webnovel

Dibalas!

"Mama!—"

Dengan air mata berlinang, May langsung memeluk Helina disana dengan sangat cepat.

Samael hanya menarik Helina ke pelukannya, dan disana ketiga orang ini saling berpelukan, dimana Samael dan Helina dengan senyum kecut mencoba menghibur May.

Kakek Dewa di sisi lain hanya tertawa dan berbisik, "Semuanya sudah selesai, tapi idiom Family is Family benar-benar kuat..."

Setelah beberapa menit menangis, Samael menghapus ingus dan air mata dari wajah kecil adiknya, sekaligus calon putrinya di masa depan.

Helina akhirnya menyandarkan kepalanya pada pundak Samael dan bertanya, "Kurasa kau punya banyak hal yang harus dikatakan kepadaku setelah ini?"

"Misalnya?"

"Semuanya, termasuk pertemuanmu dengan Nya..."

Sengaja menekan kata "Nya" disana, Samael sudah paham apa maksudnya dan siapa yang menyebarkannya.

Helina tertawa kecil dan memberikan ciuman lembut ke bibir Samael sebelum akhirnya dua berdiri.

"Aku sudah memutuskan ini, May akan menjadi salah satu putriku di masa depan. Sayang, selesaikan urusanmu dengan Nya sekarang, aku akan pergi untuk bersiap di pesta malam ini."

"May, ayo pergi."

"Oke~"

May dengan senyuman yang lebih cerah dibanding senyuman awalnya menjawab dan pergi untuk duduk di atas kepala Helina.

Ini benar-benar hari yang memiliki banyak kejutan bagi May!

Sekarang, dia hanya perlu menunggu sampai saat dia akhirnya akan menjadi anggota keluarga asli dari Duodere !!!

Melihat kepergian keduanya, Samael berkata: "Aku tidak akan berterima kasih atas bantuanmu tadi."

"Aku tidak membutuhkannya. Kau pikir kata terima kasih bisa membuatku senang?"

Dengan jijik Kakek Dewa berkata, "Aku bisa melakukan apapun, bisa membuat apapun, dan semuanya ada di genggaman tanganku."

"Hanya kau bocah seorang, Huh!"

Entah kenapa Samael tidak marah dengan sifat menjengkelkan dari sosok orang tua di depannya ini.

Tapi setelah dia tersenyum tipis, Samael menanyakan masalah paling krusial.

"Sekarang masalahnya, bagaimana kita akan mengganti..."

"Serahkan semuanya padaku, biarkan aku memberikan hadiah pada May kecilku juga. Lagipula masalah mengganti jiwa janin yang bahkan belum terbentuk selama dua bulan....itu terlalu mudah bahkan bagimu."

"Dan bocah, jangan khawatirkan masalah bantuan yang kau perlukan atas May..."

Seolah Kakek sialan ini adalah cacing gelang di perut Samael yang tahu segalanya, dia berkata: "Selama masa kandungan, May masih mampu untuk membantumu secara dia adalah bentuk jaringan tertinggi yang kubuat."

"Tapi setelah dia lahir, minimal 5 tahun, May tidak akan bisa membantumu karena dia dan tubuh barunya harus menyesuaikan diri dengan kemampuan aslinya."

"Meskipun aku bisa merubahnya dan membuat hal di atas menjadi omong kosong belakang, tapi..."

Menggerakkan dua hari seperti pencatut uang, Kakek Dewa hanya berkata: "Ada harganya."

"Cih, permainanmu semakin dan semakin membuatku bosan." Samael memeluk dadanya dengan keduanya tangannya dan memandang orang tua di depan dengan jijik.

Kakek Dewa hanya tertawa dan berkata, "Jika mengambil kalimat di Dunia ini, maka itu adalah «Ada Harga Ada Kualitas» !!!"

Setelah mengatakan ini, dia berdiri dan berkata: "Meskipun aku yakin kau tidak akan menggunakannya."

Samael juga berdiri dan mengangkat bahunya malas, "Lima tahun, itu lebih dari cukup bagiku untuk duduk diam di rumah dan melihat uang mengalir ke dompetku."

"Bagaimanapun, perkembangan kerajaan bisnisku terlalu cepat dan kecepatan sumber daya manusia selalu menjadi masalah kendala di berbagai perusahaan."

"Ya ya, kau menjadi semakin dan semakin fasih. Ahhh...Aku masih ingat bocah lugu dan polos dua tahun yang lalu."

"Maksudku...Lihat ini."

Disamping Kakek Dewa, sosok yang akrab muncul seperti sebuah hologram 3D, dan itu jelas adalah sosoknya...

Hanya saja dengan tubuh sedikit kurus, mata biru yang kusam, dan rambut yang tidak tertata dengan poin ketampanan yang berbeda...

"Kau benar-benar membuat nostalgia menunjukkan ini padaku." Kata Samael kecut.

Kakek Dewa menghapus hologram itu dan tertawa, "Manusia selalu berkembang jika diberi kesempatan, kau...adalah contoh terbaikku."

"Jika diibaratkan sebuah dadu, setiap pelemparan yang kubuat kepada dadumu itu, kau sekarang ada di angka enam."

"....Kau mengancamku?" Samael bertanya dengan hati-hati.

"Apakah perlu untuk mengancammu? Hahh...Bocah zaman sekarang, benar-benar terlalu besar kepala!" Kakek Dewa menatap Samael, lalu menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas.

Ini membuat sudut mulut Samael berkedut, dia benar-benar tidak berubah dan selalu membuat siapapun kesal!

Tapi....itu benar.

Semua yang dia dapatkan sekarang karena orang di depannya.

Jika dia ingin menghapusnya, apakah dia punya cara? Inilah manusia, mainan Tuhan, dan dia, Samael hanyalah mainan yang lebih spesial di matanya...

Mungkin.

"Lupakan, tidak ada gunanya membuat retakan diantara hubungan ini. Kakek, terima kasih."

Samael tersenyum, dan Kakek Dewa juga tersenyum: "Ya, aku menerima terima kasih tulusmu."

"Ngomong-ngomong, bisakah kau kesini?"

Samael mendekat, dan tiba-tiba, sosok Kakek Dewa menghilang dan hembusan angin dibelakang membuat wajah Samael pucat!

"Brengsek !!!—"

"Hahahaha! Balasanku bocah, terima ini !!!—"

Bang!

Samael langsung melaju kencang hingga menancap ke tembok karena tendangan keras di pantatnya yang dilakukan oleh Kakek bajingan itu!

Kakek Dewa menghilang sambil tertawa terbahak-bahak, ini rasanya sangat menakjubkan !!!—

Akhirnya aku bisa membalaskan dendamku !!

Samael di sisi lain hanya bisa terjatuh lemas ke lantai saat ini, dan berkata kotor tanpa ragu: "Bajingan sialan....Kembalikan rasa terima kasihku tadi !!!"

Bom!

"Yang Mulia?! Apakah Anda baik-baik saja !!!!" x4

Empat ksatria yang masuk karena suara keras tadi benar-benar terkejut melihat Samael yang jatuh ke lantai dengan pose yang lucu!

Melihat keempat ksatria ini, Samael hanya berkata dengan polos: "Apa?! Apa yang kalian lihat?!"

"Melihat seseorang yang ditendang di bokong oleh Tuhan, pernah melihat san mencobanya!?"

Próximo capítulo