Kebenaran itu kejam, tapi Samael memang harus mengatakan ini dengan jelas pada Olivia!
Mungkin awalnya Olivia menerima identitas ini, tapi saat ini, saat Samael melihatnya beberapa saat yang lalu...
Dia hanya melihat bahwa Olivia sedang melarikan diri.
Benar, itu seperti Olivia tidak mau mengakui lagi keberadaannya itu sendiri dan ingin menghindari semuanya....
Mungkin, ini ada kaitannya dengan beberapa kecelakaan yang Samael sebutkan sebelumnya.
Tapi yang pasti, ini adalah hal yang salah!
"Kenapa?" Olivia menggenggam erat baju basa Samael.
Samael hanya bisa menjawab, "Karena kau dilahirkan dengan itu."
"Kenapa?"
"Karena hidup sendiri tidak pernah adil, dan semua yang ada di alam semesta luas ini juga hidup di dalam ketidakadilan."
"....Kenapa?...."
"....Kau spesial, namun spesialisasimu mengakibatkan orang-orang disekitarmu tercelakai." Samael segera melanjutkan, "Sebenarnya kau termasuk dalam kategori yang langka."
"Kau anehnya memiliki ketidakberuntungan yang besar di dalam tubuhmu, namun kau tanpa sadar mengeluarkan ketidakberuntungan ini ke orang-orang dan lingkungan disekitarmu."
"Contoh paling ramah adalah rumahmu sendiri, itu....adalah sarang kematian untuk orang lain selain kau dan aku!"
"Adapun kenapa aku termasuk kategori, karena aku beruntung!"
".....Begitu..."
Samael menjawab tiga pertanyaan "Kenapa" Olivia, dan dia segera memegang kedua pipinya dan mengangkatnya untuk menatap matanya.
Benar saja, mata Olivia....terlihat sangat depresi!
Seolah, dia sudah menerima semua ini...meskipun dengan berat hati!
Benar-benar wanita yang kuat namun menyedihkan....
"Huhh...." Samael menghela nafas dan dahinya langsung menyentuh dahi Olivia.
Jarak wajah keduanya hanya kurang beberapa senti saja, dan nafas panas yang keluar dari hidung mereka bisa dirasakan satu sama lain saat ini....
Merasakan ini, Olivia sedikit tersadar dan menatap Samael dengan tenang namun sedih.
"Kau tidak merasa aneh, Olivia....Kau membuatku sial, namun sekarang? Kau melihat aku terlukai karena kesialanmu padaku?" Samael segera tersenyum kecil pada Olivia.
Olivia segera menyadarinya, dan matanya mencoba melihat keadaan Samael saat ini!
Kecuali baju yang basah karena air dan rambut acak-acakan, sebenarnya tidak ada sedikitpun luka lecet?
Bagaimana mungkin?!
Segera mata Olivia sedikit berbinar, dan Samael juga menjawab kegembiraannya dengan senyuman hangat.
"Aku bukan orang biasa, aku juga sama sepertimu. Jika kau adalah orang yang memiliki ketidakberuntungan yang tidak terbatas, maka aku memiliki keberuntunganku yang tidak terbatas!"
"Selain itu...." Samael mendekatkan wajahnya, dan langsung mencium bibir Olivia disana!
Olivia tercengang dengan ini, terutama saat lidah Samael menyerbu masuk ke garis pertahanan terakhir mulutnya!
Tapi entah bagaimana, Olivia menerima ciuman ini dengan antusias. Mungkin, Olivia sedikit menganggap Samael sebagai jenisnya kali ini dengan beberapa penjelasan dan bukti sedikit tadi....
Ciuman berlangsung selama beberepa menit, sampai akhirnya Samael mengakhiri ciuman yang membuat nafas Olivia terengah-engah!
"Kau tidak sendirian....Karena sebenarnya, aku bisa saja menyerap ketidakberuntungan dalam tubuhmu untuk memperkuatku."
"Ketidakberuntungan dan keberuntungan..."
"Bisa kau pikirkan, bukankah kita cocok satu sama lain?" Samael tersenyum kecil saat mengatakan ini.
".....Penjelasanmu masih payah seperti biasanya. Tapi, terima kasih." Olivia hanya mengatakan kalimat itu, namun rasa terjerat dalam hatinya sudah menghilang kali ini.
Di sisi lain, May yang melihat semua ini dari samping hanya bisa mencoba menahan tawanya!
Bagaimanapun, dari sudut mana dia melihatnya, jelas sekali kalau Samael menggunakan kelemahan Olivia ini untuk masuk ke dalam hatinya!
Mengambil kesempatan dalam kesempitan! Licik!
Meskipun May tahu bahwa ciuman tadi dilakukan bersamaan dengan penyerapan ketidakberuntungan Olivia, tapi jelas ini juga pemanfaatan Samael!
Kenapa harus ciuman saat menyerap itu? Itu hanyalah pemanfaatan Samael, jika dilihat dari sudut pandang orang ketiga!
"Baiklah, sekarang....dimana kita sekarang?" Samael bertanya sembari melihat sekeliling saat ini.
Semakin dia melihat semakin dia yakin bahwa keduanya saat ini ada di dalam sebuah gua yang belum terjamah....
Untungnya lubang besar di atas tempat dimana mereka jatuh memberikan sedikit cahaya pada sepasang mata Samael dan Olivia.
"May, menurutmu kita harus pergi langsung?" Samael sudah bersiap untuk keluar sembari membawa Olivia melalui lubang tadi saat ini.
Tapi May membuat layar transparan didepan mata Samael dan Olivia, dan itu menampilkan sebuah rangakaian jalan rumit disana.
"Menurut May, lebih baik Kakak menelusuri gua ini dulu!"
"Kau memetakan gua ini? Bagaimana caranya?" Samael bertanya dengan aneh.
Lagipula, ini adalah gua tanpa sedikitpun ada unsur teknologi disini! Jadi wajar jika Samael merasa aneh kenapa May sudah memetakan gua ini!
May hanya tersenyum misterius dan berkata, "Ini hanyalah kalkulasi sederhana Kakak! Setelah mengambil data wilayah dari satelit dimana Kakak tadi jatuh, ditambah ketinggian Kakak jatuh....Ahh, juga ditambah dengan masalah geografi dan beberapa hal lagi, May membuat prediksi jalan gua ini!"
"Menurut May, ini 72% tepat !!!!"
Melihat May yang mengangkat dadanya sombong dan mendengus "ehem" disana, Samael hanya bisa tertawa kecil.
Dia tidak meragukan kemampuan kalkulasi May, karena dia bisa bermain catur dengan Kakek bajingan Itu dengan kalkulasinya ini!
Di sisi lain saat Olivia pertama kali melihat May, dia agak terkejut dan penasaran....Tapi dia masih menahan untuk bertanya.
Karena bagaimanapun juga, tempat dan waktunya sekarang tidak mendukung untuk berbicara !!!!
Dan saat ini, Samael akhirnya berkata: "Kalau begitu ayo coba telusuri gua ini. Lagipula ada peta, dan tidak mungkin terkubur hidup-hidup bukan?"
"Ya...Tapi, bisakah kita menepi ke sana dulu?" Olivia menunjuk ke suatu pijakan bebatuan luas di gua itu.
Melihat Samael, Olivia berkata, "Kita keringkan dulu badan kita? Ini, agak dingin kau tahu?" Olivia menjawab sembari satu tangannya mengelus pundaknya agar sedikit hangat.
Entah apa yang terjadi, cahaya rembulan dari atas lubang menjadi lebih terang, dan Samael segera bisa melihat dengan lebih jelas sosok Olivia saat ini...
Rambut basah yang tergerai indah di wajah dengan pundaknya yang terbuka memperlihatkan kulit putihnya....
Mata berkabut yang di akibatkan kesedihan tadi, serta bibir merah yang agak membengkak karena ciuman panas....
Karena air disini jernih, Samael juga dapat melihat dengan jelas perawakan tubuh Olivia melalui pakaian yang mulai agak transparan sehingga memberikan kesan sexy lebih jauh!
Ditambah tetesan air yang jatuh dari rambutnya membuat pemandangan menjadi semakin menakjubkan!
Samael hanya bisa melihat ini dari atas ke bawah dengan cermat dan berkata dengan serius.....
"Menurutku begini saja sudah bagus...."