webnovel

Kebenaran Terungkap

"Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin! Bagaimana bisa orang jelek ini !!!"

"Aku sudah tidak percaya lagi, Dunia ini sudah gila! Wanita secantik diriku ini, bahkan tidak dilirik, tapi dia diterima?!"

"Konspirasi, ini pasti konspirasi global!"

"Aku menginginkan keadilan!"

"Mama! Papa! Putrimu sudah gagal dan kalah saat bersaing dengan wanita cacat buruk rupa!"

"Apa ini! Apakah ada produser film yang menyutradarai film Handsome and the Witch?! Aku ingin protes atas pemeran wanita yang harus diganti!"

"Bukankah itu seharusnya, Beauty and The Beast?"

"Sekarang situasinya terbalik! Penyihir ini pasti menggunakan guna-guna pada Pangeranku!"

"Aku, pangeranku, kenapa...Woooooo–"

"Sophie?! Kenapa dia, bisa dipilih! Aku, aku tidak terima ini, seharusnya aku yang dipegang oleh pangeranku!"

"Tuanku, bawa aku juga! Selir pun tak masalah! Tidak, bahkan jika bukan selir, asalkan kau meninggalkanku benih di rahimku..."

"Brengsek! Kau cari masalah denganku bukan! Aku akan melahirkan anak Tuan Duke !!!"

"Pangeranku! Tuanku !!–"

.

.

.

Mengabaikan teriakan wanita-wanita disampingnya, Sophie hanya bisa mengatakan sesuatu dengan gugup.

"Kau, tidak, Tuanku...Peri Danau?"

Samael tersenyum dan mengangguk, "Apa, kau sudah melupakannya? Kau hanya mengira itu mimpi?"

"T-Tidak! Tuanku, aku tidak bermaksud..."

"Sstt..." Samael menghentikan apa yang akan dikatakan Sophie dengan jarinya.

Gerakan ini sekali lagi membuat semua wanita ribut, dan pada akhirnya gerakan radikal langsung terjadi dimana beberapa wanita langsung maju dengan marah ingin mencakar Sophie!

Bang! Bang! Bang!

"Jangan bergerak! Bergerak lagi dan peluru ini akan tertanam di tubuh kalian semua !!!"

Lusinan tentara langsung mengangkat senjata mereka. Bahkan pemimpin mereka sudah menembakkan peluru peringatan pada wanita-wanita nympho ini.

Jujur, meski mereka semua serius dan telah mengalami pelatihan besi, tapi mereka tidak bisa menahan diri untuk menggelengkan kepala mereka diam-diam saat ini.

Mereka tidak bisa berpikir, selera Tuan Duke ini sangat aneh dan fenomenal!

Freya di sisi lain yang baru saja tiba di tempat itu dengan rombongan pelayan yang membawa banyak barang tiba-tiba menghentikan langkah kakinya dan menatap Samael dengan Sophie dengan mata sakit.

Rasa sakit di dadanya sedikit tak tertahankan, dan matanya berfluktuasi saat menatap ini semua

Meski begitu wanita ini masih menarik nafas dalam-dalam, menenangkan dirinya, mengembalikan ekspresi acuh tak acuh dirinya sebelum akhirnya berjalan ke sisi Samael.

"Tuan Duke, apakah dia?"

Samael mengangguk dan tersenyum pada Freya, "Dia yang kucari, Freya."

"Tapi, dia..."

Samael menghentikan kata-kata Freya dengan isyarat tangannya, dan orang ini sudah tahu apa yang akan dikatan oleh Freya.

Lagipula, jika berita ini menyebar, bukankah itu akan benar-benar merusak reputasi Samael dan Keluarga Duodere?

Jadi Samael hanya mengulurkan tangannya ke wajah melepuh Sophie, "Kau sudah tidak perlu bersembunyi lagi."

"Bagaimana!...." Sophie ingin mengatakan sesuatu pada awalnya, tapi mengetahui identitas Peri Danau, dia berkata: "Dimengerti, Tuanku."

Sophie menarik nafas dalam-dalam, dan dengan lambat dia mengambil lapisan kulit di lehernya.

"Hisss–"

"Tuhan, Tuhanku....Kau, bagaimana ini bisa terjadi!"

"Sophie, wajahmu..."

"Jadi, begitukah. Tapi aku masih tidak terima!"

.

.

.

Sophie sudah melepas kulit samaran di wajahnya, dan dia sudah memperlihatkan wajah cantiknya disana.

Meski wajahnya sedikit pucat dan tidak ada perawatan karena kerjaannya yang keras setiap harinya, tapi tetap saja itu masih wajah yang cantik.

Bahkan Freya yang ada disamping hanya bisa diam-diam menarik nafas, meski wajahnya masih dingin tak berfluktuasi, tapi hatinya bergejolak sangat cepat!

Ini wanita yang cantik!

"Tuanku, maaf karena menyembunyikan sosok ini dan menampilkan sosok menjijikkan itu kepadamu."

Sophie mengatakan ini sambil mundur sedikit. Dia mengambil kedua sudut rok kotornya, mengangkat sedikit dan dia akhirnya menurunkan kepalanya sambil menekuk sedikit lututnya.

Dengan etiket salam ini, dia berkata: "Sophie Corsfield, telah menemui Tuanku."

Setelah dia menegakkan tubuhnya, dia menarik sudut mulutnya dengan indah yang membuat beberapa pria disana tidak bisa menahan air liur mereka!

Akhirnya mereka tahu bahwa selera Duke masih tinggi!

Hanya mata mereka saja yang buta karena tidak mengetahui kebenaran ini!

"Hahaha, ya ya ya, Sophie bukan? Kemarilah, sekarang kau adalah pendampingku!"

Dengan malu-malu, Sophie melangkah maju. Tapi dia tidak memegang atau bahkan memeluk lengan Samael.

Dia sadar posisinya, bahkan jika Samael "menyukainya", itu tidak berarti posisi mereka memungkinkan hal seperti itu di depan umum.

Samael hanya menghela nafas dan menatap Baron Cohen, "Baron Cohen, aku sudah mendapatkan apa yang kucari."

"Hadiah-hadiah ini adalah persembahanku atas kerja samamu kali ini. Terimalah, aku tidak ingin kau mengatakan tidak!"

"Ya Ya! Tentu saja saya akan dengan senang hati menerimanya!" Baron Cohen yang melihat isi dari setiap kotak yang dibawa pelayan Samael memiliki mata berbinar.

Jika dia menolaknya, apakah dia bodoh?!

Samael di sisi lain sudah menaiki kudanya, dan dia langsung mengulurkan tangannya kepada Sophie dibawah.

"Ini..." Wajah Sophie memerah melihat tingkah laku Samael, tapi dia masih menerima uluran tangan ini dan naik ke kuda putih itu

Posisi duduk Sophie menyamping saat dia menaiki kuda ini. Dia ada didepan, dan Samael yang memegang tali kuda itu ada dibelakangnya, seolah dia memeluknya dengan intim.

Entah itu karena sinar Matahari atau suhu tubuh pria dibelakangnya, Sophie juga merasa bahwa tubuhnya juga memanas.

Melihat ke atas, dia melihat wajah sempurna Samael yang saat ini kebetulan memandanginya.

"Jangan perlu malu, saat ini kita adalah pasangan. Tapi itu bukan berarti kita bersama. Permintaanmu padanya, aku sudah menerimanya."

"....Itu, benar."

Wajah memerah Sophie akhirnya mereda setelah mendengar ini. Ya, ini juga ada benarnya.

Hubungan keduanya hanyalah hubungan Komensalisme. Mungkin Tuan Duke melakukan ini hanya karena perintah Peri Danau?

Apakah ini paksaan?

Tapi yang pasti...

"Tuan Duke, Anda akan membantu saya bukan?"

"Tentu saja!" Samael dengan serius menjawab, "Aku sudah bersumpah kepada Peri Danau dan Kakek Dewa!"

Sophie mengangguk, dan Samael yang tidak mendengar akan ada percakapan lagi, sudah melajukan kuda itu untuk kembali ke mobil.

Di perjalanan dia berkata, "Selain itu, pembebasan Inggris, aku juga sudah lama ingin melakukannya."

Próximo capítulo