webnovel

Perintah Samael

Mendengar apa yang dikatakan Samael, Agares terkejut sejenak sebelum akhirnya dia menunjukkan senyuman yang liar dan tidak kenal takut!

"Kami sudah menunggu sangat lama untuk mendengar perintah ini Master!" Agares tertawa sangat bahagia.

Samael hanya melambaikan tangannya dan berkata, "Lakukan sesukamu, lagipula sudah tidak ada lagi rahasia yang menyelimuti Vatikan sekarang."

"Bahkan jika benar ada keberadaan yang sangat dicintai Dunia...."

"Jangan khawatir Master! Kami pasti akan meratakan tempat itu dengan cepat !!! Bahkan jika ada sosok yang kemungkinan mirip dengan Anda, kami pasti akan menang!"

Agares memotong perkataan Samael sebelum akhirnya dari langit, jatuh ratusan ribu malaikat jatuh dan sosok-sosok aneh seperti iblis jelek yang berlutut satu kaki dihadapan Samael dan Agares!

Disaat yang sama, lima gerbang lainnya muncul dan darisana muncul sosok Lilith, Leviathan, Belphegor, Asmodeus dan Belial yang sudah berpakaian perang lengkap!

Agares dan yang lain berlutut dibawah kaki Samael, dimana disana Samael mengganti kakinya lalu menopang pipinya menggunakan tangan yang lain.

"Kalian sudah mendengarnya, aku tidak akan mengatakannya lagi."

Samael berkata dengan ringan, "Seranf tempat itu, aku sudah lama muak dengan rahasia yang mereka buat!"

"Milord, tujuanmu adalah Paus itu bukan?"

Mendengar pertanyaan Lilith, Samael mengangguk: "Tujuan kalian adalah Paus, untuk wanita itu...aku akan datang nanti."

"Setelah aku menyelesaikan masalah di Inggris, aku akan langsung kesana!"

Samael berdiri saat mengatakan ini, dan pandangannya menusuk ke segala arah dari semua makhluk yang ada di Neraka ini.

Dia berbalik menuju Gerbang Neraka yang terbuka sambil mengeluarkan perintah, "Pertempuran, dimulai!"

"Yes, Milord !!!"

...

Sekembalinya Samael ke Dunia Manusia, hal pertama yang dia lakukan adalah...

"Baiklah, wajah ini masih terlalu tegas...Ya, ini lebih baik, agak melankolis akan rasa sakit! Lalu, dimana kursi rodaku?"

"Pakaianku...Untungnya ada banyak pakaian di Surga dan Neraka..."

"Ugh? Haruskah aku mendandani wajahku saat ini? Atau May, kau keringkan warna kulitku?"

Itu benar sekali, hal pertama yang dia lakukan sekembalinya ke Dunia Manusia adalah memastikan wajah dan perilakunya tidak terlalu tegas!

Lagipula akan aneh jika orang sakit akan bisa memiliki wajah cemerlang dan tampan berseri-seri sepertinya~

Setelah melakukan itu semua, Samael duduk di kursi rodanya dan mendorong roda disana agar keluar dari wilayah tak terjamah ini!

Saat keluar, dia terkejut!

"Putri Teresa?"

"Hm? Ahh, Duke? Apa yang kau lakukan disini?!"

Putri Teresa yang sedang melakukan patroli dengan bawahannya terkejut saat melihat Samael yang baru saja keluar dari gang sempit disana.

Dia mendekat ke arahnya dan memeriksa seluruh tubuhnya, "Fuuhh... Sepertinya tidak ada masalah!"

"Haha, tentu saja aku tidak ada masalah. Lagipula aku hanya melarikan diri dari Freya tadi dan akhirnya sampai ke tempat ini~"

Kebohongan putih ini anehnya diterima oleh Putri Teresa yang sedikit membuat Samael sakit...

Apakah dia sebegitu tidak teratur dipandangan wanita ini sehingga dia percaya hal aneh dan absurd itu!?

Lagipula siapa yang tidak tahu sifat Freya, pelayan sempurna yang dingin dan ketat ini?!

Tapi Putri Teresa memepercayai kebohongannya....Apakah sebegitu rendahnya aku dimatamu?!

Apakah kau dendam karena ibumu sudah masuk ke mangkuk milikku?!

Tidak, kalimat terakhir tidak masuk hitungan...~~

"Baiklah Duke, karena Anda sudah ada di tanganku, biarkan aku mengantarmu ke sisi Freya dulu!"

Kata-kata Putri Teresa ditanggapi dengan persetujuan oleh Samael.

Dengan mendorong kursi roda ini, keduanya bergerak dengan dikawal beberapa ksatria disana.

Lagipula siapa yang tahu jika tiba-tiba akan ada kecelakaan mobil datang...

Atau mungkin ada penembak jitu yang bersembunyi di gedung tinggi...

Bisa saja akan ada warga anarkis yang ingin membunuh Samael atau Putri Teresa atas nama Pengkhianat bukan?!

Semuanya disini mungkin, bahkan meracuni seseorang dengan Apel bisa saja terjadi selama itu adalah "Kerajaan" !!!

Di sisi lain, Putri Teresa tidak bisa membantu tapi bertanya: "Jujur saja Duke, kau sedang dalam masa perawatan..."

"Apakah kepentingan menonton proses tidak manusiawi ini lebih tinggi daripada kesehatan tubuhmu?"

Samael mengangkat alisnya dan berkata, "Jangan khawatirkan tubuhku, aku tahu lebih baik darimu tentang tubuhku ini."

Jangan bercanda, dia tidak sakit dan bahkan kemarin dia sudah melakukan 3P dengan salah satu heroinenya adalah ibumu!

Tentunya Samael tidak akan mengatakan ini dan berbicara, "Jujur saja Putri, kau sebenarnya ingin menanyakan... tentang hukuman tiga tingkat keluarga ini yang sejujurnya tidak manusiawi, kan?"

"...."

Putri Teresa tidak menjawab dan hanya mengangguk diam.

Lagipula hukuman tiga tingkat mengartikan bahwa jika seseorang melakukan kesalahan dan terkena hukuman ini...

Itu mengartikan bahwa tiga tingkat diatas pohon keluarga sang pelaku, semuanya juga akan terkena imbasnya!

Artinya itu termasuk Ayah, Ibu, Paman, Bibi, Sepupu, atau bahkan Kakek dan Nenek yang mengartikan penghapusan satu garis Keturunan !!!

Di Dunia Luar, ini sudah tidak dipakai...Tapi Inggris masih memakainya!

Samael sendiri juga merasa ini sudah tidak etis, tapi dia berkata: "Untuk saat ini, hukuman tiga tingkat untuk Inggris masih banyak keuntungannya."

"Tapi saat nanti Inggris kembali ke Dunia Luar, hukum ini akan menghilang dengan sendirinya."

"Warga Negara di Dunia lain pasti akan menuntut kami jika kami masih menggunakan hukum ini nantinya, jadi sudah jelas hukum ini akan terhapus sepenuhnya setelah Inggris Go Publik lagi~"

"Masalah ini memang benar, tapi Duke...siapa yang akan mengisi kekosongan Kerajaan saat ini?" Inilah yang ditanyakan oleh Putri Teresa.

Pangeran Morrigan sudah mati, Pangeran Mahkota sudah dinyatakan mati...

Sisa Pangeran ada yang sudah bersumpah di tatanan kekesatriaan dan menghilang dari daftar kerajaan, ada yang dibuang ke daerah lain, dan ada juga yang usianya terlalu dini...

Adapun Sang Putri, dia sudah pass...Putri Latifa juga tidak mungkin, Putri Kedua dan Ketiga bahkan lebih tidak mungkin!

Jadi satu-satunya yang bisa dipikirkan Putri Teresa adalah dengan menatap pada pemuda tampan yang sedang dia dorong.

Samael terdiam sejenak sebelum akhirnya dia membuat ekspresi pahit saat mengatakan: "Sejujurnya Putri, semua rencana ini ada sangkut pautnya dengan Ayah Rajamu..."

"Ayah, Raja?"

Putri Teresa akhirnya mendapatkan kebenarannya dan menghela nafas, "Benar saja..."

Próximo capítulo