webnovel

Resiko

Waktu berlalu dengan cepat, dan Samael dengan Lilith yang telah selesai melakukan hal terlarang itu sekarang tengah berbaring telanjang di atas kasur dan saling memeluk satu sama lain dengan penuh semangat.

Samael yang melihat ke arah perut Lilith, matanya agak rumit karena dia tahu dengan jelas bahwa didalamnya ada anaknya...

Anak...

Sesuatu yang pada awalnya Samael jauhi karena kepengecutannya, tapi saat ini, dalam kandungan Lilith, anaknya....

Daging darahnya sendiri...tumbuh disana!

Lilith jelas merasakan tatapan Samael, dan tangannya segera mengelus perutnya yang agak mengembung sedikit karena muatan Samael...

"Apakah Master menyesal?" tanya Lilith pada Samael.

Samael menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, bukan itu. Hanya saja, aku tidak menyangka akan menjilat kata-kataku dengan cepat."

"Mungkin...dengan keberadaan di dalam perutmu, ada sesuatu yang terjadi di masa depan?"

"Anak-anak selalu dikatakan bintang keberuntungan dari orang tuanya bukan?"

Samael mencoba tersenyum tenang sembari tangannya juga mengelus perut Lilith dengan lembut.

Mendengar kalimat ini, Lilith juga tersenyum dan tangannya menimpa tangan Samael dengan nyaman.

"Jangan khawatir Master, anak ini...akan kami besarkan dengan baik. Tidak perlu khawatir akan masa depannya."

"....Ahhh, aku percaya padamu."

Setelah memberikan ciuman kecil di bibir Lilith, Samael segera berdiri dari kasur dan memakai pakaiannya.

Melihat kepergian Samael, Lilith hanya tersenyum lembut, dan dia langsung berkata: "Levi, kenapa kau tidak keluar?"

Segera sosok Leviathan muncul dengan matanya menatap sosok Lilith dengan mata marah!

"Aku iri, Lilith."

"Itu memang arti keberadaanmu bukan?"

"....Tsk, seperti yang diharapkan darimu. Jadi, apakah Tuan Muda pertama kita akan lahir darimu?" Leviathan duduk di sisi tepi kasur dan menatap perut Lilith dengan iri!

Lilith hanya tertawa melihatnya, dan senyuman lebar terbentuk di sudut mulutnya.

Tapi saat berikutnya, wajah Lilith menunjukkan wajah kesakitan dan sosoknya langsung melengkung seperti udang !!!

"Sakit! Sakit sekali! Ahhhhhhhhhh - !!!!!!! Apa yang, terjadi...." Lilith berteriak keras!

Teriakan ini membuat Leviathan ketakutan dan segera menutupi tubuh Lilith dengan air lembut yang bertugas untuk menyembuhkan!

Leviathan selalu identitik dengan air, dan air selalu berkaitan dengan nama kehidupan!

Jadi kemampuan Leviathan juga berkaitan dengan air dan penyembuhan yang sangat kuat!

Tapi saat ini, Leviathan terkejut bahwa semua kemampuannya dinetralkan saat akan membantu Lilith !!!!

"Aaaahhhhhhhhhhhhh !!!!!!!!!!!!!!!!!"

Teriakan Lilith semakin keras dan keras, dan beberapa suara keras segera datang dari luar menuju tempat itu karena teriakan Lilith!

"Berteriaklah jika itu sakit, menangislah jika itu sakit, mengutuklah jika itu sakit. Bagaiamanapun ini resiko yang harus kau tanggung untuknya."

Sebuah suara yang agung tiba-tiba terdengar, tapi hanya Leviathan yang bisa dengan jelas melihat wujud orang yang terbentuk didepan pintu karena Lilith terlalu fokus pada rasa sakitnya !!!

Disana, terlihat sosok Kakek Dewa yang telah lama tidak Samael temui, namun anehnya, sosoknya yang biasanya terlihat santai dan nakal....

Saat ini benar-benar membawa keagungan yang benar-benar sesuai dengan namanya, yaitu "Dewa !!!!"

"Apakah ada masalah dengan Lilith?!" Leviathan segera bertanya.

Kakek Dewa hanya berjalan ke sisi Lilith, dan tangannya segera menyentuh perut Lilith dengan lembut.

"Ini memang benar-benar keberuntungan bagi bocah itu....Tidak, ini juga karena keberuntungan yang kuberikan padanya bukan?" kata Kakek Dewa dengan ringan, dan pada saat yang sama, Lilith menjadi tenang...dan tertidur disana sembari merintih kesakitan.

"Baiklah, untuk sementara itu baik-baik saja...namun masalah selanjutnya tidak gratis, bocah."

Kakek Dewa menoleh, dimana disana dia melihat sosok Samael yang terlihat berkeringat deras di seluruh tubuhnya setelah membuka pintu ruangan dengan tergesa-gesa!

"Kakek, apa yang terjadi pada Lilith !!!!"

"Kau pikir anakmu yang akan lahir itu akan biasa-biasa saja? Anak dari sosok sepertimu yang terikat dengan Buku itu, akan menjadi biasa-biasa saja?" Kakek Dewa berkata dengan ringan.

"....."

Samael terdiam dan bertanya sekali lagi, "Jadi, apakah ada resiko mengandung benihku?"

"Ya. Alasan aku tidak mengatakan hal ini pada awalnya karena kau memiliki buku itu, jadi apapun hasilnya sama saja."

"Lalu...dampak dari menanggung anakku itu...."

Kakek Dewa berdiri dan melirik Samael dengan ringan, lalu berkata: "Kematian."

...

"Hmm....Ini, dimana?"

"Sudah bangun? Bagaimana keadaanmu? Apakah ada perasaan mual di perutmu?"

Lilith yang baru saja membuka matanya segera melihat sosok Samael yang terlihat sangat cemas disana!

Setelah melihat sekeliling, dia melihat saudara-saudaranya yang lain....

"Leviathan, Asmodeus, Belial, Agares, Belphegor.....Apa yang terjadi? Wajah kalian benar-benar membuatku ingin tertawa kalian tahu?" Lilith segera duduk di kasur dan tertawa lucu disana.

"Lilith, kau tidak ingat?" Leviathan tiba-tiba bertanya dengan aneh.

"Ingat? Apa yang harus diingat? Bukankah aku baru saja bangun tidur?"

Semua orang disana langsung terdiam, dan semua mata tanpa terkecuali menatap Samael yang terus diam memegang tangan Lilith disana.

Samael hanya tersenyum merasakan ini, dan dia segera berdiri setelah memberikan ciuman di dahi Lilith.

"Tidak ada, hanya saja saudarimu datang untuk menyatakan selamat padamu. Baik, karena banyak yang merawatmu, aku akan pergi?"

"Mmm...sampai jumpa My Lord." Lilith mengangguk dan memberikan ciuman di bibir Samael dengan lembut.

Mendapat persetujuan dari Lilith, Samael segera pergi dibawah tatapan rumit dari kelima malaikat jatuh lainnya disana.

Setelah pergi dari ruangan itu dan menutup pintu besar disana, Samael segera bersandar di pintu dan menghela nafas panjang!

Melihat ke punggung tangan kanannya, disana Samael melihat tanda [0] dan bergumam: "Satu permintaan yang berharga digunakan...."

"Tapi kali ini benar-benar beruntung....Jika aku tidak menyimpan satu jatah permintaan disana, maka aku akan kehilangan istri dan anakku...."

Próximo capítulo