekarang. Bagaimanapun, dua tahun yang lalu, dan bahkan sekarang, apa yang ada di otaknya adalah Samael yang lembut...

Melihat Samael yang mendominasi seperti ini, entah bagaimana agak aneh. Tapi disaat yang sama dia memikirkan plot romcom novel dimana dia menjadi Heroine yang dipaksa oleh Bos yang mendominasi~

Memikirkannya saja membuat pipi Liu Yue memerah dan dia akhirnya menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya.

"Saya tidak menyangkal semua perkataan Anda, Tuan Samael." Santiago mengatakannya dengan serius: "Semua kota besar dan maju akan menjadi simbol kekayaan tanpa adanya jiwa di dalamnya."

"Yang ingin saya katakan adalah, semua yang tinggal di kota ini sangat kesepian tidak seperti Las Vegas yang murni tempat berfoya-foya dan berjudi, sementara Los Angeles berfungsi sebagai salah satu kota ekonomi pertama di Dunia."

"Pertanyaannya, kenapa? Itu karena Dubai tidak memiliki hal lain selain tempat membuang uang tanpa tema apapun. Mereka yang tinggal disini berbeda dengan di Las Vegas yang murni penjudi."

"Disini, semuanya tidak bisa menginvestasikan waktu satu sama lain. Persahabatan dan hubungan terlalu rapuh ketika mereka yang ada disini dapat kehilangan pekerjaan sewaktu-waktu."

"Ekonomi? Maaf, tidak masuk akal. Kota ini bekerja terlalu cepat tanpa ada filter seperti di Los Angeles. Kota ini bekerja terlalu cepat, dan jelas mata uang datang dengan cepat....Tapi apa selanjutnya?"

"Tanpa kehidupan sosial atau hubungan yang lebih dalam dengan tempat ini, semuanya sangat dangkal sehingga tidak menambahkan 'jiwa' ke tempat ini!"

"..."

Samael terdiam, karena dari pembicaraan ini, tujuan Santiago ingin membangun tower ini bukan hanya demi simbol kekayaan dan menampung semua pedagang kalangan bawah untuk mendapatkan tempat.

Dia juga ingin para pekerja luar untuk mendapatkan waktu dan koneksi yang tepat dengan terbangunnya tower yang terlihat seperti tower observasi ini.

....Samael memang harus mengakui, Kota ini terlalu stres. Bahkan melebihi stres dari kota tingkat atas lainnya.

Orang-orang disini sangat materialistis dan mencolok, memamerkan kekayaan apa pun yang mereka miliki dengan mobil mewah, jam tangan, dll.

Ini membuat situasi di mana setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan lebih banyak uang sepanjang waktu hanya untuk bersaing dengan keluarga A atau B. 

Dan hasilnya, itu menciptakan budaya di mana setiap orang bekerja sepanjang waktu sehingga itu akan menjadi sangat umum bahwa majikan mengharapkan karyawannya untuk bekerja keras tanpa mengeluh....

Dia hanya ingin menampung orang-orang bawah ini, kan? Masalahnya adalah, Santiago ini masih ...

"...Naif."

Bang!

"Apa maksudmu dengan naif ini ?!" Santiago langsung mendobrak meja saat Samael mengatakan kata di atas.

Samael sendiri hanya memainkan kakinya sambil bersandar malas di kursinya: "Aku mengatakannya lagi, kau naif."

"Bukankah semua tempat di kota itu seperti ini? Orang-orang yang tidak bisa mengikuti perkembangan hanya akan jatuh..."

"Kau hanyalah kapitalis serakah! Kau ingin mengatakan bahwa ini semua terkait dengan pekerjaan?" Santiago akhirnya tertawa dengan marah!

"Terus terang saja, apakah kau paham apa Dubai itu sendiri? Ini hanyalah sebuah kota yang seluruh tempatnya terlihat kosong. Kota harus memiliki jiwa, san Dubai tampak seperti investasi tanpa tujuan yang tidak memiliki jiwa selain [Uang] !!!"

"Tidak Tuan Santiago, Dubai tidak kosong." Ermanno mengatakan, "Hanya saja ini bukan kota yang dapat dilalui dengan berjalan kaki.... Itu karena kebanyakan orang suka mengemudi."

"Terutama ketika cuaca menjadi 120°F, apakah Anda berpikir akan ada yang mau berjalan?"

Santiago menarik nafas dalam-dalam dan berkata, "Kota ini terlalu kacau, tidak ada keindahan! Itu karena manusia di dalamnya hanya tahu "uang" tanpa sosialisasi!"

"Di mataku pribadi, kota ini hanya kekacauan bangunan tanpa pesona yang tampaknya berserakan secara acak! Tapi jika aku berhasil membangun tower observasi ini, membentuk bangunan ideal disekitarnya, dan memberikan kenyamanan bagi semua orang...."

"Itu akan menjadi hal yang sangat bagus! Orang-orang akan memiliki waktu untuk bersosialisasi, kota akan mendapatkan jiwanya, dan keindahannya akan terus terpancar selama bertahun-tahun !!!"

Santiago berdiri dengan senyuman lebar saat tangannya terbuka lebar kesamping.

Hanya saja, Samael melempar tatapan sedih pada Ermanno yang saat ini menghela nafas lelah. Melihat ini, Samael juga tidak bisa menahan diri untuk menghela nafas juga...

"Apa, apakah kau masih berpikir aku salah?" wajah Santiago muram.

Samael membuka mulutnya saat mengatakan, "....Naif, kau pikir, kau bisa merubah Dubai hanya dengan ini?"

"Sebagai perbandingan lain, dengan menambah bangunan yang kau pikirkan itu, apakah kau berpikir... kau bisa merubah Las Vegas?"

Ketukan jari terdengar saat Samael mengatakan, "Jawabannya hanya satu, tidak mungkin! Itu karena manusia di dalamnya sudah terbiasa."

"Lingkungan ada untuk manusia, tapi manusia hanya setengah yang peduli pada lingkungan! Manusia hanya peduli pada diri mereka sendiri, itulah dosa terberat manusia, KESERAKAHAN."

"Jadi Tuan Santiago....Aku bilang kau itu naif."

Próximo capítulo