Kembali ke sisi Samael.
Dia sudah keluar dari ruangan itu, dan segera dia disambut oleh kelompok orang, lebih-lebih dokter yang melihatnya dengan mata berbinar.
Kakek Henry di satu sisi segera bertanya, "Ada apa denganmu? Dan bagaimana dengan ibumu?"
Samael menjawab, "Tidak ada masalah, hanya saja....sedikit emosional. Ya, itu biasa terjadi, jangan khawatir Kakek."
"Biarkan Ibu beristirahat penuh hari ini, dan Teresa!" Suara Samael serius saat memanggilnya, "Patrolikan beberapa ksatria di sekitar ruangan ini."
"Aku ingin daerah ini di isolasi seharian penuh, dan kecuali pelayan yang kusuruh, tidak ada yang bisa masuk keluar sesukanya !!!"
"Sesuai perintahmu, Yang Mulia!"
Teresa memberikan membungkuk sedikit dengan tangan kanan di dada kirinya, lalu dia balik kanan dan pergi dengan tegap.
Latifa menatap Samael dengan penuh harap, dan Samael dengan lembut menepuk kepalanya, "Kau benar-benar....masuklah, dan rawat Ibuku?"
"Hehe, Yang Mulia benar-benar lembut. Meskipun tadi aku agak terkejut~"
Samael tidak bisa menahan diri untuk tertawa mendengarnya, sementara itu, tiba-tiba satu dokter disana maju dan bertanya.
"Yang Mulia, kalau begitu, bisakah saya masuk dan memeriksa Ibu Yang Mulia?"
Kata-kata ini mengejutkan para dokter yang lain, dan mereka yang tersadar bahwa mereka terlambat hanya bisa menatap dokter yang bertanya tadi dengan kesal!
Kenapa mereka kesal, apakah ada masalah?
Sejujurnya, bahkan jika mereka adalah sama-sama para dokter Kerajaan...
Status pribadi diantara mereka sepertinya dipisahkan, dan karena sekarang Raja berganti, maka mereka merasa ini adalah kesempatan!
Benar, ini adalah kesempatan besar bagi mereka untuk tunjuk tangan dan memberikan kontribusi besar di hadapan Samael!
Dengan begitu, meski status mereka sama di mata orang luar, tapi di mata sesama karirnya, orang yang berkontribusi besar terhadap Samael akan memiliki status yang berbeda!
Ditambah ini adalah masalah Helina, Ibu Raja Inggris sekarang !!!
Jadi wajar jika mereka ingin mengambil kesempatan secepatnya~
Sayangnya...
"Tidak perlu, Ibuku hanya perlu istirahat total dan biarkan Latifa kedalam dan berbincang dengannya."
"Eh..."
Para dokter tercengang mendengarnya, dan Kakek Henry mengerutkan keningnya saat mengatakan: "Samael, jika ada yang salah..."
"Ini perintah."
Dua kata langsung membungkam semuanya, dan Latifa diam-diam menutup mulutnya melihat ini.
Melihat orang lain diperlakukan sama sepertinya tadi, itu masih sangat lucu dan layak untuk dilihat~
Samael sendiri jelas tidak mau membongkar masalah Helina saat ini.
Selain masalah mental dan semangat Helina yang masih labil saat ini, ada juga masalah dimana Samael tidak mau rumor menyebar.
Monyet bahkan tidak apakah mulut para dokter ini tidak ember bukan?
"Baiklah! Aku akan kembali ke pesta dengan Kakek. Latifa, kuserahkan Ibu padamu, dan kalian sisanya, silahkan kembali ke pos kalian masing-masing."
"Dimengerti !!!"
Setelah mengacak-acak rambut Latifa yang indah, Samael langsung pergi dengan Kakeknya, sementara Latifa dengan mulut mengerucut masuk ke dalam ruangan sambil merapikan rambutnya yang diberantakkan oleh Samael.
Sementara para dokter, mereka hanya bisa saling menatap satu sama lain, lalu menghela nafas lelah...
Gagal, waktu pamer ternyata gagal...
--------
Di sisi Tivania, yang saat ini masih melakukan pertemuan kecil-kecilan dengan para wanita lainnya.
Dia saat ini menghela nafas dan menyisihkan rambut di wajahnya kebelakang telinganya saat mengatakan, "Kurasa aku akan pergi ke aula lagi, bagaimana dengan kalian?"
"Hmm~ Aku akan berada disini dulu, bukan begitu Nenek?~"
Nenek Haura tertawa kecil sambil mengelus rambut Riana, dan dia berkata: "Aku akan disini juga sayang, tulang lamaku tidak kuat untuk terus berdiri, dan titipkan salamku pada Suamiku disana."
Tivania mengangguk dan melihat yang lain.
Victoria menepuk pundak Sophie ringan dan berbisik, "Sophie, ini adalah langkah tersembunyi, dan sebagai Calon Permaisuri Yang Mulia, kau kalah saat ini."
Mata Sophie bergetar, "Maksudmu..."
"Sayang, kau lah yang seharusnya mengambil inisiatif! Jangan biarkan anak itu memainkan peran utama!"
"Sekarang tidak ada cara lain, ikut ke aula dan biarkan aku membantumu bersosialisasi~"
Sophie mengangguk dan menunjukkan pandangan syukur pada Victoria, yang saat ini diam-diam menunjukkan senyuman aneh di sudut matanya~
"Kalau begitu aku juga akan disini saja." Dilraba yang saat ini bermalasan di sofa mengatakan ini.
Dengan telungkap, dia berkata lagi: "Aku tidak terlalu suka perjamuan, terlebih pertemuan para politikus."
"Ahhh, aku tahu itu. Tapi kurasa aku harus kesana secara ada beberapa Direktur dan aktris film yang ingin kukenal." Fan Bingbing mengatakan ini.
Kat hanya tertawa kecil, "Aku akan ikut denganmu Fan."
Yang Mi hanya menghela nafas dan berkata, "Ini benar-benar anak buah yang malas, dan kenapa perbedaan begitu jauh dengan dua aktris lainnya."
"Tapi karena aku masih Bos dan sedikit mewakili Disney, aku memang harus menambah kontak dengan sosialisasi ke aula."
"Kau benar, aku juga." (Alisha)
"Aku juga." (Mary)
Tiga wanita pengusaha besar mengatakan ini, dan Kalika serta Agnes juga diam-diam mengangguk menyetujui usulan atasan serta sahabat mereka ini.
Di sisi lain, Queena hanya mengangkat bahunya dan berkata: "Aku akan pergi menjemput Finri, dia dan yang lain seharusnya akan sampai tidak lama ke istana."
"Ahhh, aku juga mau ikut bertemu Adik Samael-sama! Hmm~ Boleh ??~~"
Melihat Akiko yang menanyakan ini, Queena menunjukkan senyuman lebar dan isyarat oke disana!
Dan begitulah, semua wanita akhirnya membagi perannya masing-masing dan pergi dari ruangan satu per satu meninggalkan Riana dengan Nenek Haura seorang disana.
Pada saat inilah, Riana tiba-tiba menerkam Nenek dengan lembut dan memeluknya disaat yang sama dia bertanya: "Sekarang Nenek, biarkan aku mendengarkannya~"
"Oh? Apa yang ingin kau dengar sayang?"
"Tentu saja tentang Duodere, dan proses Samael menjadi Raja Inggris !!!"
Riana tiba-tiba terpikirkan sesuatu saat dia menambahkan, "Dan pelayan disamping Samael itu, aku merasakan aura yang sama denganku di dalam tubuhnya...."
"Oh? Apakah kau menganggap Freya sainganmu?"